Auguste Soesastro Gelar Pameran Tunggal, Rayakan 15 Tahun Berkarya

Auguste Soesastro mempersembahkan pameran tunggal skala besar perdananya dalam bentuk fashion and art exhibition bertajuk “ꦢꦪꦤꦶꦁꦧꦸꦢꦶ - force of subtleness” di Jakarta. Desainer dan seniman yang pernah mengenyam pendidikan di sekolah yang melahirkan couturier seperti Yves Saint Laurent dan Valentino itu berusaha mengeksplorasi berbagai pendekatan baru dalam dunia mode.
Pada pamerannya kali ini, ia menilik perpaduan antara warisan budaya Jawa dan Cina serta pengaruh budaya Eropa dalam konteks abad ke-21, yang disuguhkan dalam bentuk pameran lintas media yang mengaburkan batas antara mode, seni, dan pertunjukan.

Auguste yang sebelumnya sukses meluncurkan brand luxury ready-to-wear, KRATON, di New York Fashion Week, kini bercermin pada identitasnya untuk melahirkan berbagai karya yang dipamerkan di Plaza Indonesia tersebut. Berakar dari sejarah keluarga, perjalanan hidup pribadi dalam pergulatan identitas, migrasi dan asimilasi budaya, "ꦢꦪꦤꦶꦁꦧꦸꦢꦶ” (dibaca sebagai “Dayaningbudi") dapat diterjemahkan sebagai sebuah pertarungan hening untuk mengguncang konvensi sosial dan merobohkan stereotip identitas rasial dan kelas.
Berbagai rancangan baru yang inovatif, serta koleksi terdahulu yang diinterpretasi ulang dipamerkan dalam exhibition yang bersifat semi retrospektif ini. Terbagi dalam tiga tema terpisah namun saling berkaitan: Njawani, Architecture, dan Minimalism, karya dalam pameran ini tercipta melalui goresan rapih, pilihan tekstil mewah, dan siluet architectural yang selama ini menjadi ciri khas sang desainer.

Di bagian Njawani, Auguste merangkul budaya, gaya hidup dan falsafah orang Jawa dan relasinya dengan kultur Peranakan dan keturunan pendatang lain. Sedangkan Architecture menjadi wadah eksperimental Auguste untuk mendorong batasan-batasan tradisional dalam pembuatan pola.
Sementara Minimalism menggarisbawahi obsesi Auguste untuk membuat pakaian dari pola tunggal. “Sederhana itu mudah, minimalis itu rumit,” menurutnya. Pakaian dengan pola tunggal selalu ia sertakan dalam pergelaran busananya, yang tampil sangat bersih dan tidak mencolok walau nyatanya melibatkan pekerjaan tangan yang kompleks dan amat teliti, setelah melewati masa uji coba yang tak terhitung banyaknya.

Sebagai pendamping untuk berbagai karya mode yang dihadirkan dalam pameran ini, Auguste juga memberikan fashion show dengan konsep otentik ditemani karya visual unik. Ini merupakan upaya sang desainer untuk mendorong dirinya melampaui batas-batas dunia mode dan memasuki ranah kecintaannya pada seni. Karya seni visual ini akan menonjolkan perpaduan budaya yang menjadi identitas dirinya, sekaligus memperkuat narasi desain dan pameran secara keseluruhan.
Selama pameran berlangsung, pengunjung juga dapat menikmati peragaan busana singkat, pertunjukan musik dan/atau tari, bincang-bincang dengan seniman, dan berbagai lokakarya yang dihadirkan oleh Auguste dan bintang tamu yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing. Para peminat mode dan seni juga dapat mengunjungi pop-up store yang memberikan berbagai penawaran eksklusif.




























