Ritual ini dianggap sebagai ritual keagamaan di Filipina. Setiap tahunnya, jelang Paskah, mereka akan mempraktikkan siksaan yang dialami Yesus Kritus. Sang partisipan secara sukarela dicambuk badannya, ditusuk lambungnya, sampai disalibkan. Para partisipan yang berperan sebagai Yesus ini percaya apa yang mereka lakukan adalah tindakan mulia dan menunjukkan kepercayaan mereka pada Tuhan.
Uniknya, meskipun ritual tersebut sampai merenggut nyawa seseorang, masih banyak pengunjung yang hadir untuk menyaksikannya. Bahkan, ada gerobak-gerobak yang memenuhi lokasi ritual untuk berjualan.
Sebuah kota di India, Karnataka, masyarakat berkumpul di setiap tahunnya di pusat kota untuk melakukan ritual mengerikan. Ritual seperti apa? Mereka berkumpul untuk menyaksikan seorang pendeta melempar batita dan balita dari ketinggian 30 kaki atau hampir 10 meter. Ritual ini dipercaya akan meningkatkan kondisi kesehatan sang bayi serta rezeki yang berlimpah untuk keluarganya.
Para bayi ini akan ditangkap dengan selimut dan kain tebal yang telah dibentangkan oleh masyarakat. Kemudian bayi yang sudah sampai ke bawah akan diarak oleh ratusan bahkan ribuan orang sampai dipertemukan kembali dengan orangtuanya yang ada di barisan paling belakang.
Proses pengusiran setan atau iblis memang menjadi perdebatan yang tidak pernah berujung. Namun, terdapat sejumlah tempat ibadah yang menyutujui proses pengusiran setan atau iblis yang biasa disebut exorcism. Biasanya, orang-orang yang bersedia atau sukarela dijadikan sebagai objek perantara setan atau iblis. Kemudian, mereka lambat laun akan mengalami perubahan secara fisik dan mental, salah satunya menyakiti diri sendiri.
Akan tetapi, ditemukan pula bahwa orang-orang yang jadi objek exorcism ini merupakan pengidap kelainan jiwa. Polanya sama, mereka akan mengalami perubahan, namun yang berbeda adalah penanganan setelah ritual selesai. Orang-orang normal akan diberikan waktu dan didoakan agar lebih tenang, sementara mereka yang menderita kelainan jiwa tidak dipedulikan dan dibiarkan begitu saja setelah ritual selesai.
Charles Manson dipercaya sebagai seorang immortal (manusia yang bisa hidup abadi). Hal tersebut adalah berkat tindakan keluarganya yang merupakan pengikut ajaran sesat pada tahun 1960-an. Keluarga Charles menganggapnya sebagai tuhan saat dirinya menyampaikan ‘pencerahan’ yang didapatnya tentang perang suku. Perang tersebut disebut sebagai “Helter Skelter”. Menurut Charles hal tersebut akan menjadi awal dari akhir dunia.
Keluarganya pun percaya dengan ucapan itu dan mengikuti apa maunya, yaitu melakukan sejumlah pembunuhan kejam yang tuduhannya dilempar ke orang kulit hitam sebagai pelaku. Salah satu pembunuhan yang dilakukan adalah kepada Sharon Tate dan kandungannya. Sejumlah anggota keluarga Manson akhirnya dan dipenjarakan, meski sampai saat ini mereka percaya bahwa Charles adalah tuhan.
Seorang pria bernama Jim Jones, pada 1955, menemukan sebuah proyek agrikultur di Guyana yang bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat dalam bidang pertanian. Salah satu lokasi proyek ini diberi nama Jonestown yang dihuni oleh lebih dari 1.000 orang. Tidak lama kemudian, seorang anggota parleman bernama Leo Ryan melakukan investigasi di lokasi tersebut karena adanya isu kekerasan terhadap sejumlah keluarga.
Pada 1978, tidak lama setelah kunjungan dan investigasinya, berdasarkan laporan masyarakat yang mengaku ingin meninggalkan lokasi itu, Leo dan timnya kembali ke Jonestown untuk menyelamatkan mereka. Namun, petugas keamanan yang berjaga di lokasi tersebut diperintahkan untuk membunuh Leo dan timnya saat menuju ke kota kecil tersebut.
Keesokan harinya, Jones yang menjadi pemimpin di lokasi tersebut mengajak para masyarakat untuk ‘berkorban’ kepada Tuhan dengan cara bunuh diri. Jones memaksa seluruh masyarakat untuk meminum anggur yang telah dicampur dengan Sianida. Lebih dari 918 orang meninggal, termasuk anak-anak yang merengek untuk tidak diberi minuman tersebut saat ritual berlangsung.
Sebuah ajaran dalam sekte yang dikenal masyarakat di beberapa bagian di India. Sekte tersebut mengaku mengambil ajaran dari Dewa Mahavira, dimana para anggota sekte dianggap tidak perlu berpakaian. Para anggota ini telanjang bulat ketika berada di mana pun, mereka menganggap bahwa mereka adalah bagian dari alam, maka alam yang akan jadi ‘pakaian’ mereka.
Penganut Digambara ini mengaku bahwa bila mereka berpakaian, mereka akan melanggar apa yang diajarkan Mahavira. Penganut sekte ini percaya dua hal yang akan melindungi diri manusi, yakni bulu merak dan kendi minuman.
Ajaran ini dipercaya dapat membuat penganutnya bertemu dengan orang-orang yang telah tiada. Keinginan untuk bertemu dengan kerabat yang sudah meninggal ini membuat ajaran ini terkenal di tahun 1800. Ajaran ini pula yang menjadi awal dari bermunculannya seances (bentuk dari sebuah wadah untuk berhubungan dengan makhluk di frekuensi berbeda) dan pertunjukan sulap publik. Salah satunya aksi Harry Houdini saat mencoba menempuh medium tebal.
Aksi utama dalam ajaran ini adalah ketika para objek ritual dirasuki oleh arwah-arwah yang dianggap sebagai kerabat dari pengikut yang ingin bertemu kenalannya. Uniknya, para medium arwah ini seperti benar-benar berubah secara jiwa dan kondisi badan. Contohnya, medium perempuan akan memiliki suara mirip laki-laki ketika dirasuki oleh arwah laki-laki.
Ritual Voodoo memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Salah satu negara yang masih melakukannya sampai saat ini adalah Haiti. Negara ini percaya akan pemujaan arwah-arwah leluhur dan dewa yang dipercaya selalu memerhatikan mereka. Arwah-arwah tersebut bernama Loa yang bergantung pada kurban dari manusia yang memujanya.
Kurban-kurban seperti kambing dan ayam dipercaya menjadi simbol pembalasan atas kebaikan Loa kepada masyarakat dan dirinya akan semakin kuat setelah menerima kurban. Bukan hanya dari hewan, tapi juga ada orang-orang yang secara sukarela menjadi objek kerasukan. Objek spiritual tersebut akan dirasuki oleh Loa yang akan memberikan sejumlah nasihat dan peringatan, serta prediksi masa depan.
Para sukarelawan tersebut diyakini sudah pasrah dengan tubuhnya dikontrol oleh Loa. Karena pilihan mereka hanya dua, berhasil dilepas Loa untuk hidup lagi atau secara keseluruhan nyawanya akan diambil oleh arwah yang merasuki.
Pada 1966, seorang pria bernama Anton Lavey membuka sebuah sekte baru, yakni gereja setan. Dirinya pun membuat kitab iblis. Ajaran Lavey bertumpu pada bagaimana seorang makhluk hidup, terutama manusia, hidup seutuhnya sebagai makhluk sempurna. Ajaran ini juga mengutamakan individualisme dan materialisme.
Secara sederhana, para pengikut diajarkan untuk mementingkan diri sendiri dan menganggap diri sebagai Tuhan yang dapat melakukan segala hal. Kemudian, kitab iblisnya pun mengajarkan segala hal yang merupakan keterbalikan dari ajaran Kitab Suci umat Nasrani.
Namun, yang paling mengerikan dari ajaran ini adalah sebuah ritual yang mengizinkan para pengikutnya untuk membunuh dan menyiksa orang-orang yang dibencinya. Mulai dari boneka voodoo, menulis dan menggambarkan penyiksaan terhadap musuh, sampai praktik santet.
Ajaran ini mengutamakan pemujaan terhadap UFO. Sekte ini dibentuk oleh Marshall Applewhite pada 1970. Kemudian, seiring dengan perkembangan zaman, ternyata ajaran ini semakin banyak pengikutnya. Sampai pada 1997, Marshall mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa mereka akan bisa selamat ketika bisa diangkut oleh UFO yang datang ke bumi.
Saat itu sebuah komet bernama Hale-Bopp jatuh ke bumi dan Marshall menganggap bahwa ada UFO yang dibawa oleh komet tersebut. Maka, cara para pengikutnya agar dapat diambil oleh para UFO untuk menuju dunia baru dan lebih baik adalah bunuh diri dalam tempat pemujaan mereka. Alhasil, sebanyak 38 pengikutnya secara sukarela melakukan bunuh diri massal.
Bila dilihat tujuannya, semuanya berkeinginan untuk membawa manusia ke tempat yang lebih suci, membersihkan manusia dari dosa, tapi cara-cara tersebut yang terhitunga terlalu ekstrim dan tidak sesuai nurani.
Disclaimer: Artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Bikin Merinding, Ini 10 Ritual dan Sekte Mistis Terseram di Dunia"