Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Credit photo: Donny Andrian
Credit photo: Donny Andrian

Kesuksesan Anggun  menjadi penyanyi go internasional tetap  membuat dirinya rindu untuk menghabiskan waktu bergelut dengan dunia tulis menulis. Terkadang, ia pun menyempatkan waktu untuk menulis tentang apa saja! "Kita itu harus menulis untuk menstimulasi otak. Supaya kita terus berpikir dan menjadi pribadi yang disiplin," tiru Anggun mengikuti aksen ayahnya ketika menceritakan alasan mengapa ayahandanya setiap malam berkutat dengan mesin ketik jadul untuk menulis. 

Credit photo: Donny Andrian

Karena hobinya ini, tak jarang Anggun merasakan hal yang dirasakan seorang jurnalis dan penulis lepas.  Selain menjadi penyanyi, kini ia dikejar deadline dan harus pusing ketika ditagih untuk mengirim tulisan kepada sebuah platform literasi digital yang bekerjasama denganya. Buatnya, tulisan yang ia hasilkan menjadi wadah untuknya bertukar pikiran dan memberi sebuah masukan kepada banyak orang. Seperti saat sesi wawancara ini, Bela, Anggun menjelaskan pemikiran feminis dari sudut pandangnya.

Madam tussaud. Wow itu bikin GR (red-gede rasa). Sebenarnya kalau mau jujur sih, seneng banget! Jadi aku justru senengnya buat anakku, Kirana. Buat dia, mamanya akan begitu terus, immortal. 

Perempuan itu harus feminis, dan aku sampai sekarang masih membicarakan tentang feminisme. Karena banyak sekali hak perempuan yang disepelekan karena kita hidup di budaya patriariki. Jadinya, perempuan banyak yang nggak tahu dengan potensi dan kekuatan mereka. Kebanyakan kita terbiasa hidup dalam solidarisme maskulin, banyak sekali tekanan untuk perempuan. Seperti judgement terhadap perempuan yang melahirkan secara caesar lalu dianggap  belum sepenuhnya jadi ibu. Di sinilah fungsi solidaritas feminin supaya bisa memajukan cara berpikir orang-orang. Sayangnya terkadang kita menjadi korban penekanan karena datang dari diri sendiri. 

Menyiapkan makanan buat Kirana, ngaterin dia ke sekolah jalan kaki. Sampai rumah baru mandi. Jujur aku sih nggak punya kegiatan yang rutin, kadang sibuk banget sampai nggak bisa anterin Kirana sekolah, jadi yang ngaterin suami. Atau kadang nggak melakukan kegiatan sama sekali.

Feminis, Baik, Tegar.

Saya bangga karena saya ibu yang mempunyai anak yang nggak cuma baik hati, dan sehat. Tetapi juga mulai peka sosial. Dia tahu apa itu tunawisma dan yatim piatu. Mungkin nggak tahu apa arti kelaparan, tapi dia tahu kalau ada orang yang nggak bisa makan setiap hari sepertinya, dia tahu bahwa dia beruntung. Setiap hari rabu malam, pada saat musim dingin, dua minggu sekali, kami keliling di distrik aku, kasih makan untuk para tunawisma. Banyak orangtua bilang, mau membahagiakan anak, buat aku bahagia itu nggak cukup, jadi aku kepengin anakku berguna, hidupnya ada fungsinya, nggak hanya sekedar hidup, tapi bisa menginspirasi orang lain. 

Tantangan dalam hidup, bagaimana menjadi pribadi yang positif yang makin lama kehidupan ini makin negatif.

 

BACA JUGA: Stella Rissa: "Wanita Harus Pintar Menempatkan Diri." #BanggaJadiPerempuan

Editorial Team