10 Film Indonesia yang Rilis di Netflix 2025, dari Drama hingga Horor

Film ini mengangkat kisah Kaluna, perempuan muda yang hidup di tengah tekanan ekonomi sebagai bagian dari “sandwich generation”. Ia menanggung beban keluarga besar dan terus berjuang mewujudkan impian sederhana: memiliki rumah sendiri. Disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie, Home Sweet Loan menghadirkan potret nyata perjuangan generasi muda urban yang terjebak di antara tanggung jawab dan cita-cita. Diperankan dengan apik oleh Yunita Siregar dan Derby Romero, film ini terasa hangat sekaligus menyentuh—sebuah drama keluarga yang realistis namun penuh harapan.

Bertepatan dengan momen Valentine, Netflix menghadirkan rom-com segar karya Robert Ronny ini. Reuben, diperankan oleh Reza Rahadian, adalah seorang playboy kaya yang harus menikahi “wanita tercantik di dunia” demi mendapatkan warisan ayahnya. Untuk itu, ia membuat acara TV kencan dan bekerja sama dengan Kiara, sang produser yang cerdas dan kritis, diperankan oleh Sheila Dara Aisha. Pertemuan dua karakter berbeda dunia ini menyalakan konflik sekaligus romansa tak terduga, menghadirkan chemistry kuat dan kisah cinta ringan yang manis—pas untuk penonton yang mencari hiburan romantis tanpa beban.

Film ini membawa pesan spiritual dan sosial yang kuat lewat perjalanan hidup Sofi, seorang perempuan muda yang tersesat dalam pilihan hidup hingga menghadapi kehamilan tak diinginkan. Prosesnya menuju penerimaan diri dan keyakinan menjadi titik balik yang emosional, terutama ketika ia mulai mempertanyakan: “Pantaskah aku berhijab?” Dengan sentuhan drama religius, film ini mengajak penonton merenung soal makna tobat, penerimaan, dan perjalanan menuju kebaikan.

Disutradarai oleh Fajar Bustomi, film ini menyorot kehidupan Jati, seorang remaja dengan sindrom Asperger, dan perjuangannya memperbaiki hubungan dengan kakaknya, Daru. Dengan akting Jefri Nichol yang penuh empati, film ini berhasil menampilkan sensitivitas terhadap isu neurodiversitas—sesuatu yang jarang dieksplor di film Indonesia. Aku Jati Aku Asperger bukan hanya drama keluarga, tapi juga kisah penerimaan diri dan kasih sayang yang melampaui batas perbedaan.

Film komedi musikal ini mengisahkan Jeru, pemuda dengan mimpi besar bersama band campursarinya “Konco Seneng”, yang jatuh cinta pada Bethari, gadis dari keluarga keraton. Perbedaan kasta membuat hubungan mereka ditentang, mengancam masa depan band dan usaha keluarganya. Dibintangi Gilga Sahid dan Happy Asmara serta disutradarai Puguh P. S. Admaja, Ambyar Mak Byar menghadirkan kisah cinta lintas status sosial dengan balutan musik campursari, humor segar, dan nuansa budaya Jawa yang kental.

Perayaan Mati Rasa membawa penonton ke dalam kehidupan dua kakak beradik, Ian dan Uta Antono, yang kehilangan orang tua dan berjuang menemukan arti hidup di tengah rasa sakit. Ian (Iqbaal Ramadhan) mencoba membangun karier musiknya sambil menahan emosi yang telah lama terkubur, sementara Uta (Umay Shahab) berusaha menjadi penopang keluarga. Disutradarai oleh Umay sendiri, film ini adalah refleksi mendalam tentang kehilangan, keluarga, dan pencarian makna di tengah “mati rasa”.

Film drama keluarga ini menghadirkan kisah haru sekaligus hangat tentang Hendarmoko, seorang mahasiswa arsitektur yang mendadak harus merawat tujuh keponakannya setelah kedua kakaknya meninggal. Diperankan oleh Chicco Kurniawan dan Amanda Rawles, film ini menggabungkan tawa, air mata, dan ketulusan dalam satu paket. Di balik komedinya, tersimpan pesan mendalam tentang tanggung jawab dan cinta tanpa syarat dalam keluarga.

Disutradarai oleh Awi Suryadi, Pabrik Gula membawa nuansa horor klasik Indonesia dengan latar pabrik tua yang menyimpan misteri kelam. Sekelompok buruh musiman, termasuk Endah dan Jaka, menghadapi teror makhluk pendendam yang menghantui tempat itu. Dengan atmosfer menyeramkan dan visual yang mencekam, film ini menggabungkan elemen mistik Jawa dan kritik sosial tentang ketimpangan kelas pekerja. Bagi pencinta horor lokal, ini tontonan wajib di Netflix.

Sekuel dari film Sayap-Sayap Patah ini kembali menyorot kehidupan Pandu (Arya Saloka), anggota Densus 88 yang kini menjadi ayah tunggal. Ketika pimpinan teroris Leong lolos dari penjara dan putrinya, Olivia, menjadi target balas dendam, Pandu dihadapkan pada dilema antara tugas dan keluarga. Film besutan Ferry Pei Irawan ini menyuguhkan aksi menegangkan dan drama emosional yang kuat, menjadikannya sekuel yang lebih pribadi dan menyayat hati.

Menutup deretan film lokal di Netflix hingga Oktober, Gowok: Javanese Kamasutra garapan Hanung Bramantyo membawa penonton ke dalam dunia tradisi Jawa yang sarat simbolisme. Kisahnya mengikuti Ratri, mantan murid “gowok” atau dukun pendidikan seksual tradisional, yang dua dekade kemudian harus mendidik anak dari cinta lamanya. Dengan perpaduan unsur budaya, cinta terlarang, dan kritik sosial, film ini tampil berani dan berbeda dari kebanyakan film Indonesia lain di tahun 2025.

Itulah deretan film Indonesia yang tayang di Netflix sepanjang Januari hingga Oktober 2025, dengan beragam cerita yang siap menemani berbagai suasana hatimu. Adakah di antara judul-judul itu yang sudah masuk ke daftar tontonanmu?