Ini Red Flag Maxime Bouttier dan Jourdy Pranata di Film ‘Yakin Nikah'

Di film Yakin Nikah, Maxime Bouttier berperan sebagai Arya, kekasih Niken (Enzy Storia) yang sibuk kerja. Sementara Jourdy Pranata menjadi Gerry, mantan yang pernah ghosting Niken padahal mereka sudah hampir menikah. Keduanya punya green flag masing-masing yang jadi kelebihan, tapi ada juga red flag-nya. 

Keduanya justru kompak sama-sama susah untuk berkomunikasi dengan baik. Gerry lebih sulit untuk mengutarakan perasaannya pada pasangannya, ia hanya menyimpan semua masalahnya di kepala saja, serta suka lupa kalau punya janji. 

“Red flag-nya Gerry itu komunikasi yang kurang. Selalu semua cuma di kepala gitu. ‘Oh lagi ada masalah, kabur aja ke gunung’. Padahal kan ngomong aja kayak ‘Aku ke sini dulu ya, butuh waktu 2 hari’.  Ini bukan izin, tapi ini adalah pemberitahuan. Itu kan bisa kayak gitu,” kata Jourdy Pranata.

Di sisi lain, Arya memiliki gaya komunikasi yang terlalu jujur, tidak peka dengan keadaan atau berempati dengan pasangannya. Laki-laki tersebut suka berkata-kata yang mungkin bisa menyakiti pasangannya, padahal sebenarnya bisa dipermanis.

“Red flag-nya Arya itu mungkin ini ya, komunikasinya itu terlalu jujur dan nggak peka. Apa yang dia omongin bisa menyakiti Niken gitu. Itu menurut aku lumayan red flag sih. Kayak nggak bisa mengempatikan pasangan gitu, lho. Walaupun tujuannya itu baik, cuma kan kadang kata-kata itu bisa dimaniskan sedikit,” ujar Maxime.

Membahas masalah komunikasi yang kerap kali jadi konflik dalam hubungan, Maxime dan Jourdy pun membagikan pendapatnya. Saat ditanya mengapa laki-laki itu suka sulit berkomunikasi dengan baik, keduanya sepakat kalau laki-laki itu nggak bisa multitasking dan nggak peka. 

Terkadang, mereka hanya fokus pada satu hal dan tidak terlalu banyak berpikir sehingga tak ada yang perlu dikatakan. Tapi, hal itulah yang membuat mereka kadang suka disalahartikan oleh pasangannya.

“Sebenarnya gini, mungkin ini kesalahpahaman cowok. Kadang itu kita tuh memang nggak ada yang mau dibicarakan. Nggak ada apa-apa sekarang di otak. Dan itu disalahinterpretasikan lah. Makanya kan banyak konflik antara cowok-cowok itu di situ sebenarnya. Banyak berantem kayak, ‘kok kamu gini?’ Padahal kayak, ‘enggak, aku beneran nggak mikirin apa-apaan gitu’,” kata Maxime. 

“Kalau aku self-reflect ya kurang lebih gitu. Kita nggak ada intensi buruk. Kita nggak ada niat buruk apalagi. Jadi, ketika kita lagi sibuk kerja atau kita lagi asik sama temen, karena kita lagi sibuk kerja dan lagi asik sama temen.

Bukan kayak lagi sayang sama orang lain. Rata-rata kan yang salah pahami gitu kan. ‘Kenapa sih? Kok kamu lebih nyaman sama temen-temen kamu? Ada yang kamu incer ya?’ 

Ya, nggak memang lagi asik aja. Main padel ya main padel, bukan yang kayak lagi deket-deketin cewek. Mungkin itu sih miss-nya di sana. Emang lagi fokusnya di sana. Kita tuh cowok nggak bisa multitask. Cowok tuh banyak nggak peka,” tambah Jourdy.

Lebih lanjut, Maxime dan Jourdy lagi-lagi kompak lebih milih mundur kalau pacarnya ketahuan masih berhubungan dengan mantannya seperti Niken di film. Mereka nggak mau menjalani hubungan dengan seseorang yang masih belum selesai dengan masa lalunya.

“Kalau kalian ada di posisi Arya yang tahu pacarnya masih ada hubungan sama mantan. Kalian lebih pilih tetep gas terus atau mundur aja biar dia sama mantannya?” tanya Popbela. 

“Aku yang kedua,” kata Jourdy tegas. 

“Iya aku kedua juga,” timpal Maxime.

“Nggak mau ribet. Kalau lo masih ribet sama masalah lo, silahkan selesaikan dulu. Nanti kalau sudah selesai, kalau lo mau balik lagi ya kita lihat kita jodoh atau nggak. Kalau jodoh pasti akan ketemu, kalo nggak ya sudah, nggak usah dipaksain,” terang aktor Jodoh Tiga Bujang itu.

Memerankan karakter Gerry yang memiliki kehidupan keluarga tak harmonis, Jourdy mengaku mendapat banyak pelajaran. Salah satunya lebih menerima dan berempati pada orang tua atau keluarga yang kerap menanyakan ‘kapan nikah?’. 

Baginya, orang tua atau keluarga yang lebih tua berpikir kalau menikah di usia tertentu sebagai sebuah kebenaran karena mereka hidup di zaman tersebut. Sebagai generasi muda, ia belajar untuk menerima pendapat tersebut dan lebih kuat pada diri sendiri sehingga kelak bisa memberikan penjelasan pada mereka dengan santai.

Ia juga percaya kalau sifat buruk orang tua bisa secara alam bawah sadar atau tanpa disadari menurun ke anaknya. Seperti ayah Gary yang kasar baik fisik dan verbal kepada ibunya, membuat Gary takut bahwa ia kelak akan berbuat demikian kepada istrinya. Ia takut menjadi sama seperti ayahnya karena mereka sedarah, belum lagi ada trauma masa lalu.

Dua aktor tersebut juga memberikan pesan kepada para perempuan di luar sana yang seperti Niken di mana bimbang memilih pacar atau mantan. Pesan dari Jourdy, kamu yang lagi labil harus mendengarkan suara hati kecilmu. Banyak berbicara pada diri sendiri, beribadah, dan jangan ragu untuk cerita pada profesional seperti psikolog.

“Dengerin suara hati kecil kalian, sih. Kadang kita juga nggak sadar suara itu tuh sebetulnya sudah teriak kayak ‘jangan sama dia, jangan sama dia’. Tapi, karena banyak ego atau banyak tekanan dari luar membuat kita nggak mendengarkan suara itu.

Jadi, banyak berkomunikasi sama diri sendiri. Bisa salah satu caranya dengan dateng ke profesional, ke psikolog. Itu bukan berarti kita gila, ya. Engga. Tapi, justru gimana ya caranya gue bisa mendengarkan isi hati gue. Karena yang menjalani pernikahan kan lo gitu.

Jadi, lo yang harus siap untuk apapun kemungkinan yang terjadi setelah menikah gitu. Nah, coba sering-sering berkomunikasi, kontemplasi, meditasi atau datang ke psikolog untuk bisa kenal suara kecil itu, bisa dengar suara kecil itu,” jelasnya.

Sementara Maxime Bouttier, mengatakan untuk mendengarkan diri sendiri, percaya pada diri sendiri, kurangi melihat media sosial yang bikin kamu jadi tambah insecure atau meninggikan ekspektasi padahal nyatanya tidak demikian.

Itulah cerita Maxime Bouttier dan Jourdy Pranata tentang karakternya di film Yakin Nikah hingga berbagi pandangan para laki-laki tentang hubungan dan percintaan.