Bicara Beauty Standard, Kanya Dirgantara: 'Semua Orang Bisa Cantik'

Dengan berusaha memaksimalkan kekurangan yang dimiliki

Bicara Beauty Standard, Kanya Dirgantara: 'Semua Orang Bisa Cantik'

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Memiliki profesi sebagai Make Up Artist membuat Kanya Dirgantara banyak bertemu dengan orang baru. Dari sekian banyak yang dia temui untuk urusan pekerjaan, tak jarang juga dia menemukan klien yang merasa rendah diri karena penampilannya. Belum lagi terdapat beauty standard yang seperti mengharuskan untuk diikuti.

Meski begitu, Kanya berpendapat jika kini beauty standard sudah berubah seiring dengan perkembangan jaman. Menurutnya, sekarang semua orang bisa cantik dengan berbagai bentuk tubuh, berbagai warna kulit, dan sebagainya.

Cantik itu nggak harus putih, tinggi, langsing. Tapi berbagai bentuk badan, berbagai jenis kulit, warna, berbagai bentuk wajah, semuanya udah bisa cantik,” kata Kanya.

Ditemui di acara Judges Gathering Beauty Awards 2022 beberapa waktu lalu, Kanya Dirgantara mengungkapkan bahwa cantik menurutnya adalah dengan memaksimalkan kekurangan apa yang dimiliki. Simak informasi berikutnya di bawah ini.

1. Memaksimalkan kekurangan untuk menjadi cantik

Bicara Beauty Standard, Kanya Dirgantara: 'Semua Orang Bisa Cantik'

Kanya merasa bahwa beauty standard yang ada saat ini sudah berubah dari beauty standard yang sebelumnya. Jika dahulu standar kecantikan itu identik dengan tubuh yang langsing, tinggi, dan ramping, maka itu sudah tidak berlaku lagi pada hari ini.

Menurutnya, sekarang semua orang bisa cantik dengan bagaimana pun bentuk tubuh dan warna kulitnya. Dengan catatan, kita mau berusaha untuk memaksimalkan kekurangan yang dimiliki agar berubah menjadi kekuatan dan kelebihan.

Semuanya udah bisa cantik asalkan kita bisa memaksimalkan kekurangan kita,” kata Kanya.

2. Media sosial membuat cara pandang akan standar kecantikan berubah

Saat ini, media sosial menjadi sebuah platform yang paling banyak digunakan oleh mayarakat. Hal ini juga memberikan berbagai sugesti yang berdampak pada sudut pandang seseorang, tak terkecuali untuk hal-hal baik.

Kanya turut senang dengan dampak positif yang dibawa oleh media sosial. Menurutnya, media sosial membuat pandangan dan pemikiran banyak orang lebih terbuka lagi. Jika dahulu banyak orang yang terkena body shaming karena memiliki berat badan yang berlebih, maka saat ini media sosial membuat orang-orang tersebut termotivasi untuk menjadi lebih baik.

Kaya cantik tuh dulu kan orang gemuk tuh kayak dihujat, body shamm, sekarang tuh kayaknya nggak. Orang gemuk tuh jadi malah, ‘ayo lu harus tunjukin ke semua orang kalau bisa cantik meskipun dia gemuk’. (Dia) bisa fashion meskipun dia gemuk, kaya it’s okay, dia jadi ditonjolin make up-nya,” ucap Kanya.

  • Share Artikel

TOPIC

    trending

    Trending

    This week's horoscope

    horoscopes

    ... read more

    See more horoscopes here