Kenapa Jerawat Muncul Setelah Ganti Skincare? Ini Penjelasannya!

Hobi mengganti produk skincare sering dilakukan untuk mendapatkan kulit yang lebih sehat. Mulai dari ingin wajah lebih cerah, bebas jerawat, hingga memperbaiki skin barrier. Tapi, nggak sedikit yang justru mengalami jerawat muncul setelah ganti skincare. Nah, kondisi ini sering kali buat bingung, apakah skincare baru ini tidak cocok atau hanya reaksi sementara?
Agar tak salah langkah, penting untuk memahami penyebab jerawat muncul setelah ganti skincare. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
1. Proses purging kulit

Salah satu penyebab jerawat muncul setelah ganti skincare adalah purging. Purging terjadi ketika kamu menggunakan produk dengan bahan aktif tertentu yang mempercepat regenerasi sel kulit.
Bahan skincare yang sering menyebabkan purging diantaranya retinol, AHA, BHA, dan PHA, salicylic acid, dan benzoyl peroxide. Bahan-bahan tersebut bekerja dengan cara mempercepat pergantian sel kulit, sehingga komedo yang sebelumnya tersembunyi di bawah permukaan kulit naik ke atas lebih cepat dan terlihat sebagai jerawat.
Ciri-ciri purging umumnya muncul di area yang biasa berjerawat, terjadi dalam 1–2 minggu setelah pakai produk baru, biasanya membaik dalam 4-6 minggu. Jika jerawat yang muncul sesuai ciri-ciri tersebut, kemungkinan besar itu adalah purging, bukan reaksi negatif.
2. Breakout karena skincare tidak cocok

Berbeda dengan purging, breakout menandakan bahwa kulit tidak cocok dengan produk yang digunakan. Breakout biasanya disebabkan oleh kandungan yang terlalu berat (comedogenic), bahan pemicu iritasi, dan formula yang tidak sesuai dengan jenis kulit.
Nah, ciri-ciri breakout umumnya jerawat muncul di area yang sebelumnya jarang berjerawat, disertai rasa gatal perih atau panas, bentuk jerawat berbeda (misalnya bruntusan kecil menyebar), dan kondisi kulit makin buruk seiring pemakaian. Jika jerawat terus muncul lebih dari 6 minggu dan semakin parah, sebaiknya hentikan pemakaian produk tersebut.
3. Kandungan skincare terlalu keras untuk kulit

Saat mengganti skincare, bisa jadi produk baru memiliki kandungan aktif yang lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Kulit yang belum terbiasa dapat mengalami iritasi, yang memicu peradangan dan jerawat. Kandungan yang sering memicu reaksi pada kulit biasanya alkohol denat dalam kadar tinggi, fragrance atau essential oil, acid dengan konsentrasi tinggi, atau retinol tanpa tahap adaptasi. Kulit yang iritasi akan mengalami gangguan skin barrier, sehingga bakteri lebih mudah masuk dan menyebabkan jerawat.
4. Terlalu banyak produk baru sekaligus

Kesalahan umum saat ganti skincare adalah mengganti banyak produk dalam waktu bersamaan. Hal ini membuat kulit kewalahan dan sulit beradaptasi. Akibatnya skin barrier melemah, produksi minyak jadi tidak seimbang, hingga muncul jerawat, kemerahan, atau bruntusan. Selain itu, jika muncul masalah, kamu akan sulit mengetahui produk mana yang menjadi penyebab utamanya.
5. Perubahan pH kulit

Setiap produk skincare memiliki tingkat pH yang berbeda. Saat mengganti skincare, terutama facial wash dan toner, pH kulit bisa terganggu. pH kulit yang tidak seimbang dapat merusak skin barrier, memicu produksi minyak berlebih, hingga mempermudah pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. Inilah alasan kenapa jerawat bisa muncul meski produk terlihat "ringan".
Jerawat muncul setelah ganti skincare bukan hal yang jarang terjadi dan disebabkan oleh berbagai faktor. Intinya kamu harus bersabar, mengenal reaksi kulit, dan tidak terburu-buru menilai produk. Dengan pemilihan skincare yang tepat dan cara penggunaan yang benar, kulit akan kembali sehat dan jerawat berkurang!


















