Kretek punggung sering kali dianggap sebagai metode untuk menghilangkan pegal. Padahal, kretek punggung terjadi karena manipulasi terhadap tulang belakang untuk menghasilkan suara "krek".
Para ahli meyakini bahwa suara tersebut berasal dari penumpukan gas di persendian. Mekanismenya terjadi saat tulang punggung direnggangkan dan disertai persendiannya bergerak. Saat itulah, gas yang keluar dari area persendian ini diikuti dengan bunyi "krek".
Rasa nyaman saat kretek punggung disebabkan oleh keluarnya gas dan endorfin. Endorfin sendiri merupakan senyawa kimia yang diproduksi tubuh di kelenjar hipofisis.
Pelepasan endorfin saat kretek punggung dapat mengatasi rasa tegang di bagian punggung. Walau membuat tubuh terasa plong, ternyata kebiasaan kretek punggung memiliki potensi bahaya yang tak boleh diremehkan. Apa saja kira-kira?
1. Kerusakan pembuluh darah
Punggung memiliki pembuluh darah yang terhubung ke otak. Mengkretek punggung terlalu keras atau terlalu sering bisa mengakibatkan rusaknya pembuluh darah.
Mengingat jaringan pembuluh darah pada punggung itu tersambung ke otak, besar kemungkinan kerusakan ini berpotensi memicu komplikasi berbahaya. Misalnya pembekuan darah, yang menimbulkan risiko stroke, aneurisme, dan cedera otak lainnya.
2. Terbentuknya ruang baru yang berisi gas
Sebuah studi tahun 2015 mengemukakan bahwa suara "krek" yang dipancarkan sendi-sendi punggung berasal dari gas cairan sinovial. Gas ini berkontribusi pada retakan sendi.
Penelitian ini juga menunjukkan pandangan yang berbeda tentang kapan sebenarnya retakan terjadi dalam proses tersebut. Berdasarkan dari hasil pengamatan MRI, keretakan terjadi pada dinding sendi tepat ketika rongga berisi gas muncul.
Artinya, suara "krek" tersebut bukan saat gelembung udara pecah. Melainkan berasal dari pembentukan rongga baru di dalam cairan sendi. Fakta ini didasari atas pengamatan MRI yang menunjukkan bahwa terjadi keretakan pada dinding, tepat ketika rongga berisi gas muncul.
3. Stroke
Walau risikonya kecil, rusaknya pembuluh darah akibat kretek punggung juga bisa menyebabkan potensi stroke. Hal ini karena adanya manipulasi tulang belakang yang berfokus pada leher saat pengkretekan punggung. Manipulasi inilah penyebab robekan yang berpotensi berbahaya pada arteri leher.
Robekan pada lapisan arter dikenal sebagai diseksi arteri serviks dalam istilah kedokteran. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab stroke.
4. Ketegangan sendi atau cedera syaraf
Kebiasaan kretek punggung terlalu sering atau menggunakan banyak tekanan ternyata meningkatkan risiko cedera saraf atau sendi. Hal ini karena kretek punggung bisa menyebabkan keausan pada persendian.
Melakukan kretek punggung terlalu banyak juga menyebabkan ketegangan sendi, pembengkakan dan kerusakan pada jaringan lunak sendi.
5. Kelemahan ligamen
Bahaya kretek punggung selanjutnya yaitu bisa menyebabkan bantalan cakram antartulang belakang tergelincir atau terganggu. Cakram adalah bantalan lunak yang berada di antara vertebra atau tulang belakang.
Karena organ ini cenderung sensitif, kebiasaan kretek punggung dapat mengiritasi atau memindahkan cakram ke arah yang salah. Bila kamu memiliki riwayat cedera cakram atau tulang belakang, ada baiknya untuk berhati-hati saat melakukan kretek punggung. Sebab bisa memperburuk gejala dan melemahkan ligamen.
Apalagi saat kamu meregangkan sendi di punggung yang melebihi rentang gerak normalnya, ini menyebabkan ligamen memanjang atau keseleo. Akibatnya, sendi tidak mampu menopang sendi pada posisi yang benar, sehingga terjadi ketidakstabilan dan kerusakan pada sendi dan ligamen.
6. Gelembung gas yang sudah ada mendadak pecah
Sendi tubuh dilengkapi dengan pelumas yang dikenal sebagai cairan sinovial, yang juga berfungsi untuk memberi nutrisi pada tulang rawan. Ketika tekanan pada sendi meningkat, gas seperti karbon dioksida, nitrogen, dan oksigen terperangkap dalam bentuk gelembung di dalamnya.
Saat kamu menggerakkan atau menekan sendi, gelembung gas ini bisa bergeser dan menyebabkan suara "krek". Gas tersebut dapat terlihat dengan menggunakan MRI atau sinar-X, dan jaringan sekitar sendi akan menyerap gas tersebut setelah dilepaskan.
7. Saraf terjepit
Saraf terjepit bisa terjadi akibat kretek punggung yang terlalu cepat atau menggunakan kekuatan berlebih di area saraf.
Sebagian besar kasus saraf terjepit bersifat ringan dan hanya memerlukan pengobatan rumahan. Namun dalam beberapa kasus, kondisi ini terasa menyakitkan dan memerlukan perhatian medis.
Sebenarnya kretek punggung aman dan tidak akan menyebabkan masalah kesehatan apa pun. Asalkan praktik ini dilakukan oleh praktisi profesional yang berpengalaman. Apabila punya masalah punggung yang parah dan berkelanjutan, dianjurkan untuk membuat janji temu dengan dokter, terapis fisik, atau ahli osteopati.
Referensi:
- Healthline. Diakses pada Juni 2024. What Happens When You Crack Your Back?
- AICA Orthopedics. Diakses pada Juni 2024. Is Cracking Your Back Bad?
- Kawchuk, Gregory N., Jerome Fryer, dkk. “Real-Time Visualization of Joint Cavitation.” PloS One 10, no. 4 (April 15, 2015): e0119470.
- Medical News Today. Diakses pada Juni 2024. What to know about back cracking.
- Healthline. Diakses pada Juni 2024. Is Cracking Your Back Bad for You?
- Spine Institute of North America. Diakses pada Juni 2024. Self-Chiropractic — Is It Safe to Crack Your Back?
- AICA Orthopedics. Diakses pada Juni 2024. What Happens When You Crack Your Back.