Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
KAI commuter bantah pemecatan petugas
Ilustrasi KRL Jabodetabek. (Dok. KAI Commuter)

Intinya sih...

  • KAI Commuter membantah pemecatan petugas terkait hilangnya tumbler penumpang yang viral di media sosial.

  • Setiap stasiun memiliki layanan lost and found untuk menangani barang-barang yang ditinggalkan baik di area stasiun maupun di dalam kereta.

  • Evaluasi menyeluruh dengan pihak terkait dilakukan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

KAI Commuter akhirnya mengklarifikasi bahwa tidak ada pemecatan petugas terkait dengan hilangnya tumbler penumpang yang viral di media sosial. Dalam pernyataan resmi, perusahaan menjelaskan bahwa isu pemutusan hubungan kerja yang beredar tidak berasal dari kebijakan KAI Commuter.

“KAI Commuter menegaskan tidak melakukan pemecatan sebagaimana isu beredar, karena kami memiliki aturan dan prosedur kepegawaian yang tetap mengacu pada regulasi ketenagakerjaan,” ujar Karina Amanda, VP Corporate Secretary KAI Commuter, dalam keterangan tertulis yang dibagikan ke publik pada Kamis (27/11).

Ada SOP yang jelas di setiap stasiun terkait penanganan barang tertinggal

Tangkapan layar dari Instagram Story milik KAI Commuter yang membantah adanya pemecatan petugas imbas kasus tumbler hilang yang viral. (instagram.com/commuterline)

KAI Commuter kembali menjelaskan bahwa setiap stasiun memiliki layanan lost and found untuk menangani barang-barang yang ditinggalkan baik di area stasiun maupun di dalam kereta. Barang yang ditemukan petugas akan didata dan disimpan, sementara pengguna yang ingin mengambil kembali barang tersebut harus mengikuti prosedur yang berlaku.

Penjelasan ini disampaikan untuk meluruskan persepsi publik setelah muncul ekspektasi bahwa petugas bertanggung jawab untuk mengganti atau mengamankan barang pribadi penumpang yang tertinggal. KAI menekankan bahwa prosedur tersebut telah ada dan diterapkan secara konsisten untuk seluruh pengguna.

Evaluasi menyeluruh dengan pihak terkait

Ilustrasi KRL Jabodetabek. (Dok. KAI Commuter)

Kejadian mengenai tumbler yang hilang telah mendorong pihak manajemen untuk melakukan evaluasi internal. KAI Commuter mengungkapkan bahwa peninjauan ini dilakukan bersama semua pihak yang terlibat untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

“KAI Commuter akan melakukan evaluasi dengan pihak-pihak terkait secara menyeluruh sehingga agar situasi serupa dapat dicegah ke depannya,” lanjut Karina.

Evaluasi tidak hanya berfokus pada petugas pelayanan di lapangan, tetapi juga mencakup penyempurnaan prosedur dan alur komunikasi kepada pengguna layanan.

Barang pribadi yang tertinggal menjadi tanggung jawab pengguna

Ilustrasi penumpang KRL Commuter Line. (dok. KAI Commuter)

Masih dalam pernyataan yang sama, KAI Commuter mengingatkan masyarakat bahwa barang pribadi yang tertinggal di dalam Commuter Line merupakan tanggung jawab pengguna. Perusahaan mengimbau penumpang untuk memeriksa kembali semua barang bawaan mereka agar tidak ada yang tertinggal saat turun dari kereta.

“Kami mengimbau agar seluruh pengguna tetap menjaga dan memperhatikan barang bawaannya dengan baik,” tutur Karina.

Imbauan ini disampaikan untuk menegaskan bahwa keberadaan layanan lost and found merupakan bantuan operasional, bukan bentuk jaminan untuk keamanan barang pribadi.

Kronologi singkat terkait kasus kehilangan tumbler yang viral di media sosial

Tangkapan layar curhatan penumpang KRL tentang tumblernya yang hilang. (X/@anitadew)

Melansir dari IDN Times, kasus ini mencuat setelah sebuah utas di media sosial X yang berisi curahan seorang penumpang KRL viral. Penumpang tersebut mengaku kehilangan tumbler miliknya saat berada di dalam KRL dan menduga seorang petugas keamanan ikut bertanggung jawab.

Dalam ceritanya, ia menjelaskan bahwa pada Senin malam, sepulang kerja dari Stasiun Tanah Abang menuju Rangkasbitung, ia turun di Stasiun Rawa Buntu dan baru menyadari cooler bag miliknya tertinggal di bagasi gerbong khusus perempuan. Ia langsung melapor kepada petugas keamanan, yang kemudian menindaklanjuti laporan, mengonfirmasi bahwa barang tersebut sudah ditemukan, bahkan mengirimkan foto sebagai bukti.

Namun, barang hanya bisa diambil keesokan harinya di Stasiun Rangkasbitung. Saat ia mengambilnya bersama sang suami, ia terkejut karena tumbler yang sebelumnya ada sudah hilang dari dalam cooler bag. Utas ini menjadi ramai diperbincangkan karena penumpang menolak permintaan maaf dan tawaran ganti rugi dari pihak security, serta menyebut petugas tersebut dipecat setelah kejadian.

Pernyataan resmi yang dirilis tersebut bertujuan meredakan polemik setelah informasi mengenai petugas yang disebut-sebut dipecat beredar luas di media sosial. Melalui klarifikasi ini, KAI Commuter menegaskan komitmen untuk mendahulukan prosedur formal, transparansi, serta pelayanan yang berkeadilan untuk pengguna dan petugas.

Dengan adanya evaluasi yang sedang berjalan, KAI berharap masyarakat menunggu fakta lengkap dan menggunakan kanal resmi ketika membutuhkan informasi mengenai layanan maupun barang tertinggal. Bagaimana tanggapanmu terkait kasus ini, Bela?

Editorial Team