Megan Domani & Randy Martin Dobrak Zona Nyaman Lewat 'Pernikahan Dini'

Begini cara Megan dan Randy keluar dari karakter

Megan Domani & Randy Martin Dobrak Zona Nyaman Lewat 'Pernikahan Dini'

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Sudah memasuki episode keenam, serial Pernikahan Dini yang tayang di Disney+ Hotstar terus mendapat respon yang positif dari penonton setianya. Dibintangi oleh Megan Domani dan Randy Martin, adaptasi kisah remaja ikonik di tahun 2000-an ini punya sentuhan yang lebih modern. 

Di bawah naungan produksi MD Entertainment, serial Pernikahan Dini mengemas unsur drama, romansa, dan konflik dalam keluarga lewat jalan cerita yang fresh dan relatable untuk remaja. Hanya tersisa empat episode menuju ending, jalan cerita Pernikahan Dini pun semakin memanas dengan konflik baru yang bermunculan. 

Berkesempatan mengobrol secara khusus bersama dua pemeran utama dalam serial Pernikahan Dini, simak obrolan POPBELA seputar akting, pertimbangan sebelum mengambil peran, hingga genre film yang ingin mereka coba di masa depan bersama Megan Domani dan Randy Martin dalam artikel ini.

Serial Pernikahan Dini berhasil dobrak sisi nyaman Randy dan Megan dalam berakting

Megan Domani & Randy Martin Dobrak Zona Nyaman Lewat 'Pernikahan Dini'

Berperan sebagai Vincent yang terkenal sebagai bad boy di sekolah, Randy Martin mengakui jika tokoh yang diperankannya berhasil mendobrak sisi nyamannya dalam berakting. 

Di sisi lain, kembali berperan sebagai anak SMA cukup menjadi tantangan untuknya, sebab gaya Vincent sebagai murid SMA jauh berbeda dengan pengalamannya saat masih bersekolah dulu. 

“Vincent ini bad boy-nya lain. Tidak ada gimmick, tidak ada atribut atau aksesoris yang membantu. Jadi, gimana caranya pembawaan, cara bicara atau saat menatap, orang bisa tau Vincent itu bad boy.” 

Randy turut menambahkan jika akan ada perubahan karakter Vincent yang akan mulai diperlihatkan dari episode enam. 

Menurut penjelasannya, meski bad boy, Vincent sebenarnya hanya remaja yang mudah cemburu saat melihat keluarga yang harmonis. Keadaan Vincent yang sudah lama kehilangan sosok ibunya diperparah dengan hubungan yang tidak baik dengan ayahnya.  

Megan Domani pun mengiyakan saat ditanya apakah menjadi Dini berhasil mendobrak sisi nyamannya dalam berakting. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kemiripan latar belakang antara dirinya dan Dini. 

Baik Dini maupun Megan Domani sama-sama tumbuh di tengah keluarga yang utuh dengan satu kakak laki-laki. Bagi Megan, tuntutan untuk berakting saat bertengkar dengan keluarga menjadi cukup sulit untuknya.

“Aku dekat sekali dengan keluarga aku di aslinya dan gak pernah berantem. Jadi, untuk akting seperti Dini yang bisa dibilang kadang-kadang marah kepada daddy atau kayak ngejauh dari daddy tuh sulit banget buat aku, karena I'm not that's girl,” jelas Megan. 

Tantangan lain yang dirasakan Megan Domani yakni saat dirinya berakting menjadi ibu hamil. Untuk mengatasi hal tersebut ia pun banyak berdiskusi dengan Rianti Cartwright yang berperan sebagai mama kandungnya, Mama Deborah, dalam serial Pernikahan Dini.

Harus siap retake meski sudah sampai tahap editing

Menariknya, treatment yang diterapkan untuk para pemain serial Pernikahan Dini dibuat seperti ingin memproduksi sebuah film. Hal serupa pernah disampaikan oleh Manoj Punjabi sebagai produser. 

“Menurut aku ini salah satu series yang per scenenya shootnya lumayan banyak. Kalo kalian nonton is always something going on. Always moving. Jadi kita berasa dibawa. Kalo nonton kita bukannya cuma statis, diam, dan ngobrol. Nggak. Tapi kita yang kayak sambil bikin kopi lah, ini lah. Gerak terus. It's what happens in your life. Talk while you do something,” jelas Megan. 

Tak mengherankan jika detail produksi serial Pernikahan Dini dibuat dengan ketelitian yang amat tajam. Selain menggandeng Benni Setiawan sebagai sutradara, penataan kamera pun dipercayakan kepada Ipung Rachmat Syaiful yang pernah memenangkan Piala Citra. 

“Camera movement-nya juga sangat menarik. Aku merasa lumayan gampang mendapatkan emosi karena Pak Ipung aja bisa mengerti emosi kita. Jadi, kita bisa terbawa dengan cara dia menghandle kameranya. Menurut aku itu interesting banget, sih,” ungkap Megan. 

Randy Martin turut menambahkan, “Kadang juga dia bisa ngasih shoot yang emang sekali tarik jadi emosinya nggak patah. Dan gimana bisa jadi seperti sebuah film ya karena tadi, terlibat orang-orang hebat. Jadi, dengan menyebutkan orang-orang hebat di dalamnya gue pribadi sebagai anak baru di produksi seperti ini sangat bersyukur,”

Cukup mengejutkan, meski telah masuk proses editing, Rianti Cartwright mengungkapkan jika tim produksi tak segan me-retake adegan jika ada bagian yang dirasa kurang. 

“Jadi, ada beberapa scene yang cukup detail. Karena masih dirasa kurang, setelah editing kita retake. Sampai sempurna. Continuity-nya tuh bener-bener, ada satu orang yang bener-bener ngecek. Itu rambut Deborah kalau aku geser dikit aja pas ngomong itu harus diulang,” jelas Rianti Cartwright.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here