Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Salinan dari BEFORE_20251101_152410_0000.png
Instagram.com / screamordance

Intinya sih...

  • Scream or Dance 2025 adalah festival Halloween terbesar di Asia Tenggara

  • Acara ini menghadirkan pengalaman multisensori dengan line-up besar dan dekorasi tematik

  • Pengunjung menikmati panggung utama yang menghadap pantai, panggung energik, dan parade kostum Halloween

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagaimana rasanya merayakan Halloween dengan dentuman musik, kostum unik, dan suasana pantai yang meriah? Itulah yang terjadi pada Jumat (31/10/2025) saat ribuan pengunjung memadati Ancol Beach City International Stadium untuk menikmati Scream or Dance 2025, festival Halloween terbesar di Asia Tenggara. Tahun ini, acara bertema “Forbidden Wonderland” itu mengajak pengunjung menjelajahi dunia imajinatif antara ketakutan dan kebebasan, di mana setiap sudutnya menjadi ruang ekspresi tanpa batas.

Dengan line-up besar seperti Afrojack, Sam Feldt, Andrew Rayel, dan DJ lokal berbakat, Scream or Dance 2025 menghadirkan pengalaman multisensori yang memadukan musik, seni, dan instalasi visual. Dari dekorasi tematik hingga parade kostum dan aksi panggung spektakuler, semuanya berpadu menciptakan malam Halloween yang penuh warna dan energi. Yuk, simak keseruannya selengkapnya, Bela!

Nikmati kemegahan panggung Scream or Dance 2025

Instagram.com / screamordance

Cuaca cerah menjadi pembuka sempurna untuk menikmati kemeriahan Scream or Dance 2025. Begitu masuk ke area festival, pengunjung langsung disambut oleh photobox bertema Halloween dengan dekorasi labu oranye dan jaring laba-laba. Suasananya langsung terasa ramai dan tematik — tempat ideal untuk mengabadikan momen pertama sebelum menjelajahi area lainnya.

Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Perjalanan menuju The Wonderland Stage dimulai dengan melewati instalasi berwarna biru yang menarik perhatian. Dindingnya dihiasi pesan dan coretan pengunjung menggunakan cat glow in the dark yang tampak cantik saat malam tiba. Spot ini jadi salah satu area paling banyak dipotret karena memadukan kreativitas dan suasana santai khas festival.

The Wonderland Stage: dari sunset hingga hujan badai

Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Menjelang sunset, suasana di The Wonderland Stage jadi pusat perhatian pengunjung. Panggung utama yang menghadap langsung ke pantai menghadirkan pemandangan laut dan cahaya senja yang berpadu dengan dentuman musik. Sambil menikmati angin laut, banyak yang bersantai di Chivas Regal Lounge, area nyaman dengan kursi empuk dan layar besar yang menampilkan aksi para performer.

Sore itu, Rei × Kreyboy membuka penampilan dengan energi tinggi. Beat cepat dan interaksi mereka membuat penonton langsung hidup dan menari bersama. Namun menjelang malam, hujan deras disertai angin tiba-tiba turun. Penonton pun berlarian menuju area indoor, tapi semangat mereka tak surut — banyak yang tetap bertahan sambil bersorak, membuktikan bahwa hujan tidak bisa memadamkan euforia di The Wonderland Stage.

Inferno Cage Stage: Panggung yang penuh energi

Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Sambil menunggu hujan reda, banyak pengunjung berpindah ke Inferno Cage Stage. Area ini tampil dengan konsep yang kontras — lebih kecil dan tertutup, tapi justru terasa lebih intens. Panggungnya dihiasi rantai besar dengan sorot lampu yang berpadu dinamis mengikuti irama musik, menciptakan suasana dramatis dan memikat perhatian siapa pun yang masuk ke area ini.

Instagram.com / screamordance

Di sini, Frizzy Boyz × Adyoro tampil dengan remix segar dan berani. Permainan cahaya yang terus berganti warna menambah keseruan set mereka, membuat setiap drop terasa lebih hidup. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika lagu “Mangu” dari Fourtwnty diputar dalam versi upbeat — lagu yang biasanya mellow itu berubah total, dan dengan dukungan tata cahaya yang apik, seluruh penonton ikut bergoyang dalam euforia yang terasa intens.

MTR nyalakan lagi semangat penonton

Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Setelah hujan reda, The Wonderland Stage kembali dibuka. Meski pasir di area panggung masih basah, antusiasme penonton tidak surut. Semua orang kembali ke depan panggung untuk menyambut DJ MTR, produser musik asal Brasil yang dikenal lewat lagu “Montagem – Relax & Balança”, “Na Luz do Luar”, dan “Agressivo do Horror” (2025).

Musiknya yang memadukan elemen Latin dan elektronik menciptakan suasana meriah. Dentuman bass berpadu dengan lampu panggung berwarna-warni membuat semua orang kembali menari — seolah hujan tak pernah terjadi.

Parade fashion di Scream or Dance 2025

Instagram.com / screamordance

Tak jauh dari situ, Misfit Arena juga tak kalah menarik. Ryuzaki Rama × Scififall membuka set mereka dengan “Bring The Beat Back” dari RetroVision. Musik yang enerjik membuat penonton berani naik ke tengah panggung untuk ikut menari. Di saat bersamaan, Kaijubop Fashion Parade berlangsung dan jadi daya tarik tersendiri.

Parade ini menampilkan berbagai kostum kreatif buatan pengunjung — mulai dari mecha futuristik, Chainsaw Man, Spider-Man, La Calavera Catrina, hingga Wonder Woman. Selain tampil mencolok, peserta juga memperebutkan hadiah senilai Rp10 juta untuk kostum terbaik. Sorakan penonton dan musik yang menghentak membuat momen ini terasa sangat hidup. .

Menutup melam bersama Sam Feldt

Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Malam ditutup dengan penampilan Sam Feldt, DJ dan produser asal Belanda yang dikenal lewat lagu “Show Me Love.” Gaya musiknya yang memadukan deep house dan tropical house membuat suasana semakin hangat.

Cahaya panggung menari di atas pasir, penonton bergoyang mengikuti ritme, dan langit malam menjadi latar sempurna untuk menutup hari. Meskipun cuaca sempat berubah-ubah, Scream or Dance 2025 membuktikan bahwa semangat dan euforia penonton tak mudah padam.

Festival ini bukan hanya tentang musik, tapi juga tentang kreativitas, kebersamaan, dan kebebasan berekspresi. Setiap sudutnya menghadirkan pengalaman berkesan — dari instalasi seni, parade kostum, hingga musik yang terus berdentum hingga larut malam. Sampai jumpa di Scream or Dance tahun depan, Bela!

Editorial Team

EditorAyu Utami