IMGS 2024: Pentingnya Memberdayakan Lingkungan untuk Masa Depan

Rivana Mezaya, sebagai Director of Digital and Sustainability Grab Indonesia, menyatakan bahwa keberhasilan bisnis jangka panjang, sangat erat dengan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat.

Grab Indonesia juga memiliki fokus untuk menjaga pemberdayaan lingkungan, salah satunya adalah pengunaan kendaraan listrik untuk sebagian armada. Saat ini, Grab menjadi pelopor kendaraan listrik terbesar di Indonesia dengan 10.000 armada yang sudah berjalan. 

"Dari hal tersebut, kita happy banget bahwa bukan hanya soal emisi yang bisa diminimalisir. Tetapi kita juga memberi kesempatan untuk para driver dan mitra, yang tadinya mungkin ada anxiety. Seperti mungkin enggak sih, saya ngojek pakai kendaraan listrik dengan ratusan kilometer dalam satu hari. Namun, dengan keadaan ini Grab menginvestasikan kendaraan listrik dan mengizinkan para driver untuk menyewa dan tidak memerlukan modal." jelas Mezaya.

Ia juga mengatakan, dengan adanya kendaraan listrik dan tidak menggunakan alat makan saat memesan GrabFood pun menjadi langkah kecil dalam upaya melestarikan lingkungan. 

John Anis, CEO Pertamina NRE (New Renewal Energy), menjelaskan langkah konkrit dalam upaya mencapai energi terbaru. Pertamina NRE memiliki tujuan dalam membantu pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission. Namun, hal ini juga menjadi sebuah tantangan dan diperlukan adaptasi dengan masyarakat secara bertahap.

"Pertamina NRE memiliki geothermal atau sumber energi panas buatan dari permukaan bumi dengan 672 megawatt. Selain itu, kita punya transiton adalah satu satu dari gas power yang memiliki low emission. Dan teknologi ini paling canggih di Asia Tenggara. Harapannya semoga bisa diresmikan oleh Presiden yang baru." ucap John. 

Dalam bidang energi yang relatif baru, Pertamina NRE melakukan pengurangan emisi secara agresif dan sejalan dengan target pemerintah. Tak hanya itu saja, Pertamina NRE berkolaborasi bersama creative market secara internal. Dengan harapan, upaya ini dapat mengurangi penggunaan emisi dalam jangka panjang.

Tasya Kamila, selaku Founder of Green Movement Indonesia, turut menyampaikan pendapatnya mengenai isu yang saat ini terkait lingkungan. Salah satu masalah lingkungan yang seringkali terjadi di Indonesia adalah climate crisis.

"Karena yang namanya climate crisis itu sudah bukan cerita belaka saja. Kita sendiri merasakan benar adanya dampak climate crisis. Seperti, cuaca yang ekstrem jadi kalau musim kemarau mungkin panas banget dan menyebabkan anak-anak rentan terkena penyakit. Cuaca dan udara yang tidak menentu juga termasuk dalam perubahan iklim." ujar Tasya.

Tasya menambahkan, selama krisis ini terjadi, bukanlah semata-mata hanya tugas pemerintah saja. Melainkan kita juga harus ikut andil dalam melestarikan lingkungan dan mewariskan bumi yang asri di masa depan kelak. Selain itu, Green Movement Indonesia memiliki tujuan menjadi wadah belajar mengenai lingkungan untuk para Gen-Z.

"Program-programnya pun diawali dengan training, menanam pohon di beberapa sekolah. Dan pas pandemi kita mengadakan talkshow melalui Instagram live atau podcast. Kemudian setelah kita lihat isu apa saja yang bisa diselesaikan dari rumah saja, salah satunya adalah membuang dan memilah sampah dengan benar." pungkasnya.

Mari kita bersama-sama memberdayakan lingkungan dengan lebih baik untuk masa yang akan datang. Apakah kamu sudah melakukannya, Bela?