Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
ilustrasi orang memegang dahi setelah terbentur (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi orang memegang dahi (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Kerutan di dahi disebabkan oleh penurunan produksi kolagen, ekspresi wajah yang berulang, dan paparan sinar matahari berlebih.

  • Cara mengatasi kerutan di dahi meliputi penggunaan produk skincare dengan retinol, eksfoliasi rutin, face yoga, botox, dan sunscreen setiap hari.

  • Kerutan di dahi bisa menjadi tanda penuaan dini, namun dapat dicegah dengan tidur cukup, hidrasi kulit, membatasi paparan gadget, dan konsumsi makanan kaya antioksidan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kerutan di dahi sering kali jadi tanda awal munculnya penuaan pada wajah. Meski umum terjadi seiring bertambahnya usia, tak sedikit anak muda usia 20-an pun sudah mulai melihat garis-garis halus muncul di area dahi. Kalau kamu termasuk salah satunya dan sedang mencari cara menghilangkan kerutan di dahi, artikel ini akan mengupas tuntas dari penyebab, cara mengatasi, hingga tips pencegahan.

Artikel ini ditujukan untuk kamu, perempuan maupun laki-laki dari generasi milenial dan gen Z yang ingin menjaga tampilan wajah tetap kencang dan awet muda.

Penyebab Kerutan di Dahi

Kerutan di dahi bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari alami hingga gaya hidup yang kita jalani sehari-hari. Yuk, kenali satu per satu pemicunya!

1. Penurunan Produksi Kolagen

Seiring waktu, tubuh kita mulai memproduksi kolagen dalam jumlah yang lebih sedikit. Kolagen adalah protein penting yang menjaga struktur dan elastisitas kulit. Ketika produksinya menurun, kulit menjadi lebih mudah kendur dan membentuk kerutan, terutama di area yang sering bergerak seperti dahi.

2. Ekspresi Wajah yang Berulang

Membentuk ekspresi seperti mengernyit, mengangkat alis, atau menunjukkan rasa terkejut adalah hal wajar. Namun, jika dilakukan terus-menerus, gerakan otot di area dahi bisa menciptakan garis halus permanen seiring waktu. Inilah alasan kenapa kerutan mimik termasuk yang paling cepat muncul.

3. Paparan Sinar Matahari Berlebih

Sinar UV dari matahari merusak serat kolagen dan elastin di lapisan dalam kulit. Efek kumulatif dari paparan ini menyebabkan kulit menua lebih cepat. Dahi adalah bagian yang paling sering terkena matahari secara langsung, sehingga jadi area rentan untuk timbulnya kerutan.

4. Kurang Tidur dan Stres

Tidur yang cukup memberi waktu bagi kulit untuk memperbaiki diri. Saat tubuh kekurangan tidur atau mengalami stres kronis, produksi hormon kortisol meningkat. Ini mempercepat kerusakan kolagen dan menyebabkan kulit tampak kusam serta munculnya garis-garis halus lebih cepat.

5. Kebiasaan Merokok

Merokok mempersempit pembuluh darah, menghambat aliran oksigen, dan mempercepat degradasi kolagen. Tak hanya memperburuk tekstur kulit, kebiasaan ini juga berkontribusi langsung terhadap munculnya kerutan, termasuk di dahi.

Cara Mengatasi Kerutan di Dahi

Kerutan di dahi memang tidak bisa dihapus dalam semalam. Tapi kabar baiknya, ada banyak cara efektif yang bisa kamu coba, baik dari perawatan alami, skincare, hingga treatment profesional.

1. Gunakan Produk Skincare yang Mengandung Retinol

Retinol dikenal sebagai bahan aktif anti-aging yang mampu merangsang produksi kolagen dan mempercepat pergantian sel kulit. Dengan pemakaian rutin, retinol bisa membantu menghaluskan garis-garis halus di dahi.

Tips pemakaian: Gunakan retinol pada malam hari dengan jumlah sedikit di awal. Padukan dengan pelembap untuk meminimalkan risiko iritasi.

2. Eksfoliasi Rutin untuk Meningkatkan Regenerasi Kulit

Melakukan eksfoliasi 1–2 kali seminggu bisa membantu mengangkat sel kulit mati dan memicu regenerasi. Pilih exfoliator yang lembut seperti AHA (lactic acid atau glycolic acid) untuk memperbaiki tekstur kulit secara bertahap.

3. Lakukan Face Yoga dan Pijatan Wajah

Gerakan yoga wajah dapat meningkatkan sirkulasi darah dan melatih otot wajah. Beberapa teknik face yoga khusus ditujukan untuk area dahi, seperti gerakan mengangkat alis secara perlahan. Kombinasikan dengan pijatan menggunakan face oil agar kulit lebih relaks.

4. Pertimbangkan Botox Jika Kerutan Sudah Dalam

Untuk kasus kerutan statis yang sudah cukup dalam, botox bisa menjadi pilihan. Botox bekerja dengan mengendurkan otot sehingga garis-garis ekspresi tidak semakin dalam. Prosedur ini harus dilakukan oleh dokter berlisensi dan efeknya bertahan sekitar 3–6 bulan.

5. Gunakan Sunscreen Setiap Hari

Tak ada perawatan anti-aging yang efektif tanpa sunscreen. Gunakan sunscreen SPF minimal 30 setiap pagi, bahkan saat cuaca mendung. Ini akan melindungi dahi dari paparan sinar UV yang mempercepat penuaan.

Apakah Kerutan di Dahi Tanda Penuaan Dini?

Ya, kerutan di dahi bisa menjadi salah satu indikasi penuaan dini, apalagi jika muncul sebelum usia 30 tahun. Tapi jangan panik dulu karena penyebabnya bisa sangat beragam.

Menurut Dr. Debra Jaliman, seorang dermatologist asal New York, kerutan di usia muda bisa disebabkan oleh kombinasi genetik, gaya hidup, serta paparan sinar matahari. Dalam artikelnya di Healthline, ia menyebutkan bahwa penggunaan skincare dengan bahan aktif yang tepat serta kebiasaan sehat dapat memperlambat proses penuaan kulit secara signifikan.

Jadi, jika kamu merasa kerutan di dahi mulai terlihat padahal usiamu masih muda, bisa jadi itu tanda tubuhmu butuh perhatian lebih.

Tips Mencegah Penuaan Dini di Dahi

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Beberapa kebiasaan sederhana bisa kamu terapkan mulai sekarang agar kulit dahi tetap halus dan bebas kerutan.

1. Tidur Cukup dan Hindari Posisi Tidur Menekan Dahi

Kurang tidur terbukti mempercepat penuaan kulit. Menurut studi yang dipublikasikan di Clinical and Experimental Dermatology dan dikaji ulang oleh American Academy of Sleep Medicine, kurang tidur dapat meningkatkan hormon kortisol yang merusak kolagen dan memperlambat regenerasi kulit. Akibatnya, kulit kehilangan elastisitas dan mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan seperti garis halus dan kerutan.

Selain itu, posisi tidur juga memainkan peran penting. Dr. Debra Jaliman, dermatologist dan penulis Skin Rules, menyatakan bahwa tidur tengkurap atau menyamping menyebabkan tekanan berulang pada wajah, termasuk area dahi. Tekanan ini bisa menciptakan apa yang disebut “sleep wrinkles”, yaitu garis-garis halus akibat kompresi mekanis. Penelitian dari University of Michigan juga menunjukkan bahwa garis ini bisa menjadi permanen seiring usia karena penurunan elastisitas kulit.

Oleh karena itu, tidur cukup selama 7–9 jam dan memilih posisi tidur telentang bisa membantu mengurangi pembentukan garis halus di dahi.

2. Rutin Menghidrasi Kulit dari Dalam dan Luar

Minum air putih yang cukup terbukti membantu menjaga elastisitas kulit dari dalam. Sebuah penelitian oleh The Korean Dermatological Association pada 2024 menunjukkan bahwa peserta yang meningkatkan konsumsi air harian hingga lebih dari 2 liter mengalami peningkatan hidrasi kulit dan fungsi skin barrier yang lebih baik dibandingkan kelompok yang hanya mengonsumsi kurang dari 1 liter per hari. Efeknya lebih terasa pada kelompok yang bersamaan menggunakan pelembap.

Di sisi lain, penggunaan pelembap topikal menjadi penting untuk menjaga kelembapan lapisan kulit luar. Studi klinis menunjukkan bahwa pelembap dengan kandungan humektan seperti hyaluronic acid dan ceramide secara signifikan meningkatkan hidrasi kulit hingga 24 jam dan memperbaiki elastisitas kulit setelah pemakaian rutin satu hingga dua minggu. Penelitian RCT tahun 2025 juga membuktikan bahwa produk dengan ceramide memperbaiki TEWL (trans-epidermal water loss) dan meningkatkan kelembapan serta elastisitas kulit.

Menurut pakar dermatologi, ceramide bertindak sebagai “mortar” yang mengisi celah antar sel kulit, membentuk penghalang protektif yang mengunci kelembapan dan melindungi dari iritan. Sebagai kombinasi dengan humektan seperti hyaluronic acid, ceramide memperkuat skin barrier, menjaga kelembapan, dan mengurangi kerutan halus pada wajah.

3. Batasi Paparan Gadget yang Memicu Ekspresi Berulang

Meskipun terdengar ringan, menatap layar gadget terlalu lama dapat memicu ekspresi wajah yang tidak disadari seperti mengerutkan alis atau mengangkat dahi. Dr. Spiegel, pakar dermatologi, memperingatkan bahwa penggunaan ponsel berlebihan membuat orang sering menyipitkan mata dan memfokuskan dahi secara berulang, yang bisa mempercepat terbentuknya garis halus di sekitar area dahi. Selain itu, paparan sinar biru dari layar (blue light atau HEV) telah dibuktikan mampu menembus kulit, memicu stres oksidatif, dan menghambat kolagen serta elastin sehingga mempercepat penuaan dini termasuk munculnya kerutan.

Dengan berulangnya ekspresi tegang otot dahi karena fokus melihat layar, menurut studi dari Scientific Reports tahun 2025, kontraksi berkala yaitu mengerutkan alis (corrugator muscle) dapat menghasilkan garis sementara yang seiring waktu bisa menjadi permanen jika elastisitas kulit menurun. Oleh karena itu, dermatolog merekomendasikan istirahat visual setiap 20 menit dengan teknik 20‑20‑20 (istirahat 20 detik melihat objek 20 kaki jauhnya), serta menyelaraskan posisi layar sejajar dengan pandangan mata untuk meminimalkan ketegangan otot dahi.

4. Konsumsi Makanan Kaya Antioksidan

Mengonsumsi makanan kaya antioksidan seperti berry, alpukat, kacang-kacangan, dan sayuran hijau tidak hanya menyehatkan tubuh secara umum, tetapi juga membantu menjaga kolagen dan elastisitas kulit. Sebuah studi longitudinal selama 15 tahun yang diterbitkan di Journal of Investigative Dermatology menemukan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi makanan dengan kapasitas antioksidan tinggi mengalami sekitar 10% lebih sedikit penuaan akibat paparan sinar matahari dibanding yang pola makannya rendah antioksidan.

Menurut tinjauan oleh PMC dan jurnal Aging & Immunity, vitamin-vitamin seperti C dan E berperan penting sebagai antioksidan: vitamin C merangsang sintesis kolagen dan regenerasi sel—sedangkan vitamin E melindungi jaringan kulit dari kerusakan oksidatif. Kombinasi keduanya terbukti sinergis dalam melawan penuaan kulit.

Buah seperti strawberry, blueberry, raspberi, guava, dan kiwi kaya akan vitamin C dan flavonoid yang mendukung elastisitas kulit serta memperlambat kerutan halus. Sementara itu, alpukat dan kacang-kacangan, terutama walnut, mengandung vitamin E dan asam lemak sehat (omega-3) yang menjaga kelembapan kulit dan mendukung integritas matriks kolagen.

Karena itu, selain makan cukup sayur dan buah yang kaya warna dan antioksidan, kamu bisa mempertimbangkan suplemen vitamin C dan E jika direkomendasikan oleh dokter, untuk memastikan kebutuhan kulit terpenuhi tanpa berisiko.

Kerutan di dahi bisa muncul karena berbagai faktor, mulai dari penurunan kolagen, paparan sinar matahari, hingga ekspresi wajah yang berulang. Tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan perawatan rutin dan gaya hidup sehat, kamu bisa memperlambat munculnya kerutan dan menjaga tampilan kulit tetap muda dan segar.

Baik dengan skincare harian maupun treatment klinis, langkah paling penting adalah konsistensi. Jangan lupa juga untuk tetap menikmati proses merawat diri, karena kulit yang sehat adalah hasil dari kebiasaan baik yang dilakukan terus-menerus.

FAQ Seputar Cara Menghilangkan Kerutan di Dahi

Kerutan di dahi tandanya apa?

Kerutan di dahi menandakan adanya penurunan elastisitas kulit. Bisa jadi ini adalah tanda awal penuaan, tetapi juga bisa disebabkan oleh ekspresi wajah yang terlalu sering, stres, atau paparan sinar UV.

Bagaimana cara menghilangkan kerutan di jidat?

Gunakan skincare dengan retinol, sunscreen, dan pelembap secara rutin. Tambahkan eksfoliasi mingguan dan pertimbangkan prosedur botox jika kerutan sudah cukup dalam. Jangan lupa untuk menjaga pola hidup sehat.

Apa ciri-ciri penuaan dini pada wajah?

Ciri-cirinya antara lain munculnya garis halus, kulit kusam, tekstur tidak merata, flek hitam, dan elastisitas kulit yang menurun meskipun masih berusia muda.

Artikel ini ditulis dengan dukungan AI berdasarkan referensi ilmiah dan editorial terpercaya. Untuk kondisi kulit tertentu, sebaiknya konsultasikan langsung ke dokter kulit.

Editorial Team