Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Tips bertahan hidup saat perang
Pexels.com/Andrea Piacquadio

Intinya sih...

  • Siapkan tas perlengkapan darurat, termasuk makanan, air minum, obat-obatan, dan dokumen penting

  • Kuasai keterampilan bertahan hidup seperti membuat api, mengolah air mentah, dan navigasi tanpa GPS

  • Ketahui lokasi tempat perlindungan terdekat dan siapkan dana serta aset cadangan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Berkaca dari situasi politik dunia yang terus memanas, kekhawatiran akan meletusnya Perang Dunia III mulai banyak dibahas. Oleh karena itu, mengetahui tips bertahan hidup di tengah situasi perang akan jadi pengetahuan yang bermanfaat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuknya.

Di bawah ini, Popbela merangkum hal apa saja yang bisa dipersiapkan untuk menghadapi Perang Dunia III. Simak informasinya dan persiapkan satu per satu mulai hari ini, yuk!

1. Siapkan tas perlengkapan darurat

Pexels.com/Mikhail Nilov

Hal pertama yang wajib disiapkan adalah emergency kit alias perlengkapan darurat. Siapkan tas berisi makanan kaleng dan instan, air minum yang cukup untuk 3–7 hari, obat-obatan, senter, baterai cadangan, korek api, masker, selimut termal, serta perlengkapan kebersihan dasar.

Tak ketinggalan, amankan juga dokumen penting seperti KTP, kartu keluarga, paspor, buku vaksin, dan sejumlah uang tunai. Letakkan semuanya di satu tempat mudah dijangkau. Jika keadaan darurat mendadak terjadi, kamu bisa segera membawanya.

2. Kuasai keterampilan dasar bertahan hidup

Kemampuan bertahan hidup yang mungkin kamu pelajari saat mengikuti kegiatan Pramuka akan sangat berguna di situasi perang. Jika tidak mengikutinya, kamu bisa mulai mempelajari cara membuat api, mengolah air mentah agar layak minum, pertolongan pertama, dan navigasi tanpa GPS. Zaman sekarang, sudah banyak kelas online atau komunitas lokal yang mengajarkan materi ini.

Jangan lupa pelajari juga cara mengidentifikasi makanan alami yang aman dikonsumsi dan cara berkomunikasi menggunakan sinyal darurat. Keterampilan ini penting terutama jika akses ke layanan darurat dan logistik menjadi terbatas.

3. Ketahui lokasi tempat perlindungan terdekat

Pexels.com/Matthias Zomer

Sebelum keadaan telanjur memburuk, lekaslah mencari tahu lokasi perlindungan seperti bunker, basement umum, atau titik evakuasi. Alangkah baiknya kamu mencari tahu dan menyimpannya di peta offline di ponselmu sebagai langkah antisipasi jika koneksi internet terputus.

Jika lokasi tempat tinggalmu tidak memiliki tempat perlindungan, identifikasi gedung-gedung kuat seperti sekolah atau rumah ibadah yang bisa dijadikan tempat aman. Pastikan anggota keluarga mengetahui jalur evakuasi dari rumah ke lokasi tersebut.

4. Siapkan dana dan aset cadangan

Pexels.com/Karolina Grabowska

Sistem keuangan digital bukan tak mungkin akan terganggu hingga dapat memicu krisis ekonomi jika perang meletus. Oleh karena itu, simpanlah dana darurat dalam bentuk uang tunai. Pertimbangkan juga menyimpan sebagian asetmu dalam bentuk logam mulia seperti emas.

Sebagai patokan, sediakan uang tunai dengan nominal yang kira-kira bisa digunakan untuk bertahan hidup minimal 1–3 bulan. Bila perlu, simpan uang dalam beberapa tempat agar aman dari kehilangan atau pencurian.

5. Bangun komunikasi lokal dan komunitas siaga

Pexels.com/fauxels

Saat jaringan internet dan sinyal seluler mati, komunitas lokal bisa menjadi penghubung utama informasi dan bantuan. Miliki perangkat komunikasi alternatif seperti walkie-talkie atau radio darurat.

Bergabung dalam grup tanggap bencana atau komunitas lingkungan yang aktif akan memperluas jangkauanmu terhadap informasi valid dan bantuan logistik. Di saat seperti ini, kerja sama kolektif sangat dibutuhkan untuk bertahan hidup.

6. Pantau informasi dari sumber resmi dan kredibel

Pexels.com/Nothing Ahead

Tak hanya secara fisik, perang propaganda dan hoaks akan sangat mungkin terjadi di situasi ini. Jadi, pastikan kamu mengikuti informasi dari media yang sudah terjamin kredibilitasnya, lembaga pemerintah, atau organisasi internasional seperti Palang Merah atau WHO.

Berlangganan notifikasi darurat dari BMKG, BNPB, atau lembaga internasional juga bisa menjadi opsi. Meski teknologi sudah canggih, simpan juga radio AM/FM untuk berjaga-jaga jika koneksi internet mati. Informasi yang cepat dan akurat bisa menentukan arah tindakan yang bisa kamu ambil selanjutnya.

7. Jaga kesehatan fisik dan mental

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Terakhir dan yang paling penting, jagalah selalu kesehatan kita. Hidup di situasi perang dapat melemahkan kesehatan mental kita. Stres, ketakutan, dan kecemasan akan menjadi perasaan kolektif yang bisa melemahkan sistem imun dan semangat hidup. Oleh karena itu, menjaga kebugaran tubuh dan mengelola stres menjadi sama pentingnya dengan menyiapkan logistik.

Langkah kecil yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental di situasi perang adalah dengan melakukan olahraga ringan. Jika memungkinkan, alangkah baiknya kamu mengonsumsi makanan sehat dan menjaga rutinitas tidur. Selain itu, meditasi dan komunikasi dengan orang terdekat bisa membantu menjaga kewarasan di tengah krisis.

Semoga kita semua senantiasa terlindungi dari marabahaya perang, ya, Bela!

Editorial Team

EditorAyu Utami