5 Fakta tentang Shampo Ketoconazole yang Wajib Kamu Tahu

Apakah kamu familiar dengan shampo ketoconazole? Shampo ini merupakan sampo anti jamur yang efektif untuk mengatasi ketombe membandel yang sulit hilang dengan shampo anti ketombe biasa. Selain itu, ketoconazole juga ampuh menangani dermatitis seboroik hingga infeksi jamur seperti panu.
Tak hanya bekerja mengatasi masalah pada rambut, shampo ini juga merawat kesehatan kulit kepala. Berbeda dari shampo biasa, ketoconazole tidak perlu digunakan setiap hari, cukup satu hingga dua kali dalam seminggu, baik untuk pengobatan maupun pencegahan.
Popbela telah merangkum beberapa fakta menarik lainnya seputar shampo ketoconazole yang perlu kamu ketahui. Simak informasi lengkapnya di bawah ini!
1. Tak hanya mampu mengatasi ketombe membandel

Shampo ketoconazole merupakan shampo yang diformulasikan dengan kandungan berupa zat aktif ketoconazole yang diketahui bekerja sebagai agen anti jamur dan efektif mengatasi ketombe membandel, dermatitis seboroik, hingga panu akibat infeksi jamur. Selain digunakan di kulit kepala, shampo ini juga dapat diaplikasikan pada area kulit lain yang terkena infeksi jamur.
Berbeda dengan shampo biasa, penggunaan shampo ketoconazole sebaiknya berada di bawah pengawasan dokter. Hal ini karena shampo tersebut tidak disarankan untuk pemakaian jangka panjang, mengingat adanya potensi efek samping yang bisa memicu masalah kesehatan baru.
2. Aplikasikan dua hingga tiga kali dalam seminggu saja

Kamu tidak bisa menggunakan shampo ketoconazole setiap hari, karena penggunaan berlebihan atau tidak sesuai anjuran dokter dapat menimbulkan efek samping. Umumnya, shampo ini digunakan dua hingga tiga kali dalam seminggu, tergantung kondisi yang sedang kamu alami.
Jika kamu menderita dermatitis seboroik, shampo ini dapat digunakan dua kali seminggu selama dua hingga empat minggu berturut-turut, hingga gejala membaik. Sementara itu, untuk mengatasi masalah panu pada kulit, kamu bisa mengaplikasikan satu kali sehari selama lima hari berturut-turut guna memperoleh hasil yang optimal.
Meski begitu, penggunaan shampo ketoconazole tetap harus disesuaikan dengan anjuran dokter yang menangani kasusmu.
3. Hindari mengaplikasikannya bersamaan dengan salep hydrocortisone

Meski efek samping akibat interaksi dengan obat lain terbilang cukup jarang, mewaspadai kemungkinan tersebut tetap perlu kamu lakukan. Saat menggunakan shampo ketoconazole, sebaiknya hindari pemakaian bersamaan atau dalam waktu berdekatan dengan salep hydrocortisone.
Sebab, terdapat risiko iritasi hingga penipisan kulit. Untuk informasi yang lebih akurat dan sesuai kondisimu, konsultasikan dengan dokter yang meresepkan shampo ketoconazole kepadamu.
4. Efek samping shampo ketoconazole

Penggunaan shampo ketoconazole secara berlebihan atau tidak sesuai dengan instruksi dokter dapat menimbulkan efek samping, mulai dari yang ringan hingga cukup serius. Lantas, apa saja efek samping yang mungkin terjadi?
Jika digunakan di kulit dengan cara yang tidak tepat, shampo ini dapat menyebabkan iritasi, yang ditandai dengan kulit kemerahan, gatal, atau terasa perih. Sementara itu, penggunaan di rambut yang tidak sesuai bisa memicu rambut menjadi kering, berminyak, rontok, atau bahkan mengalami perubahan warna.
5. Hindari menggunakan shampo ini apabila kamu baru mewarnai rambut

Penggunaan shampo ketoconazole pada rambut yang baru saja diwarnai sebaiknya dihindari. Hal ini disebabkan oleh adanya potensi pemudaran warna rambut akibat kandungan pH yang relatif tinggi dalam shampo tersebut.
Selain itu, shampo ini dirancang untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh jamur, sehingga memiliki efek pembersihan yang cukup kuat, yang juga bisa memengaruhi ketahanan warna rambut. Sebagai alternatif, sebaiknya tunggu setidaknya 48 jam setelah proses pewarnaan sebelum mulai menggunakan shampo ini.



















