Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
ilustrasi prosesi ngunduh mantu (instagram.com/d_oneweddingandeventorganizer)
ilustrasi prosesi ngunduh mantu (instagram.com/d_oneweddingandeventorganizer)

Intinya sih...

  • Ngunduh mantu adalah tradisi Jawa yang tidak diatur secara spesifik dalam Islam

  • Prosesi ngunduh mantu melibatkan berbagai acara simbolis dan doa bersama

  • Hukum ngunduh mantu dalam Islam tergantung pada kesesuaian dengan syariat agama, termasuk larangan campur baur dan musik berlebihan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di Indonesia, setiap suku mempunyai tradisi unik dalam melangsungkan rangkaian acara pernikahan. Salah satunya yakni tradisi ngunduh mantu dalam kebudayaan Jawa yang telah diwariskan secara turun-temurun. Meski bukan acara yang wajib dilaksanakan, tetapi banyak pengantin berdarah Jawa yang melangsungkan acara ngunduh mantu.

Karena merupakan bagian dari tradisi adat, mungkin banyak calon pengantin muslim yang memiliki darah keturunan Jawa ingin memahami mengenai hukum ngunduh mantu dalam Islam. Apakah memang diperbolehkan menurut syariat agama, ataukah ada hal-hal yang bertentangan dan mesti diketahui lebih lanjut.

Oleh karenanya, dalam artikel ini Popbela akan bahas mengenai hukum ngunduh mantu dalam Islam. Simak artikelnya sampai selesai, ya.

Pengertian ngunduh mantu

ilustrasi prosesi ngunduh mantu (instagram.com/d_oneweddingandeventorganizer)

Sebelum membahas mengenai ngunduh mantu dalam perspektif hukum Islam, penting untuk memahami terlebih dulu pengertian dan esensi yang terkandung di dalam tradisi satu ini.

Jika diartikan secara harfiah, ngunduh mantu diterjemahkan sebagai 'memanen menantu' atau 'mengambil menantu,' di mana pihak keluarga mempelai laki-laki akan melakukan acara syukuran dalam rangka menyambut kehadiran mempelai perempuan ke dalam keluarga mereka.

Untuk pelaksanaannya, ngunduh mantu digelar beberapa hari setelah resepsi pernikahan, dan umumnya dirayakan secara lebih sederhana, ketimbang pesta pernikahan. Namun, ada pula yang merayakannya secara semarak, selayaknya acara resepsi.

Susunan acara ngunduh mantu

ilustrasi prosesi ngunduh mantu (instagram.com/extraordinary_wo)

Perayaan ngunduh mantu diisi dengan susunan acara yang penuh dengan makna. Berikut urutannya:

1. Kedatangan keluarga pengantin perempuan

ilustrasi pengantin perempuan (instagram.com/extraordinary_wo)

Yang pertama yakni kedatangan dari kedua mempelai pengantin, beserta keluarga dari pihak perempuan. Dalam rangkaian ini biasanya musik tradisional Jawa yang sarat akan makna, yakni ganding boyong pengantin dimainkan.

2. Prosesi imbal wicara

ilustrasi prosesi ngunduh mantu (instagram.com/d_oneweddingandeventorganizer)

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan prosesi imbal wicara, yang diartikan sebagai prosesi penyerahan pengantin, yakni berupa pemberian sambutan singkat dari seorang perwakilan keluarga mempelai perempuan.

3. Penyambutan pengantin dan keluarga pihak perempuan

ilustrasi prosesi ngunduh mantu (instagram.com/extraordinary_wo)

Acara kemudian dilanjutkan dengan  penyambutan pengantin dan keluarga dari pihak perempuan oleh keluarga dari pihak laki-laki. Orang tua pengantin laki-laki akan melakukan penyambutan secara simbolis, yakni menyampirkan kain sindur (kain berwarna merah dan putih) ke bahu kedua mempelai, sebagai bentuk doa agar pengantin pantang menyerah untuk menghadapi setiap tantangan yang mungkin hadir di dalam rumah tangga.

4. Prosesi unjukan tirto wening

ilustrasi prosesi unjukan tirto wening (instagram.com/kadhimasan_)

Berikutnya, acara dilanjutkan dengan prosesi unjukan tirto wening, di mana orang tua dari mempelai laki-laki akan memberi minum air bening untuk kedua mempelai. Prosesi ini dimaknai sebagai harapan agar kehidupan rumah tangga mereka dipenuhi ketenangan dan kedamaian.

5. Sungkeman

ilustrasi sungkeman (instagram.com/luminette.story)

Pasangan pengantin kemudian diarahkan ke atas pelaminan dan melakukan sungkeman kepada kedua orang tua. Mereka akan duduk bersimpuh untuk meminta maaf, serta memohon doa restu agar rumah tangga mereka berjalan dengan langgeng. Setelahnya, barulah mereka dipersilakan untuk duduk di atas kursi pelaminan.

6. Penutup

ilustrasi prosesi ngunduh mantu (instagram.com/extraordinary_wo)

Susunan dari prosesi ngunduh mantu diakhiri dengan acara ramah tamah dan doa bersama. Doa untuk menutup acara biasanya akan diisi oleh perwakilan dari keluarga pihak laki-laki. Di sini, seluruh tamu yang hadir dipersilakan untuk menikmati hidangan yang telah disediakan, serta dapat melakukan sesi foto bersama pengantin.

Bagaimana hukum ngunduh mantu dalam Islam?

ilustrasi prosesi ngunduh mantu (instagram.com/extraordinary_wo)

Setelah memahami pengertian dan susunan acara ngunduh mantu, sekarang, mari kita pahami prosesi satu ini menurut perspektif syariat Islam.

Di dalam Islam, hukum ngunduh mantu tentu tidak dijelaskan secara spesifik, mengingat prosesi ini tidak termasuk ke dalam ajaran agama, melainkan tradisi dari adat istiadat dalam pernikahan Jawa. Itulah mengapa, hukumnya tergantung dari rangkaian acara yang digelar.

Prosesi ini dapat dihukumi mubah atau dibolehkan, apabila sejalan dengan syariat, yakni adanya pemisahan di antara laki-laki dan perempuan dengan pembatas, musik yang tidak berlebihan atau yang tidak mengarah kepada kemaksiatan, juga tidak melibatkan unsur-unsur haram, seperti halnya konsumsi minum-minuman keras.

Untuk larangan campur baur antara laki-laki dan perempuan, atau ikhtilat sendiri didasarkan pada sebuah hadis shahih. Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"'Hendaknya kita khususkan pintu ini untuk wanita.' Nafi berkata, ‘Maka Ibnu Umar tidak pernah masuk lewat pintu itu hingga wafat.” (HR. Abu Daud, No. 484 dalam kitab ‘Ash-Shalah)

Sedangkan untuk larangan menyalakan musik yang berlebihan dan minum-minuman keras termaktub pada salah satu hadis Rasulullah SAW yang artinya:

"Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr (minuman keras), dan alat musik (ma'azif)." (HR. Bukhari)

Untuk konteks musik, sebenarnya terdapat perbedaan pandangan di antara para alim ulama. Ada yang menghukuminya haram secara mutlak, tapi ada pula yang membolehkannya, dengan catatan musik tersebut menarik kepada kemanfaatan dan keutamaan, bukannya kepada kemaksiatan atau dengan tujuan melalaikan perintah Allah SWT.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa agar sejalan dengan ketetapan hukum Islam, prosesi ngunduh mantu dapat disesuaikan dengan sebaik-baiknya.

Nah, sekarang kamu sudah paham, kan bagaimana hukum ngunduh mantu dalam Islam. Semoga artikel ini dapat memberimu wawasan baru yang bermanfaat ya, Bela.

Editorial Team