Popbela.com/Andre Wiredja
Bicara soal titik terendah, Chiki mengaku hal itu dialaminya di awal-awal pandemi. Rupanya, pandemi sangat berdampak pada pekerjaannya sebagai host acara traveling. Selain itu, Chiki pun harus menerima kenyataan pahit, ketika pernikahan yang sedang direncanakannya ternyata harus batal akibat ketidakcocokan dengan sang kekasih.
"Aku sudah usia 30 tahun. Aku sebenarnya capek untuk mendramatisir, karena rasa sedihnya memang sudah lewat. Aku tuh pernah gagal nikah, setahun lalu, pas awal pandemi di usia 30 tahun ketika sudah banyak orang yang menanyakan soal pernikahan."
"Tapi ini lebih ke perjuangan aku berdamai dengan diri sendiri. Aku punya kakak yang ceritanya mirip-mirip kayak aku. Kita kepala 3 belum nikah, dan pressure-nya itu luar biasa banyak. Setiap kali posting di medsos itu selalu ada komentar yang bertanya, dan ya udah itu jadi pelajaran untuk kita lebih memperjuangkan kebahagiaan diri sendiri dan nggak menitipkan kebahagiaan ke orang lain, meyakini timeline setiap orang tuh beda-beda."
Pandemi juga membuat pendapatan Chiki berubah, hingga itu memaksa dia untuk melakukan penyesuaian.
"Akhirnya aku adjusting, aku punya usaha Chikigo. Dulu (sebelum Chikigo) juga sempat punya usaha sama teman, tapi malah dicurangin sama temen sendiri."
Tak sampai di situ, cobaan juga datang di saat Chiki sedang berusaha membangun usahanya. Setelah berusaha mengejar produksi untuk acara sale di bulan Oktober, tiba-tiba tubuh Chiki tak bisa bergerak.
"Sudah ngejar produksi untuk flash sale, tiba-tiba aku bangun aja nggak bisa. Benar-benar beku di punggung, akhirnya ngaruh ke leher, kaki kanan, dan lengan. Sampai sekarang juga, nih, badan aku masih banyak plester dari fisioterapi. Aku ternyata skoliosis," katanya.
"Selama ini aku sering ngangkat beban berat dan caranya salah. Aku sempat kesal ke diri aku sendiri, tapi ya udah akhirnya berusaha berdamai aja. Untungnya aku masih punya kakak yang suportif dan tim yang ikut membantu di bisnis ini."
Bagi Chiki yang penting adalah penerimaan (acceptance) dan bagaimana kita bisa tangguh (resilience) dalam menghadapi berbagai hal.
"Acceptance yang paling penting, belajar menerima kondisi yang nggak ideal dan get along with itu. Habis itu planning lagi dong, karena itu adalah esensi dari being resilience," tuturnya.
"Pulih adalah ketika kita bisa berdamai dengan sendiri dan nyaman dengan diri kita, dan tidak menitipkan kebahagiaan kita pada orang lain. Aku ngerasa banget itu saat gagal nikah."
"Mungkin saat itu, aku sempat menitipkan kebahagiaan ke orang lain, ke calon suami aku. Ketika nggak jadi, wah, waktu itu aku langsung blank. Tapi habis itu aku mikir, kalau untuk kebahagiaan aku bisa kok memperjuangkan sendiri. Mimpi-mimpi yang tadinya mau dilakukan berdua, aku bisa kok melakukan sendiri."
Simak wawancara lengkap bersama Chiki Fawzi di YouTube dan Spotify Popbela.com
Jangan lupa ikuti Festival Pulih by Popbela.com yang digelar pada 25, 26, 27 November 2021, di live streaming YouTube, Instagram, dan Website Popbela.com.
Photographer: Andre Wiredja (@andrewiredja)
Fashion Editor: Michael Richards (@myqrichs)
Stylist: Tbmyudi (@tbmyudi)
Asst. Stylist: Hafidhza Putri Andiza (@putriandiza)
Hijab Stylist: Lieya Lay
Beauty Editor: Jennifer Alexis (@jj_alexist)
Makeup Artist: Ira Sumardi (@irasumardi)
Wardrobe
printed dress dan tulle gloves Rama Dauhan (@ramadauhandesignstudio), anting kristal (dipakai sebagai bros) milik stylist