Jika seseorang sudah terlanjur terkena penyakit ain, maka hendaknya ia bersabar dan meyakini bahwa semua terjadi atas izin Allah SWT.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّـهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. At Tagabun: 11).
Namun, hendaknya umat Islam juga bertawakkal kepada Allah SWT dan meyakini bahwa satu-satunya yang bisa menyembuhkan hanyalah Allah SWT. Usaha yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ain adalah sebagai berikut.
1. Ruqyah syar'iyyah
Hadis dari Asma binti Umais ra berkata:
“Wahai Rasulullah, Bani Ja’far terkena penyakit ‘ain, bolehkah kami minta mereka diruqyah? Nabi menjawab: iya boleh. Andaikan ada yang bisa mendahului takdir, itulah ‘ain” (HR. Tirmidzi no.2059, Ibnu Majah no. 3510, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).
Adapun cara meruqyah orang yang terkena ain adalah dengan membacakan doa ruqyah dari hadis sahih dan ayat-ayat Al-Qur'an.
2. Berwudu
Pengobatan lainnya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah dengan berwudu. Caranya adalah dengan meminta orang yang menimpakan ain untuk berwudu, kemudian air tersebut diguyurkan ke belakang badan korban yang terkena ain. Seperti yang terdapat dalam hadis berikut ini:
“Dahulu orang yang menjadi penyebab ‘ain diperintahkan untuk berwudhu, lalu orang yang terkena ‘ain mandi dari sisa air wudhu tersebut” (HR Abu Daud no 3885, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no.2522).
3. Mandi
Jika seseorang yang menimpakan ain diketahui dan terbukti kalau pandangannya yang menyebabkan korban sakit, maka seorang peruqyah bisa meminta orang tersebut untuk mandi. Kemudian, air bekas mandinya diguyurkan ke belakang tubuh korban.
Sebagaimana hadis dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhum, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
العين حق ولو كان شيء سابق القدر لسبقته العين ، وإذا استغسلتم فاغسلوا
“Ain itu benar adanya. Andaikan ada perkara yang bisa mendahului takdir, maka itulah ‘ain. Maka jika kalian mandi, gunakanlah air mandinya itu (untuk memandikan orang yang terkena ‘ain)” (HR. Muslim no. 2188).
Itulah penjelasan mengenai penyakit ain yang bisa berasal dari pandangan kagum ataupun rasa dengki seseorang. Semoga kita dijauhkan dari penyakit ini dengan selalu menebar kebaikan untuk semua manusia ya, Bela!