Kisah Cinta Prabowo dan Titiek Soeharto, Didukung Netizen untuk Rujuk

Perkenalan Titiek Soeharto dan Prabowo Subianto tak jauh dari peran ayahnya. Titiek Soeharto diketahui merupakan murid dari Soemitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo. Soemitro merupakan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) di mana Titiek belajar.

Soemitro jugalah yang memperkenalkan Titiek pada Prabowo. Dalam biografi Soemitro, tertulis bahwa Prabowo jatuh cinta pada perempuan pemilik nama asli Siti Hediati Hariyadi itu. Keduanya menjalin hubungan asmara selama dua tahun.

Soemitro berpesan kepada Prabowo untuk serius menjalin hubungan dengan Titiek, kalau tidak, ia akan dianggap payah. Pasalnya, Titiek bukanlah cinta pertama Prabowo. Mantan perwira TNI itu ternyata pernah menjalani hubungan istimewa dengan beberapa perempuan saat masih muda.

Prabowo pun akhirnya serius membawa hubungannya dengan Titiek ke jenjang pernikahan. Bersama ayahnya, ia melamar Titiek ke kediaman Soeharto. Presiden kedua Indonesia itu menyambut dengan penuh kehangatan, bahkan Tien Soeharto, istri Soeharto juga amat bahagia.

Namun, Purnawirawan Jendral Besar TNI itu tetap memberi wejangan, sebab dia tahu bahwa pernikahan mereka tak lepas dari sorotan publik. Seperti yang diketahui, saat itu kedua orangtua mereka merupakan tokoh terkemuka Indonesia. Soeharto adalah Presiden RI, sementara Soemitro adalah cendekiawan yang dihormati.

Prabowo dan Titiek menikah pada 8 Mei 1983 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tentu pernikahan mereka digelar sangat megah, mengingat keduanya berasal dari kalangan terpandang. Pengikatan janji suci pasangan tersebut disaksikan oleh mantan Panglima ABRI, Jenderal M. Jusuf. Pernikahan menikah dihadiri oleh seluruh keluarga kedua mempelai. 

Pernikahan tersebut digelar dengan mengusung adat Jawa. Keduanya berbusana pengantin Jawa dan mengikuti serangkaian prosesi. Dalam foto lainnya, Prabowo juga terlihat mengenakan seragam militer di hari pernikahannya, sebab jabatannya kala itu adalah Wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus.

Dari pernikahan tersebut, Prabowo dan Titiek dikaruniai anak laki-laki semata wayang yang diberi nama Ragowo Hedi Prasetyo atau disapa Didit Prabowo. Didit lahir setahun setelah pernikahan ayah dan ibunya, tepatnya di Jakarta pada 22 Maret 1984. 

Lahir di Indonesia, anak laki-laki tersebut justru tumbuh besar di Kota Boston, Amerika Serikat, kemudian tinggal di Paris, Prancis. Kini, putra Prabowo itu diketahui berprofesi sebagai perancang busana setelah menempuh pendidikan selama 4 tahun di Parsons School of Design, New York dan École Parsons à Paris.

Pasangan beda usia 8 tahun itu sangat harmonis setelah menikah. Keduanya selalu mendampingi satu sama lain. Salah satunya ketika Titiek berhasil meraih gelar sarjana setelah menikah dan memiliki anak. Prabowo hadir ke wisuda Titiek untuk mendampinginya. Ia juga menjadi sarjana pertama di Keluarga Cendana itu saat saudara-saudaranya selalu gagal lulus kuliah. 

Selepas wisuda, Titiek ingin fokus mengurus anak terlebih dahulu. Titiek juga setia mendampingi Prabowo, terutama pada penugasan di militer. Ia rela berpindah-pindah tempat tinggal agar tetap bisa bersama sang suami, bahkan kerap kali ditinggal demi mengabdi kepada negara.

Pada tahun 1995, ketegangan mulai menghampiri dua keluarga besar ini. Ayah Prabowo mulai bersikap terbuka dan berani untuk mengkritik kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Soeharto. Bahkan, Soemitro juga menerima lawan politik Soeharto, yakni H.R. Darsono. 

Salah satu kritik Soemitro yang membuat Soeharto marah adalah soal sinyal terkait kebocoran 30 persen dari dana pembangunan. Bila Soemitro mengkritik, maka Titiek Soeharto akan datang ke ayah mertuanya itu untuk menyampaikan pesan dari ayahnya. Namun, pesan dari Titiek tak pernah digubris Soemitro. Orangtua dan mertua bersitegang, hal tersebut juga mulai berimbas ke rumah tangga Prabowo dan Titiek.

Pada tahun 1998, kerusuhan mulai terjadi. Banyak mahasiswa yang menduduki gedung parlemen dan meminta Soeharto meninggal kursi kepresidenan. Saat Soeharto akhirnya lengser dan rezim pemerintahannya jatuh pada 21 Mei 1998, hubungan Prabowo dan Titiek pun terdampak.

Keluarga Cendana marah dan menuduh Prabowo ikut serta dalam gerakan pelengseran tersebut dengan membiarkan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR. Dua ipar Prabowo juga menuliskan amarahnya dalam bukunya.

Prabowo saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) dan dinilai punya peran penting dalam mengantisipasi kericuhan massa. Ketika itu, Titiek disebut-sebut menangis melihat Prabowo dituduh mengkhianati Soeharto.

Setelah kelengseran Soeharto, karier Prabowo di bidang pertahanan negara itu juga berakhir. Tanggal 25 Mei 1998, Letjen Prabowo Subianto resmi dicopot dari Pangkostrad dan dikirim ke Bandung untuk menjadi Komandan Sesko ABRI.

Tak berapa lama kemudian, karier militernya diakhiri oleh Wiranto setelah melakukan pemeriksaan Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Hasil pemeriksaan itu mengatakan kalau Prabowo terbukti melakukan pelanggaran HAM berat atas kasus penculikan aktivis.

Akhirnya Prabowo memutuskan memilih menjadi pengusaha di luar negeri guna menyusun hidup yang baru. Ia pergi ke Yordania untuk mengasingkan diri dan menjalani hidup di negeri orang pada akhir tahun 1998.

Hal inilah yang disebut-sebut menjadi penyebab Prabowo dan Titiek berpisah. Namun, tak ada yang tahu persis kapan pastinya mereka berpisah, termasuk apakah keduanya sudah benar-benar bercerai atau tidak.

Selama 26 tahun berpisah, pasangan ini masih menjalin hubungan yang baik. Keduanya juga masih kerap tampil bersama dalam berbagai acara. Bahkan, baik Titiek maupun Prabowo, betah sendiri atau tak mencari pasangan setelah perpisahan mereka.

Hal ini membuat spekulasi publik memanas karena mereka seakan menyiratkan kalau keduanya setia pada satu sama lain dan masih saling mencintai. Banyak netizen yang menyebut kisah mereka seperti drama Korea. 

Hubungan yang baik itu diharapkan berakhir dengan bahagia. Banyak yang mendoakan agar Prabowo dan Titiek segera rujuk. Apalagi selama Prabowo tiga kali mencalonkan diri sebagai presiden, Titiek selalu mendukung penuh dan berada di sisinya. 

Mereka juga semakin sering bertemu setelah Titiek menjadi pengurus Gerindra, partai politik yang didirikan Prabowo. Dalam sebuah video lawas bincang-bincang dengan Aiman Witjaksono di sebuah stasiun televisi, Titiek mengungkap hubungannya dengan ayah dari anaknya itu saat ditanya tentang rujuk.

"Nggak usah kok rujuk, kita nih hubungannya baik. Tidak pernah ada perselisihan atau apa. Nggak seperti yang di infotainment kalau ada orang bercerai harus selisih-selisih atau ribut apa, kita nggak pernah ribut. Kita selalu satu suara," ungkap Titiek.

"Saya punya anak, kita saling sama-sama membesarkan anak, dan kita selalu komunikasi," lanjutnya.
 
"Kitaenggak pernah berantem apa-apa. Orang tidak pernah berantem, jadi nggak ada istilah rujuk," terangnya.

Itulah kisah cinta dan potret lawas Prabowo dan Titiek Soeharto yang diharapkan bersama kembali.