Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Jangan Disepelekan, ini 5 Tanda Kamu Burnout karena Pekerjaan

Burnout.jpg
Unsplash.com/SEO Galaxy
Intinya sih...
  • Kehilangan motivasi bekerja karena tekanan mental dan ekspektasi tinggi
  • Sulit tidur dan gangguan pola istirahat akibat stres berkepanjangan
  • Mudah marah atau emosi meledak-ledak karena tekanan kerja yang nggak ada habisnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Generasi Z kini semakin mendominasi dunia kerja. Mereka dikenal adaptif, kreatif, dan tech-savvy. Namun, di balik semua keunggulan itu, riset global maupun nasional menunjukkan bahwa Gen Z justru menjadi kelompok paling rentan mengalami burnout.

Dalam siniar bertajuk “Why Young People Get Burnout Easily & How to Overcome It” bersama Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, dan host Rory Asyari membongkar fakta bahwa burnout bukan sekadar masalah personal, melainkan isu kesehatan publik yang serius. Lalu, apa saja tanda-tanda kamu mulai burnout karena pekerjaan? Yuk, simak lima tandanya berikut ini.

1. Kehilangan motivasi bekerja

Demotivated.jpg
Unsplash.com/Kinga Howard

Kalau biasanya kamu penuh semangat memulai hari, lalu tiba-tiba merasa nggak ada lagi alasan untuk bekerja, itu bisa jadi tanda burnout. Menurut Dr. Ray, banyak pekerja Gen Z di Indonesia yang mengeluhkan rasa lelah bukan karena fisik, melainkan karena tekanan mental akibat ekspektasi kerja yang tinggi. Akibatnya, motivasi pun perlahan hilang.

Kehilangan motivasi ini biasanya muncul dalam bentuk enggan membuka laptop, menunda pekerjaan, atau merasa pekerjaan apapun tidak lagi bermakna. Kalau dibiarkan, kondisi ini bisa membuat produktivitas turun drastis dan rasa percaya diri ikut terkikis.

2. Sulit tidur dan gangguan pola istirahat

Insomnia.jpg
Unsplash.com/Ephraim Mayrena

Burnout juga sering memengaruhi kualitas tidur. Pikiran yang terus berputar soal pekerjaan bikin kamu sulit tidur nyenyak, bahkan ketika tubuh sudah kelelahan. Hasilnya, kamu sering terbangun di tengah malam atau malah susah bangun keesokan paginya.

Dr. Ray menyebutkan bahwa gangguan tidur ini adalah dampak langsung dari stres berkepanjangan. Sayangnya, kurang tidur justru memperburuk kondisi burnout, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus kalau tidak segera ditangani.

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH.jpeg
Dok. Istimewa

3. Mudah marah atau emosi meledak-ledak

Emotional.jpg
Unsplash.com/Camila Quintero Franco

Kalau kamu jadi lebih gampang tersulut emosi hanya karena hal kecil, hati-hati, itu bisa jadi sinyal burnout. Tekanan kerja yang nggak ada habisnya sering membuat perasaan jadi lebih sensitif dan mudah meledak.

Hal ini nggak cuma memengaruhi kesehatan mental, tapi juga bisa merusak hubungan dengan rekan kerja maupun keluarga. Apalagi di era digital, di mana kamu merasa harus selalu online dan responsif. Beban itu bikin batas antara kerja dan hidup pribadi jadi kabur.

4. Muncul keluhan fisik yang nggak jelas

Fatigue.jpg
Unsplash.com/Zohre Nemati

Burnout nggak hanya menyerang mental, tapi juga bisa terasa di fisik. Beberapa orang melaporkan sakit kepala berkepanjangan, pegal-pegal, atau gangguan pencernaan tanpa sebab medis yang jelas.

Dr. Ray menegaskan bahwa keluhan fisik ini adalah alarm tubuh yang nggak boleh diabaikan. Kalau tubuh sudah memberi sinyal lewat sakit berulang, itu artinya beban kerja dan stres mental sudah melampaui batas sehat.

5. Tidak pernah merasa cukup

Enough.jpg
Unsplash.com/Meg Jenson

Salah satu tanda burnout yang sering dialami Gen Z adalah perasaan selalu kurang, meski sudah bekerja keras. Budaya always online dan perbandingan sosial di media digital sering memperburuk kondisi ini. Kamu jadi merasa pencapaianmu masih jauh dibanding orang lain.

Perasaan "tidak pernah cukup" ini bisa membuat kamu terus memforsir diri tanpa jeda. Padahal, seperti kata Dr. Ray, burnout bukan tanda kelemahan, melainkan alarm serius bahwa kamu butuh work-life balance yang lebih sehat.

Burnout memang bukan masalah sepele. Ia bisa menurunkan produktivitas, memicu angka turnover, hingga berdampak pada kesehatan fisik jangka panjang. Maka dari itu, penting banget buat mengenali tanda-tandanya sejak dini. Ingat, kamu berhak punya ruang untuk istirahat, melakukan digital detox, dan membangun komunitas di luar pekerjaan agar tetap waras menghadapi dunia kerja modern.

Yuk, mulai dengarkan alarm tubuhmu sendiri, Bela. Supaya kamu bisa mewujudkan work-life balance yang sehat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Niken Ari Prayitno
EditorNiken Ari Prayitno
Follow Us

Latest in Career

See More

Jadwal Wamil Bentrok, Lee Jung Ha Absen dari 'Moving 2'?

05 Des 2025, 15:15 WIBCareer