- Haus berlebihan dan sering buang air kecil, karena glukosa menarik air keluar lewat urin.
- Kelelahan berlebih dan tubuh lemas.
- Pandangan kabur akibat perubahan pada cairan mata.
- Perubahan berat badan yang tak terduga.
- Perasaan lapar yang meningkat karena sel tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa untuk energi.
- Rasa kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki.
- Patch kulit menggelap (di area ketiak, selangkangan, maupun area leher).
Apa itu Pre-diabetes? Kenali Gejala, Penyebab, dan Faktor Risikonya

- Apa itu pre-diabetes? Kondisi kadar glukosa darah di atas ambang normal, tapi belum cukup tinggi untuk diabetes tipe 2.
- Gejala Pre-diabetes: seringkali terdeteksi lewat skrining atau pemeriksaan darah rutin, bisa dirasakan haus berlebihan, kelelahan, pandangan kabur, perubahan berat badan tak terduga, dan lainnya.
- Penyebab utama pre-diabetes: kombinasi resistensi insulin dan disfungsi sel β dipicu oleh obesitas, genetik, peradangan, dan gaya hidup tidak sehat. Faktor risiko umum meliputi kelebihan berat badan, riwayat diabetes gestasional, riwayat keluarga dengan diabetes mellitus.
Pernah mendengar istilah pre-diabetes? Tak sedikit orang yang menganggap kondisi ini sepele, padahal sebenarnya ini adalah 'lampu kuning' untuk makin berhati-hati agar tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Kondisi ini bukan sekadar istilah medis, melainkan peringatan dini agar seseorang segera memperbaiki pola makan, gaya hidup, dan kesehatan secara menyeluruh. Lantas, sebenarnya apa itu pre-diabetes?
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak ulasan Popbela berikut ini.
1. Apa itu pre-diabetes?

Pre-diabetes merupakan kondisi saat kadar glukosa darah berada di atas ambang normal, namun belum cukup tinggi untuk disebut sebagai diabetes tipe 2.
Perlu diketahui, kadar gula normal saat TTGO (tes toleransi glukosa oral) yakni kurang dari 140 mg/dL. Seseorang bisa disebut pre-diabetes jika hasil TTGO sesudah minum glukosa sekitar 140-199 mg/dL.
2. Gejala pre-diabetes

Pre-diabetes sering kali terdeteksi lewat skrining atau pemeriksaan darah rutin, bukan berdasarkan keluhan pasien. Tetapi, sebagian orang memang bisa merasakan gejala-gejala berikut ini meski tidak spesifik.
3. Penyebab utama pre-diabetes

Penyebab utama pre-diabetes yakni kombinasi resistensi insulin dan disfungsi sel β, yang dipicu oleh obesitas, genetik, peradangan, dan gaya hidup tidak sehat. Sementara faktor klinis seperti riwayat keluarga dan hipertensi bisa memperkuat kemungkinan seseorang mengalami pre-diabetes.
4. Faktor risiko umum pre-diabetes

Melansir National Library of Medicine, faktor risiko umum pre-diabetes adalah sebagai berikut:
- Kelebihan berat badan (khususnya pada BMI >25 kg/m²).
- Riwayat diabetes gestasional.
- Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus.
- Riwayat hipertensi.
- Aktivitas atau kegiatan fisik yang rendah.
- Dislipidemia dengan kadar kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dL (laki-laki) atau kurang dari 50 mg/dL (perempuan) atau trigliserida lebih dari 250 mg/dL.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- Ras/etnisitas tertentu (Afrika Amerika, Amerika Latin, penduduk asli Amerika, atau Asia/Kepulauan Pasifik).
5. Apa saja kemungkinan komplikasi dari pre-diabetes?

Komplikasi utama pre-diabetes yakni berkembangnya menjadi diabetes tipe 2. Selain itu, diabetes 2 yang kurang tertangani bisa meningkatkan risiko komplikasi seperti gangguan ginjal, komplikasi kardiovaskular, kerusakan saraf, masalah mata, gangguan kognitif, hingga penyakit hati.
Oleh karena itu, deteksi dini dan pencegahan progresi ke diabetes tipe 2 sangat penting untuk mencegah atau memperlambat munculnya komplikasi. Semoga informasinya bermanfaat ya, Bela.



















