Pernah Resmi Ditutup, Ini 8 Fakta Gunung Anjasmoro di Jawa Timur

Gunung Anjasmoro memiliki lereng gunung yang dipenuhi oleh pohon durian yang juga dipelihara. Jenis durian yang ada di Gunung Anjasmoro ini biasa adalah durian bido wonosalam, yang berbentuk lonjong, dan berwarna lebih dominan cokelat hijau abu-abu.

Daging duriannya diketahui pulen dan rata-rata tidak berbiji. Di sana, para pengunjung bebas mencicipi dan melihat berbagai pepohonan durian yang tumbuh subur.

Para pengunjung disarankan untuk berangkat dengan kendaraan pribadi atau kendaraan yang dapat disewa di daerah kota Jombang menuju desa Wonosalam. Menggunakan GPS menuju desa Wonosalam juga sekarang lebih mudah, namun para pengunjung juga bisa menanyakan rute kepada para penduduk sekitar jika masih kurang jelas.

Menurut Javatravel.net, para pengunjung dikenakan biaya seharga Rp5 ribu sebagai tiket masuk. Terkait jam bukanya juga tidak ditentukan, sehingga para pengunjung bisa bebas datang setiap hari.

Fasilitas-fasilitas yang dapat dinikmati para pengujung di Gunung Anjasmoro juga termasuk masih sedikit. Gunung Anjasmoro hanya menyediakan lahan parkir luas bagi yang membawa kendaraan pribadi, pos istirahat bagi para pendaki, dan toilet umum. 

Gunung Anjasmoro sebenarnya dulu pernah resmi ditutup, namun masih ada pendaki ilegal yang berusaha mengunjungi Gunung anjasmoro. Kemunculan pendaki ilegal ini alasannya karena rasa ingin tahu para pendaki untuk menjelajahi Gunung Anjasmoro. Para pendaki tersebut menemukan berbagai jalur menuju Gunung Anjasmoro

Menurut Kompas.com, jalur pendakian ilegal paling sering ditemukan di jalur Wonosalam Jombang menuju Cemoro Sewu, yang merupakan bagian puncak dari Gunung Anjasmoro. Namun, menurut sumber lain yaitu manusialembah.com, jalur lain menuju Gunung Anjasmoro juga bisa dilakukan melalui Pabrik Jamur Cangar.

Menurut Kompas.com, ada beberapa alasan mengapa Gunung Anjasmoro dilarang untuk pendakian. Pertama, kondisi ekosistem di gunung masih utuh dan terdapat banyak flora dan fauna yang dilindungi di sana. Sehingga, keputusan untuk menutup pendakian adalah untuk melestarikan ekosistem gunung. 

Kedua, Gunung Anjasmoro juga dikenal sebagai gunung yang memiliki topografi yang curam dan terjal. Ini sangat berbahaya dan berisiko bagi para keselamatan para pendaki yang mendaki gunung tersebut. 

Ketiga, munculnya jalan tikus yang dibuat oleh para pendaki ilegal ini turut merusak ekosistem gunung, sehingga pada akhirnya juga membahayakan mereka jika terjadi kerusakan.

Di sekitar gunung Anjasmoro juga telah hadir berbagai pilihan gunung bagi para pendaki. Terdaapt 3 pilihan gunung lainnya bagi para pendaki yang ingin berkunjung, yaitu Gunung Arjuno Welirang, Gunung Watu Jengger, dan Gunung Pundak.

Itulah fakta-fakta Gunung Anjasmoro yang menyajikan pemandangan pegunungan yang cantik. Meskipun jalur pendakiannya termasuk sulit, apakah kamu tertarik mendaking gunung ini, Bela?