Velvet Toraja: Karya Baru Project 1945 Terinspirasi dari Tana Toraja

- Project 1945 merilis varian terbaru, Velvet Toraja, yang terinspirasi dari kekayaan budaya dan keragaman Tana Toraja.
- Velvet Toraja merupakan parfum gourmand–floriental dengan perpaduan kopi dan vanilla yang memikat serta menghadirkan aroma mandarin, pear, lime, fig tree, jasmine, vanilla, patchouli, dan amber.
- Parfum unisex ini diciptakan sebagai penghormatan terhadap nilai kebersamaan dan tradisi Toraja dalam menyambut, berbagi, dan merawat hubungan manusia.
Project 1945, parfum asli Indonesia yang terinspirasi oleh kekayaan budaya dan keragaman nusantara kembali merilis varian terbaru, Velvet Toraja. Varian ini hadir sebagai langkah baru dalam perjalanan Project 1945, merayakan kedalaman rasa, aroma, dan tradisi yan melekat pada Tana Toraja, dihadirkan dalam varian gourmand–floriental dengan perpaduan kopi dan vanilla yang memikat.
Sebagai inspirasi utama, Kopi Toraja dikenal sebagai salah satu kopi terbaik di dunia. Kopi dengan julukan emas hitam ini memiliki karakter earthy, low acidity, aroma herbal spicy yang kompleks, serta aftertaste yang smooth dan clean, profil rasa yang menjadikannya favorit para penikmat kopi. Keunikan karakter inilah yang Project 1945 terjemahkan ke dalam Velvet Toraja: hangat, dalam, dan penuh kepribadian.

Berbeda dari kebanyakan parfum gourmand, Velvet Toraja menempatkan nuansa kopi sebagai pusat karakter aroma. Sentuhan coffee yang bold dan sweet tercium pertama kali, memberikan impresi yang hangat dan memikat sejak awal. Seiring berjalannya waktu, karakter tersebut perlahan akan menyebar lembut menjadi aroma mandarin yang juicy, dikombinasikan dengan aroma fresh dari pear dan lime, menghadirkan kontras rasa yang harmonis.
Pada middle notes, aroma mulai terasa lebih intim dari fig tree dan jasmine, menciptakan kesan floriental yang lembut dan halus. Kejutan di base notes mengikat keseluruhan karakter dari perpaduan vanilla, patchouli, dan amber—warm, creamy, dan velvety, meninggalkan jejak elegan yang menetap dan sulit dilupakan.
“Melalui Velvet Toraja, kami ingin menangkap kehangatan aroma kopi vanilla yang selalu menjadi simbol kedekatan dan cerita di Tana Toraja—lalu membawanya ke dalam bentuk parfum yang terasa personal dan istimewa. Ini bukan sekadar wangi; ini tentang menghadirkan kembali rasa hangat dalam interaksi manusia, namun dalam kemasan yang modern, refined, dan penuh sentuhan elegan,” tambah Jeffrey, Co-Founder Project 1945.

Velvet Toraja dirilis sebagai jembatan antara heritage dan modernitas, mengangkat nilai kehangatan, martabat, dan kehalusan dalam kultur Toraja. Di tanah tinggi Toraja, kekuatan tidak selalu disampaikan melalui suara, melainkan melalui kehadiran yang teguh dan berwibawa. Seperti Tongkonan, rumah adat Toraja yang menjadi simbol pondasi, identitas, dan kehormatan keluarga, Velvet Toraja menghadirkan aroma yang membangun aura kuat dan berkarakter; keharuman yang menegaskan kehadiran tanpa perlu diperkenalkan.
Toraja juga dikenal dengan Rambu Solo’, salah satu upacara adat kematian paling sakral di Indonesia, yang bukan hanya tentang perpisahan, tetapi penghormatan terhadap leluhur dan perayaan akan perjalanan jiwa. Filosofi ini mencerminkan cara masyarakat Toraja memaknai waktu, warisan, dan keberlanjutan, bahwa keindahan sejati tidak pudar oleh usia. Semangat inilah yang menginspirasi Velvet Toraja: sebuah representasi keharuman yang tetap hidup dalam ingatan, bahkan setelah waktu berlalu.

Sebagai parfum unisex, Velvet Toraja diciptakan untuk kamu yang mengedepankan keanggunan, tenang namun berpengaruh. Aromanya memberikan kesan percaya diri yang kuat tanpa perlu banyak kata. Karakter gourmand-nya bukan hanya memanjakan indera, tetapi menjadi penghormatan terhadap nilai kebersamaan dan tradisi Toraja dalam menyambut, berbagi, dan merawat hubungan manusia. Nuansa vanilla yang lembut, earthy patchouli, dan keanggunan amber menghadirkan kilau hangat yang kontemporer, tanpa melepaskan akarnya dari cerita dan kehangatan bumi Nusantara.



















