Untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, banyak sekali acara yang merupakan bagian dari usaha memperjuangkan hak perempuan. Pada tahun ini, aksi gerakan perempuan kembali diadakan. Aksi ini bertujuan agar pemerintah Indonesia memperhatikan problematika yang dihadapi oleh perempuan dan kelompok marginal.
Kalau kamu ingin berpartisipasi, alasan ini wajib kamu punya.
Masalah perempuan yang sering dianggap remeh namun bisa memberikan dampak yang besar jika dibiarkan terus-menerus. Sebagai korban maupun bukan, ada baiknya kamu paham bahwa perempuan menjadi faktor yang disalahkan dalam beberapa permasalahan sosial. Misalnya, seperti perselingkuhan, pelecehan, penculikan, mendapatkan pendidikan dan karier yang tinggi, hingga menjadi bahan ejekan. Ikut dalam aksi yang seperti ini, bukan hanya sekedar hadir tanpa tahu apa-apa. Bukan hanya menuntut hak supaya tidak dibedakan, tapi juga mendapatkan rasa aman dan nyaman menjalankan aktivitas sehari-hari.
Sering kali mendapat komentar bahwa gerakan seperti ini untuk mengambil alih dan menyingkirkan peran laki-laki. Tentu saja ada beberapa pihak yang skeptis dan merasa dirinya terancam oleh gerakan perempuan. Sebagai perempuan yang bijak tentu kamu harus punya jawaban yang bisa diterima atas komentar yang seperti itu. Jika mereka mengajak berdiskusi ada baiknya untuk tidak menyalahkan posisi laki-laki yang telah lama mendominasi. Kalau pada akhirnya mereka kurang bisa menangkap gerakan perempuan, ada baiknya tidak melanjutkan perdebatan.
Walaupun sudah sering mendengar perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan, ada saja permasalahan yang sebenarnya tidak adil. Diskriminasi terhadap perempuan, anak, dan minoritas masih terus terjadi. Ketika fenomena seperti ini masih terjadi, maka kesetaraan belum sepenuhnya terwujud. Hak perempuan tidak hanya gaji, pendapatan, dan peran saja. Tahun 2018 dalam aksi gerakan perempuan, Women March, terdapat delapan poin tuntutan untuk pemerintah Indonesia. Diantaranya menghapus peraturan yang diskriminatif, membuat hukum yang melindungi perempuan, anak, dan kelompok minoritas, menyediakan fasilitas bagi korban kekerasan gender, hingga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif.
Kegiatan gerakan perempuan ini tidak hanya dilakukan di Jakarta, kota-kota besar seperti Bandung, Bali, Yogyakarta, Lampung, Serang, Salatiga, Surabaya, Pontianak, dan Kupang juga ikut berpartisipasi. Ini menunjukkan bahwa sudah mulai banyak masyarakat yang sadar untuk membantu perjuangan perempuan. Untuk memperjuangkan hak perempuan tidak hanya berhenti saat aksi saja. Tidak ada ruginya kalau mulai respek terhadap perempuan lainnya. Karena ada fenomena unik yang mana sesama perempuan saling menjatuhkan. Sebagai generasi muda yang punya rasa empati dan ingin maju sama-sama ada baiknya untuk mulai menghargai, tidak membandingkan, dan punya rasa negatif.
Gerakan dan suara perempuan mulai disorot oleh publik dan media. Ini menunjukkan bahwa, perempuan juga bisa menyuarakan haknya. Ini karena terlalu banyak peristiwa dan sudut pandang yang memojokkan perempuan. Dampaknya, banyak yang menilai peran perempuan hanya sebelah mata. Sebagai perempuan yang tentu saja tidak berjuang sendirian, beberapa gerakan yang menyuarakan hak perempuan hanyalah langkah awal. Untuk selanjutnya, kamu bisa bersuara apabila ada hal yang melecehkan perempuan. Bisa juga memberikan kesempatan untuk teman-teman yang berkebutuhan khusus dan hal baik lainnya.
Jangan tersinggung apabila ada laki-laki yang mendukung gerakan perempuan, ya.