5 Kesalahan dalam Menggunakan Hair Tonic
Menjaga kesehatan dan keindahan kulit sama pentingnya dengan merawat rambut. Pasalnya, rambut merupakan salah satu center of attention bagi banyak orang. Tak hanya karena tampilannya yang beragam, bahkan jika kamu membiarkannya terurai begitu saja, selama rambutmu tampak sehat, penampilanmu pun sudah terlihat memukau.
Berbicara soal rambut, setiap orang tentu memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Ada yang sering menghadapi rambut mudah kusut, sehingga memilih menatanya dengan gaya ponytail untuk menyamarkannya. Ada juga yang kurang percaya diri membiarkan rambutnya terurai karena sering mengalami kerontokan yang makin terlihat jelas, terutama saat mengenakan pakaian berwarna kontras.
Untuk itu, kamu bisa merawat rambut dengan menggunakan hair tonic. Tak hanya mampu mengatasi rambut rontok, hair tonic juga bekerja menstimulasi pertumbuhan rambut, menjaga keseimbangan minyak di kulit kepala, mengurangi ketombe, serta membuat rambut tampak lebih bervolume dan berkilau.
Namun, jika kamu menggunakannya dengan cara yang tidak tepat, akan sulit mendapatkan manfaat maksimalnya. Popbela telah merangkum beberapa kesalahan umum dalam penggunaan hair tonic agar kamu bisa menghindarinya!
1. Mengaplikasikan pada rambut yang basah
Hair tonic lebih baik diaplikasikan pada rambut yang lembap, bukan yang basah. Pasalnya, ketika kamu mengaplikasikan produk tersebut pada rambut yang basah, maka manfaatnya akan kurang efektif lantaran penyerapannya tidak optimal akibat rambut dan kulit kepala yang penuh dengan air.
Kulit kepala yang terlalu basah dan lembap berpotensi menciptakan kehadiran jamur dan bakteri. Apabila hair tonic digunakan ketika rambut basah, terutama jika mengandung alkohol, maka bisa menyebabkan rambut dan kulit kepala menjadi iritasi atau timbul ketombe.
2. Menggunakan terlalu banyak
Hampir setiap produk, termasuk hair tonic apabila digunakan terlalu banyak, tidak akan menambah manfaat dan efektivitas. Malah, itu bisa membuat kulit kepala menjadi iritasi, rambut menjadi berminyak dan berketombe, malah tak jarang ada yang bisa membuat rambut menjadi semakin rontok.
Alih-alih menggunakannya terlalu banyak, kamu bisa menggunakan hair tonic di beberapa area rambut yang butuh perawatan lebih. Di samping itu, aplikasikan di kulit kepala, bukan hanya di area batang rambut saja.
3. Tidak memijat kulit kepala saat memakainya
Tidak hanya memberi efek relaksasi, memijat kepala, terlebih ketika kamu tengah menggunakan hair tonic ternyata mampu mengoptimalkan manfaat hair tonic itu sendiri. Di samping itu, memijat kulit kepala juga mampu meningkatkan sirkulasi darah ke area folikel rambut.
Hair tonic yang mengandung ginseng dan biotin diketahui mampu menstimulasi pertumbuhan rambut sehingga rambut tidak hanya bebas rontok, tetapi juga bisa tumbuh dengan sehat.
4. Diaplikasikan pada rambut yang kotor
Mengaplikasikan hair tonic pada rambut yang kotor juga bukan hal yang disarankan lantaran dapat menghambat penyerapan nutrisi dari hair tonic yang kamu gunakan. Ini yang kemudian membuat manfaat hair tonic yang mestinya kamu peroleh menjadi tidak maksimal.
Lebih dari itu, mengaplikasikan hair tonic apabila rambutmu penuh minyak dan ketombe malah berpotensi menyumbat pori-pori sehingga potensi rambut untuk semakin berketombe bahkan iritasi semakin tinggi.
5. Tidak memerhatikan kondisi kulit kepala
Kondisi kulit kepala juga menjadi pertimbangan saat ingin menggunakan hair tonic lantaran setiap hair tonic memiliki kandungan yang berbeda-beda dengan manfaat yang berbeda pula. Pasalnya, ketika kamu asal memilih hair tonic tanpa mencari tahu lebih lanjut tentang kandungannya, khawatir bisa memperparah kondisi rambut.
Di samping itu, saat ingin menggunakannya pastikan kulit kepalamu sedang tidak dalam kondisi iritasi. Jika digunakan saat kulit kepala sedang bermasalah, kandungan tertentu dalam hair tonic bisa menimbulkan reaksi seperti perih, gatal, atau bahkan memperparah iritasi yang sudah ada.
