Setelah Sekian Lama, Hari Ini Aku Harus Meninggalkan Cinta Pertamaku Demi Menumbuhkan Kehidupanku
Akhirnya kuucapkan selamat tinggal juga untuk pertama kalinya. Dua kata ini terlihat kaku karena aku masih mengucapkannya dengan cinta. Rasa yang kuukir sepuluh tahun lalu dan tak bisa kuhilangkan dengan mudahnya hari ini. Tapi aku sadar sepenuhnya bahwa meninggalkan kisa kita adalah cara satu-satunya agar hidupku bisa terus tumbuh.
Sepuluh tahun lalu, kisah kasih di sekolah benar-benar nyata
Aku bertemu denganmu di bangku SMA, laki-laki yang selalu tertidur sekaligus terpintar di kelas. Kecerdasanmu inilah yang membawaku padamu untuk meminta diajari ini itu. Lalu kita menemukan banyak kesamaan dan memilih untuk saling jatuh dan mencinta.
Semuanya dimulai begitu saja, dengan sederhana tanpa drama
Tak ada yang spesial sejak kamu mengatakan cinta hingga hari ini kamu mengatakannya sekali lagi sebelum perpisahan kita. Cinta yang kita bangun begitu sederhana hingga bisa sepanjang ini. Kita tak pernah menyangka satu dekade ini hanya berakhir dengan sebuah pisah.
Kita pernah membuktikan bahwa cinta kita lebih kuat dari jarak
Perpisahan pertama kita adalah saat kamu dan aku mulai masuk bangku kuliah di kota yang berbeda. Tanpa perlu banyak drama seperti biasa kita tetap bertahan dengan cinta yang sama. Bertemu denganmu tetap sesempurna pertemuan pertama.
Bahkan tak perlu ada peluk untuk setiap rindu yang kita rasakan
Masih ingatkah kamu cara kita menghadapi rindu? Aku yakin kamu tak lupa bahwa kita selalu memandang air mineral saat kita saling merindu. Tak ada filosofi berat dibalik air mineral, hanya karena air mineral ada dimana-mana, mengibaratkannya seperti aku akan membuatku mudah melampiaskan rindu. Itu saja.
Lalu pertanyaan "Apakah dia orangnya" membuatku ragu luar biasa
Bagaimana aku tahu kamulah orangnya? Walaupun cinta kita begitu sempurna, begitupun juga kamu. Aku masih selalu ragu dan menanyakannya pada diriku sendiri, kamukah itu? Aku selalu takut jika itu bukan kamu.
Dan akhirnya aku yakin bahwa ini hanya sebuah ketakutan semata
Aku selalu takut meninggalkanmu bahkan jika aku menginginkannya karena aku ingin cinta pertama yang sempurna ini juga menjadi cinta yang terakhir kalinya. Tapi cinta ini membuatku begitu terpenjara.
Selama ini waktuku hanya kuhabiskan untuk memikirkanmu dan kehidupan bersamamu. AKu telah melewatkan banyak hal hanya karena cinta pertama yang ingin kuakhiri secara sempurna sama seperti saat memulainya. Kini sadar, bahwa hati kecilku tak mau itu semua. Aku ingin tumbuh bebas tanpa cinta yang sesempurna itu. Biarkanlah aku mengangkasa dengan keputusanku ini, terbang tanpa harus kembali pada cinta pertamaku lagi.
