11 Nama Lain Bakwan di Berbagai Daerah Indonesia, Ote-Ote Hingga Badak

Penyebutan bakwan populer di kalangan penduduk Jabodetabek, Lampung dan Manado. Begitu juga dengan masyarakat Kalimantan yang menyebut gorengan sayuran ini dengan nama bakwan sayur.

Meski demikian, baik masyarakat Jabodetabek dan Lampung punya cara menyantap bakwan yang berbeda. Masyarakat Jabodetabek dan Kalimantan melahap bakwan dengan cabai rawit, sedangkan orang Lampung memakannya dengan saus berbumbu mirip kuah cuko pada pempek Palembang.

Di Bandung, bakwan biasa disebut dengan bala-bala. Bahan dasar bala-bala sama dengan bakwan, yaitu campuran tepung, bumbu, seasoning dan beberapa sayuran seperti wortel dan kol yang diaduk rata. Kemudian, adonan bala-bala tadi digoreng hingga kecokelatan lalu disajikan dengan saus sambal yang nikmat.

Orang Medan umumnya memakan kue sayur sebagai lauk atau teman ngemil. Meski bernama kue, nyatanya hidangan ini digoreng kering seperti bakwan. Namun, beberapa daerah di Medan juga menamainya dengan bakwan.

Masyarakat Yogyakarta dan Bali mengenal pia sebagai camilan manis berisi pasta kacang hijau. Sebaliknya, orang Blora dan Ponorogo menyebut pia-pia untuk bakwan sayur. Tak ada perbedaan antara bakwan dan pia-pia, baik dari bahan dan cara menyantapnya.

Tak hanya merujuk pada negara di perbatasan Tiongkok, Hongkong juga merupakan nama untuk bakwan sayur. Predikat ini terkenal di bagian timur dari Jawa Timur, seperti di Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso.

Selain Hongkong, warga Jawa Timur juga menyebut bakwan sayur sebagai heci atau weci. Biasanya panggilan ini digunakan masyarakat Malang, Madiun, Magetan, Ngawi dan Nganjuk. Baik Hongkong dan ote-ote biasa disantap dengan cabai rawit atau sambal petis.

Terbang ke Jawa Tengah, ada badak yang bisa dimakan di Semarang. Badak sendiri bukan merujuk pada hewan bercula yang langka, melainkan nama lain dari bakwan sayur. Kalau kamu bertandang ke Semarang, jangan pernah menyebut bakwan dengan ote-ote, ya. Pasalnya, ote-ote memiliki arti telanjang dada.

Masyarakat Jawa Timur juga menamai bakwan sayur dengan ote-ote. Biasanya sebutan ini digunakan warga Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto dan sekitarnya.

Gorengan yang terdiri dari campuran sayur, tepung, bawang-bawangan, serta seasoning ini bernama Kandoang di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kalau ingin beli bakwan di sini, jangan lupa menyebutnya dengan kandoang ya!

Sedangkan orang Manado, Sulawesi Utara dan Kupang, Nusa Tenggara Timur menyebut bakwan sebagai makao atau macau. Pelafalannya mirip dengan negara Macau.

Indonesia adalah negeri multikultural. Maka wajar saja, jika ada satu kata yang memiliki banyak arti, tergantung dari daerah mana kata tersebut digunakan. Masyarakat Sunda menyebut bikang sebagai perempuan. Tapi di Ambon, kata ini bisa merujuk sebuah makanan. Adalah bikang doang, sebuah julukan untuk bakwan di Ambon, Maluku. Begitu juga dengan warga Makassar, Sulawesi Selatan, menyebut bakwan dengan bikang doang.

Walau punya penyebutan yang berbeda di setiap daerahnya, faktanya bakwan adalah gorengan yang punya banyak penggemar, karena rasanya yang lezat, gurih, dan bertekstur renyah. Kalau daerah kamu namanya apa?