Saat Aku Merindukan Dia yang Telah Dikuasai Kebosanan

Sejak bertemu dengannya, aku menyadari bahwa aku lebih paham tentang cinta. Bukan dalam kata-kata, namun dalam rasa. Aku paham bagaimana seseorang bisa mengorbankan waktu dan air mata demi cinta. Aku mengerti mengapa wanita bisa meneteskan air mata demi lelaki yang disayanginya. Aku merasakan bagaimana perihnya hati ini ketika aku melihat perubahan dari seseorang yang ku sayangi. Aku sadar bahwa ternyata tetesan air mata wanita bukan karena ia lemah, melainkan karena wanita tak bisa menahan rasa sayangnya. Wanita sulit melupakan ketika benar-benar menyayangi seorang lelaki. Wanita sulit menahan untuk memberi perhatian lebih kepada lelaki yang benar ia sayangi. Tapi banyak lelaki yang tidak paham. Banyak lelaki yang salah mengartikan. Banyak lelaki yang membuat dirinya menyesal karena menyia-nyiakan.

Hati juga terasa semakin gelap ketika tak ada lagi sesuatu yang dapat mengilaukannya. Sesuatu yang dapat mengilaukannya hanyalah nama yang terukir indah di sana. Nama yang akan selalu di samping namaku. Nama yang akan selalu mengawali tulisanku. Nama yang suatu saat nanti kuharap akan selalu mengakhiri namaku. Melindungi disaat ada nama lain yang mengusik hatiku. Menemani disaat sepiku, menemani dikala gundahku. Meyakinkanku untuk tidak menarik nama lain untuk masuk ke dalamnya karena aku telah begitu bangga dengan nama yang kumiliki. Aku ingin tetap punya iman dan keyakinan yang kuat dalam nama ini demi cintaku dan cintanya.

Tapi, nama itu seakan mulai pudar. Aku tak tahu apa yang terjadi. Aku bingung melihat sikap yang dulu tak diberikannya. Aku takut semua keindahan hanya ada di awal kedekatan saja. Aku takut semua kehangatan berganti menjadi perpisahan yang tak ingin lagi kurasakan. Aku takut melihat perubahannya, namun aku tak bisa memungkiri bahwa aku telah benar-benar merasakannya. Aku takut dia mulai merasakan bosan yang membuatnya ingin jauh dariku. Aku takut kehilangannya, dan yang paling aku takutkan adalah ketika dia tak lagi berpikir bahwa dia takut kehilanganku. Tapi yang lebih kutahu, kita punya cinta yang begitu kuat. Aku yakin bosan ini bisa hilang. 

Tapi jika terus seperti ini, aku takut kehabisan cara untuk mempertahankan kita. Aku takut rasa rindu ini berubah menjadi rasa sayang yang mulai memudar. Aku takut bunga yang kamu tanamkan untukku akan layu ketika terus kusiram. Aku takut berpikiran kembali bahwa aku lebih baik berhenti daripada terus berjalan dengan satu kaki. Aku takut membayangkan kamu yang semakin berjuang untuk meninggalkan ketika aku terus berjuang untuk mempertahankan. Tapi jangan salahkan aku, ketika cahayamu semakin redup, cahayaku sudah mati.

Sayang, sampai saat ini aku tetap menyayangimu, dan rasa terbesar yang saat ini ada di hatiku adalah, aku sangat merindukanmu.