pexels.com/Towfiqu barbhuiya
Resensi Film Keluarga Cemara karya Yandy Laurens
Identitas Film
Judul film: Keluarga Cemara
Penulis naskah: Gina S. Noer & Yandy Laurens
Sutradara: Yandy Laurens
Durasi film: 1 jam 50 menit
Tanggal rilis: 29 November 2018
Produksi: Visinema Pictures
Pemain film: Abah (Ringgo Agus Rahman), Emak (Nirina Zubir), Euis (Adhisty Zara), Cemara/Ara (Widuri Puteri), Fajar (Ariyo Wahab), Ceu Salmah (Asri Welas), dan sebagainya.
Sinopsis
Keluarga Cemara mengisahkan sebuah keluarga di Jakarta yang awalnya hidup berkecukupan, namun berubah drastis setelah Abah bangkrut akibat ulah pamannya yang menyalahgunakan sertifikat rumah. Terpaksa meninggalkan Jakarta, mereka kemudian pindah ke rumah warisan keluarga di desa terpencil di Bogor. Sayangnya, kehidupan mereka makin sulit setelah Abah kalah dalam persidangan. Abah pun harus bekerja sebagai pengemudi ojek online.
Perubahan ini membuat Euis, sang anak sulung, merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Sementara Ara, anak kedua, belum terlalu memahami situasi kebangkrutan keluarga mereka. Awalnya, keluarga ini berencana menjual rumah warisan agar bisa kembali ke Jakarta.
Namun, mereka sadar arti penting rumah tersebut dan rasa kasih sayang keluarga yang tumbuh di dalamnya. Mereka belajar bahwa kekuatan keluarga mampu mengatasi berbagai rintangan. Di sisi lain, kehadiran anak ketiga dalam keluarga tersebut juga makin menambah kebahagiaan untuk mereka.
Kelebihan dan kekurangan
Film Keluarga Cemara menyuguhkan alur cerita yang kuat dan menyentuh. Adapun pesan utama yang hendak disampaikan dalam film ialah berkaitan tentang pentingnya arti keluarga sebagai tempat pulang, baik dalam suka maupun duka. Cerita disajikan secara sederhana, namun realistis sehingga membuat film ini terasa dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
Meski begitu, film ini tak lepas dari kekurangan. Beberapa adegan tampak kurang terarah, seperti kemunculan debt collector yang tiba-tiba. Unsur promosi penyedia layanan transportasi daring juga terkesan berlebihan sehingga mengganggu alur cerita. Selain itu, di bagian akhir, terdapat upaya menambah kesedihan yang terasa kurang natural, seolah dipaksakan untuk membangkitkan emosi penonton.
Kesimpulan
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan film, Keluarga Cemara menjadi tontonan yang layak ditonton. Film ini diharapkan mampu memberikan pemahaman akan pentingnya sebuah keluarga dalam suatu kehidupan.
Demikian contoh resensi beserta pengertian dan strukturnya yang perlu kamu ketahui. Sekarang, kamu bisa membuatnya sendiri sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap karya. Semoga bermanfaat!