8 Kebiasaan yang Orang Kaya Tidak Mau Kamu Lakukan!

Kehidupan manusia pada umumnya terjepit dalam lingkaran waktu yang berurutan; masa lalu, masa sekarang, dan masa kini. Tentu, setiap individu manusia dapat menentukan ke arah mana orientasi pikirannya terhadap masa-masa tersebut berkembang.

Rapper Kanye West dalam lagunya berjudul Monster (2010) menyebut, "I'm livin' in the future so the present is my past." Dalam hal itu, Kanye West sungguh menekankah bahwa orientasi pikiran lebih baik diarahkan masa depan sehingga mendorong kebiasaan terkait.

Sebagai contoh, cobalah bangun kebiasaan seperti menulis impianmu dan rencana yang dapat merealisasikannya ke dalam sebuah jurnal. Kemudian, tidak lupa untuk menabung hingga melakukan hal-hal yang bersifat skill investment untuk masa depan.

Pembahasan mengenai pola hidup yang sehat bukanlah topik diskusi yang asing di setiap golongan masyarakat. Namun, perlu disadari bahwa keputusan dan tindakan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan cukup asing di kehidupan sosial, bukan?

Akan tetapi, tahukah kamu? Kebiasaan tersebut yang turut meliputi latihan fisik setiap hari sangat melekat dalam kehidupan orang-orang kaya. Tidak serta-merta mengandalkan gym tetapi juga rutinitas yang tidak mengeluarkan uang seperti lari, senam dan lainnya.

Berbicara mengenai pola hidup yang sehat, kamu tentu tahu betul bahwa hal tersebut turut meliputi kebiasaan mengonsumsi makanan sehat. Yup, kebiasaan ini menentukan kondisi fisik seseorang hingga bentuk tubuh idaman yang kerap dimiliki oleh para orang kaya.

Dari sini, kamu sudah mendapat gambaran terkait rahasia mendapat bentuk tubuh idaman, bukan? Kalau begitu, tunggu apa lagi? Mulailah kehidupan sebagai seorang calon orang kaya dengan mengonsumsi ragam jenis makanan sehat sehingga kamu bisa bekerja dengan baik dan produktif.

Ketika seseorang membicarakan topik terkait kehidupan orang kaya, kamu pasti langsung membayangkan kehidupan yang serba fancy dan glamor, bukan? Akan tetapi, siapa yang menyangka bahwa mayoritas orang kaya justru lebih memilih kehidupan sederhana.

Sebut saja, Mark Zuckerber selaku CEO Facebook yang kerap tampil sederhana, begitu juga Warren Buffet selaku CEO Berkshire Hathaway yang pernah membagikan frasa terkait hidupnya, "If you buy something you don't need, you'll soon be selling what you need." 

Perkembangan teknologi yang semakin maju tidak menghentikan rentetan kampanye dan ajakan untuk membangun kebiasaan membaca. Mulai dari seorang Najwa Shihab hingga Emma Roberts yang terkenal sering menyuarakan pentingnya membaca setiap hari.

Siapa sangka, kebiasaan membaca buku tersebut masuk ke dalam bagian dari rutinitas orang kaya. Sebagaimana disebutkan oleh penulis Thomas Corley, "Rich people actively use reading books, newpapers, and blogs, etc., to sharpen their minds and soothe their souls. If the rich don't have time to read, they use modern technology like audio books."

Menghadapi hal-hal yang baru memang cukup menantang sebagaimana kita berupaya keluar dari apa yang disebut, comfort zone. Akan tetapi, keberanian dan ketangguhan untuk menyelami dunia baru merupakan bagian dari kehidupan para orang kaya.

Yup, Warren Buffet selaku CEO Berkshire Hathaway sempat membagikan pandangan tersebut dengan penjelasan bahwa orang-orang karya selalu mencoba untuk mempelajari hal-hal baru setiap harinya. "Risk comes from not knowing what you are doing," katanya.

Kehidupan manusia memang diwarnai dengan ragam momen up and down. Terkadang, kejutan yang menyenangkan mampu membuat seseorang merasakan kebahagiaan. Namun, tidak jarang kesulitan menerjang bagaikan badai yang menghapus segalanya.

Yes, siapa yang dapat langsung seketika melihat cahaya matahari ketika langit jelas mendung, bukan? Namun, sadarkah kamu? Selalu ada waktu untuk menangis dan kemudian, mencoba mencari alasan untuk sekali lagi tersenyum seperti yang dilakukan oleh para orang kaya. Itulah awal upaya untuk membangun mental pantang menyerah.

Berbicara mengenai kehidupan orang-orang kaya, mereka jelas berada di kedudukan yang jauh lebih tinggi secara kelas sosial. Namun, dalam waktu bersamaan, mereka tetap dapat memberi pengaruh yang memotivasi dan mengajarkan nilai-nilai moral.

Bagaimana bisa mereka kaya dan inspiratif dalam waktu bersamaan sehingga hidup terlihat baik, bukan? Hal tersebut cenderung dikarenakan dorongan untuk membangun sikap rendah hati sehingga terbiasa, membuka kesempatan orang lain untuk ikut berkembang; menolong hingga mendorong seseorang untuk ikut berpikir dan bersuara.

Jadi, sudah siapkah kamu untuk membangun beberapa kebiasaan orang kaya di atas?