Purana Rayakan 16 Tahun Perjalanan 'A Tapestry of Nature & Culture'

- Tiga babak perjalanan: Pusaka, Titian, dan Langgeng
- Hadirkan kolaborasi lintas disiplin di tiga babak pameran
- Menampilkan lini baru Puragraf
Purana 16 Years: A Tapestry of Nature & Culture digelar di Cikini82, rumah ikonik yang telah direstorasi di kawasan Jakarta Pusat. Menandai perjalanan 16 tahun, Purana menghadirkan pameran retrospektif dan imersif yang merangkum arsip budaya, kolaborasi, dan inovasi dalam wastra Indonesia, mempertemukan masa lalu, kini, dan masa depan.
Menurut Nonita Respati, Founder dan Creative Director Purana, bangunan Cikini82 yang sarat sejarah dan tampil kontras di tengah wajah modern Jakarta mencerminkan semangat Purana. “Hal ini sempurna merepresentasikan filosofi kami: menghormati masa lalu sambil melihat ke masa depan,” ujarnya.
1. Tiga babak perjalanan: Pusaka, Titian, dan Langgeng
Pameran ini terbagi menjadi tiga babak yang mewakili perjalanan evolutif Purana. Pusaka (2009–2021) menampilkan akar tradisi dan kolaborasi dengan komunitas pengrajin lokal. Titian (2022–2025) memperlihatkan metamorfosis Purana melalui seni, alam, dan kolaborasi lintas brand.
Sementara Langgeng (2025 & Beyond) menggambarkan komitmen terhadap keberlanjutan serta langkah Purana memasuki ranah gaya hidup melalui lini baru.
2. Kolaborasi Purana x DUS DUK DUK
Perjalanan pengunjung pameran Purana 16 Years akan berawal dari pintu masuk yang ditandai logo Purana Lettermax rancangan Arief Susanto, pendiri DUS DUK DUK yang dikenal dengan karya-karya terbuat dari kardus. Konsisten berkarya dengan mengedepankan kreativitas dan prinsip keberlanjutan telah membawa Arief masuk ke daftar Forbes 30 Under 30.
Kolaborasi Purana dengan DUS DUK DUK sejalan dengan komitmen Purana terhadap ekonomi sirkular, dan instalasi yang dihasilkannya pun telah dirancang untuk dapat didaur ulang setelah pameran.
3. Babak I: PUSAKA (2009 – 2021) Akar dan Kriya Komunitas
Ruang Pusaka, dengan nuansa warna sepia dan sayup-sayup suara gamelan, adalah tempat pengunjung dapat mencetak memakai cap batik dari arsip Purana. Ruangan ini menampilkan instalasi gulungan kain dengan pola-pola ikonik yang mewakili mitra komunitas Purana, dan mengisahkan kerja sama dengan institusi pelestari budaya seperti Bakti Budaya Djarum Foundation, contohnya yang menggandeng pengrajin Batik Semarang.
Masih dalam Pusaka, pengunjung dapat mengeksplorasi sebuah sudut bertema rempah rempah dan mencicipi minuman tradisional di bar “Art of Jamu” yang dipersembahkan oleh Deltomed.
4. Babak II: TITIAN (2022 – 2025) Metamorfosis Seni, Alam, dan Kolaborasi antar Jenama
Ruang Titian menampilkan karya Hanafi Kurniawan Sidhartha (HKSIDH/Rembol), perupa yang juga protégé dari maestro Nasirun, berupa instalasi teater wayang kulit modern bertema flora dan fauna. Tema ini sejalan dengan keseluruhan nuansa ruangan, yaitu hutan hujan Indonesia yang tersusun dari kardus-kardus, karya DUS DUK DUK.
Di tengah-tengah “hutan hujan” yang teduh, berdiri Bar “Elixir” modern persembahan Herbana, yang menyajikan mocktail dan ramuan herbal menyegarkan.
5. Babak III: LANGGENG (2025 & Beyond) Keberlanjutan, Home & Living, dan Arsitektur
Ruang terakhir, Langgeng, menjadi perwujudan visi jangka panjang Purana untuk transformasi Beyond the Brand menjadi gerakan gaya hidup. Di ruang ini, Purana meluncurkan dua lini terbaru: Purana Home & Living dan Puragraph.
“Purana Home & Living memungkinkan konsumen mengintegrasikan keindahan wastra ke dalam ruang pribadi, mengubah rumah menjadi kanvas budaya,” ujar Nonita. Koleksi ini, yang meliputi taplak dan runner meja, sarung bantal, dan aksesori tempat tidur, diluncurkan bersama Sango Ceramics untuk lini alat makan.
Konsep dan presentasi di ruang Langgeng digarap bersama Erika Amalia, wirausahawan desain dan visioner kreatif dengan pengalaman lebih dari 16 tahun di industri gaya hidup dan interior. Erika berperan penting dalam mengkurasi tampilan Purana Home & Living agar sejalan dengan tren global tanpa kehilangan akar lokal.
6. Tampilkan lini baru Puragraf
Dalam Langgeng ditampilkan pula lini baru Purana yaitu Puragraph, yang terinspirasi arsitektur bangunan tradisional Indonesia. Koleksi awal Puragraph meliputi kemeja dan outer yang desainnya menerjemahkan arsitektur rumah tradisional, Joglo. Puragraph akan terus mengeksplorasi warisan arsitektur Indonesia untuk menghasilkan desain yang relevan bagi penikmat fashion berjiwa muda.
Purana 16 Years: A Tapestry of Nature & Culture, juga melibatkan mahasiswa sebagai pemandu pameran, menegaskan komitmen terhadap regenerasi dan pemberdayaan kreatif generasi muda.
7. Dukungan kolaboratif dari berbagai pihak
Perjalanan Purana yang sarat dengan misi pelestarian budaya dan pemberdayaan komunitas, tak lepas dari dukungan berbagai organisasi yang memiliki visi sejalan. Pada peringatan hari jadinya yang ke 16, Purana bermitra dengan PT. Pertamina (Persero), Bakti Budaya Djarum Foundation, PT. Deltomed Laboratories, dan Herbana.
Purana juga mendapat dukungan yang sangat berarti dari Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Bajukertas & Co., SHA Solo, Optik Seis, Sango, Wardah, Cikini82, DUS DUK DUK, EPSON, CHA CO, Workshop27, Track, DariaPro, BIANCO, G Studios, Pipiltin Cocoa, DORÉ by LeTAO, Arbor & Troy, THAJA, Gelap Ruang Jiwa, dan Cleanova.



















