Sudah Menahun, Ini 5 Fakta Kasus Promosi Judi Online Wulan Guritno

Bersama 25 orang lainnya, Wulan Guritno masuk dalam daftar nama yang dilaporkan oleh Asosiasi Lawyer Muslim Indonesia (ALMI) ke Bareskrim Polri pada Senin (04/09) lantaran diduga mempromosikan situs judi online di media sosial. Menurut Zainul Arifin selaku Ketua ALMI, 26 orang yang dilaporkan ke Bareskrim Polri tersebut diduga mempromosikan judi online dalam rentang waktu 2017-2023 ini.

Postingan di media sosial terkait promosi judi online yang dilakukan Wulan Guritno tersebut nyatanya diunggah pada tahun 2020. Saat itu, Wulan tampak mempromosikan situs judi online bernama Sakti123. Namun, Wulan juga mempromosikan situs judi online untuk yang kedua kalinya di tahun yang sama untuk situs bernama Lambung88 dalam sebuah postingan video.

Menurut keterangan Zainul Arifin kepada awak media, para figur publik yang melakukan promosi situs judi online tersebut mendapatkan upah bayaran sebesar Rp10 juta hingga lebih dari Rp100 juta. Informasi ini didapatkan langsung dari para korban promosi judi online.

"Saya pikir, kalau sekelas Wulan Guritno nggak mungkin Rp10 juta. Di-endorse sebagai Brand Ambassador dan minggu ini akan dipanggil untuk dimintai keterangan," ujar Zainul.

Melalui Bucie Lee selaku perwakilan manajemen Wulan Guritno, ia tidak mengelak dan mengaku bahwa ia tidak mengetahui situs yang dipromosikannya merupakan judi online. Ia merasa kaget karena konten yang dibuatnya tahun 2020 silam kembali mencuat dan tengah menjadi perbincangan hangat.

"Mbak Wulan adalah korban karena ia mendapat informasi bahwa situs tersebut adalah situs game online. Situs tersebut juga sudah banyak dipromosikan oleh figur publik besar lainnya," ujar Bucie Lee mewakili Wulan Guritno pada awak media, Selasa (05/09).

Kasus promosi situs judi online ini pun sampai di telinga Menteri Komunikasi dan Informasi, Budi Arie Setiadi. Menyikapi kasus tersebut, Menkominfo ingin Wulan Guritno dibina untuk menjadi duta anti judi online. Ide tersebut ia canangkan setelah mendengar pernyataan Wulan yang mengaku bahwa ia tidak tahu telah mempromosikan judi online.

Selain itu, ide persuasif seperti ini menurutnya harus lebih diutamakan daripada cara Polri yang meringkus para publik figur yang terseret dalam kasus tersebut. Namun, pernyataan Menkominfo tersebut malah menuai kritik dari masyarakat lantaran dianggap tidak adil terhadap masyarakat lain yang sudah pernah ditangkap akibat kasus yang sama.

Kasus ini mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam mempromosikan sesuatu. Semoga kasus promosi judi online ini segera mendapatkan pencerahan, ya.