Andai dunia bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan, saya ingin bisa kembali ke masa lalu, memperbaiki semuanya, sehingga saya bisa hidup lebih bahagia dan lebih lama. Sayangnya, bukan seperti itu cara dunia bekerja. Ada tiga hal yang tak bisa kita ubah sekeras apapun kita berupaya. Pertama, masa lalu; kedua, sakit hati; dan yang ketiga, kematian.
Review ‘SORE’: Menohok, Tertonjok, Syok!

Intinya sih...
Film "SORE: Istri dari Masa Depan" adalah masterpiece Yandy Laurens
Sinematografi film ini memanjakan mata penonton dengan latar lokasi di Kroasia yang indah
Karakter Sore dan konsistensi emosi Jo membuat tema time-looping terasa nyata dan meyakinkan
Sinopsis: bertemu dengan istri dari masa depan untuk mengubah jalan kehidupan
Jonathan (Dion Wiyoko) kaget setengah mati saat mengetahui ada perempuan yang duduk di ujung ranjangnya ketika ia terbangun pagi itu.
"Hai, aku Sore. Istri kamu dari masa depan," kata Sore (Sheila Dara).
Tak percaya dengan pengakuan Sore, Jo mengusir Sore dari rumahnya. Namun, Sore tak kunjung pergi. Ia justru mengikuti kemana pun Jo pergi dan mengaku kepada semua orang jika ia adalah istri Jo dari masa depan.
Lelah dengan Sore yang terus membuntutinya, Jo pun bertanya soal detail terkecil dari dirinya yang semua bisa dijawab oleh Sore. Perlahan rasa percaya Jo terhadap Sore muncul. Sore berjanji akan membuat hidup Jo lebih baik. Tapi, dengan syarat, Jo harus mengikuti semua perkataannya tanpa terkecuali.
Semua baik-baik saja sampai akhirnya Jo melanggar satu syarat yang diajukan Sore. Sore kecewa dan berkata, "kita mulai dari awal lagi ya." Lalu, Sore ‘menghilang’. Apa yang terjadi pada hidup Jo sebenarnya?
Yandy Laurens nggak paham caranya bikin film jelek
Hats off for Yandy Laurens and all filmmakers behind 'SORE: Istri dari Masa Depan'. Mengikuti setiap karyanya; mulai dari Keluarga Cemara, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, dan Satu Kakak Tujuh Ponakan; membuat saya semakin yakin kalau Yandy Laurens nggak paham caranya bikin film jelek. Alias, filmnya keren semua!
Saya berani mengatakan bahwa SORE: Istri dari Masa Depan adalah salah satu masterpiece Yandy karena setiap menit dari film ini benar-benar menghipnotis semua penontonnya. Mulai dari naskah dan story telling, Yandy menceritakan semua detail yang terjadi pada Jo dan Sore dengan amat detail, hati-hati, rapi, dan lugas. Sehingga, penonton akan dibuat terbius tanpa mengantuk mengikuti alur kisah sang dua tokoh utama tersebut.
Kisah yang cantik ini kemudian disempurnakan dengan sinematografi yang begitu memanjakan mata. Mengambil latar lokasi di Kroasia yang indah, Yandy seolah tahu bagaimana memainkan mata kamera. Hasilnya, Kroasia bukan cuma menjadi latar lokasi film ini, tapi juga seolah membalut emosi penonton yang diajak naik-turun mengikuti konflik yang dialami oleh Jo dan Sore.
Layer emosi Sore dan konsistensi emosi Jo
Jika kamu penikmat film dengan tema time-looping, tentu kamu pasti menyadari bahwa salah satu dari tokoh utama akan mengalami perubahan emosi seiring dengan berjalannya cerita. Dan, satu tokoh lainnya akan konsisten dengan emosi serupa karena ialah objek dari time-loop itu. Dalam film ini, Sore yang mengalami perubahan emosi, sementara Jo konsisten dengan emosi yang sama sejak awal hingga klimaks film terjadi.
Sheila Dara patut mendapat banyak pujian untuk karakternya sebagai Sore. Bagaimana tidak, jika kamu mengikuti kisah ini sejak awal, kamu akan melihat bagaimana perubahan Sore yang begitu kentara. Mulai dari ekspresi wajah yang hangat dan romantis, kemudian perlahan berubah menjadi bingung, marah, kesal, sedih, dan hingga akhirnya pasrah. Semuanya berhasil dibawakan oleh Sheila Dara dengan sangat sempurna. Ekspresinya turut mengajak penonton merasakan lelah karena tenaga ikut terkuras.
Lalu, jangan lupakan Jo. Menjadi objek time-looping, Jo terbangun dengan ekspresi kaget yang sama meski ekspresi Sore berbeda karena kebiasaan ini terulang ratusan kali. Saya salut dengan Dion Wiyoko yang bisa mempertahankan konsistensi emosi sebagai bagian dari detail film ini. Ekspresi Jo yang selalu konsisten inilah yang membuat tema time-looping dalam film SORE: Istri dari Masa Depan terasa begitu nyata dan meyakinkan.
Musik yang menggugah dan soundtrack yang kena di hati
Kurang lengkap rasanya jika sebuah film tanpa scorring atau musik. Sekali lagi, SORE: Istri dari Masa Depan sudah mempersiapkan soundtrack-nya dengan matang yang dijamin akan membuatmu tertonjok hingga ke ulu hati.
Jika dilihat dari credit title-nya, ada lima lagu yang membuat film ini semakin gong. Ada soundtrack yang juga digunakan oleh web series-nya, yakni “Forget Jakarta” dan “Gaze” yang keduanya dibawakan oleh Adhitia Sofyan. Lalu, ada pula “Pancarona” dan “Terbuang dalam Waktu” oleh Barasuara.
Film ini kemudian dibungkus dengan manis sekaligus membuat tangis oleh lagu “Hingga Ujung Waktu” milik Sheila on 7.
Tertonjok sampai bikin syok di ending film
Dengan semua hal yang sudah saya ceritakan tentang film ini di atas, saran saya untuk kamu yang baru akan menontonnya adalah: tontonlah tanpa berekspektasi apa-apa. Bagus jika kamu sudah menonton web series-nya. Tapi, tak masalah juga jika kamu masuk ke studio dengan pikiran yang kosong bahkan trailer-nya pun kamu tak sempat mengintipnya. Menurut saya, ini akan memberikan sensasi syok yang lebih dalam karena kamu sama sekali tak tahu bagaimana kisah ini akan membawamu nanti.
Tapi, jika kamu penasaran, sini saya beri tahu. Saat menonton filmnya dari awal, kamu seolah dibelai dengan lembut, pipi kamu ditepuk-tepuk pelan sampai sedikit merona dan hangat karena kamu tersenyum, lalu tiba-tiba… plakk!! Tamparan sangat keras membangunkanmu. Realita yang disajikan film ini benar-benar terasa nyata. Saya yakin kamu akan terhenyak sesaat setelah lampu bioskop dinyalakan kembali karena tertonjok dengan klimaks yang tak pernah kamu bayangkan sepanjang menontonnya.
Jadi, saran saya, ajak teman untuk menonton bersama. Sebab, kamu akan sedikit syok dan melamun setelah film selesai. Selamat menonton!