Perang Badar merupakan salah satu perang terpenting yang pernah diikuti oleh Nabi Muhammad SAW. Berlangsung pada bulan Ramadan tahun 2 Hijriah, umat Islam kala itu sebenarnya baru diwajibkan berpuasa Ramadan untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, pasukan Muslim berperang dalam keadaan berpuasa.
Sesuai namanya, Perang Badar adalah perang yang terjadi di Kota Badar yang terletak di provinsi Madinah atau Arab Saudi bagian barat. Meski kalah dalam urusan persenjataan, Nabi Muhammad SAW dengan cermat menyusun strategi agar pasukannya menang.
Penyebab utama Perang Badar adalah upaya pasukan Islam untuk menyergap kafilah dagang Quraisy, Abu Sufyan. Namun, kaum Quraisy melihat rencana ini sebagai ancaman terhadap kehormatan mereka, sehingga memutuskan untuk berperang. Rencana ini dinilai menodai kehormatan kaum Quraisy. Oleh karena itu, kabilah-kabilah di Makkah segera memasok bala tentara dengan jumlah total 1000 orang guna menghadapi pasukan Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit.
Di antara pasukan Quraisy itu, terdapat beberapa nama kerabat Nabi Muhammad SAW dari kabilah bani Hasyim, seperti paman nabi, Abbas bin Abdul Muthallib, Hakim (sepupu Khadijah), dan sebagainya. Di akhir perang, pasukan Muslim berhasil mengalahkan 1.000 tentara Quraisy dan mendapatkan rampasan perang berupa 600 persenjataan lengkap, 700 unta, 300 kuda, serta kafilah dagang Abu Sufyan.
Menurut riwayat Ibnu Sa'd dari Ikrimah, pasukan muslim bertempur dengan bantuan para malaikat. Sayangnya, tiga panglima Perang Badar yaitu Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Rawahah yang menjadi sosok kunci dalam pertempuran ini, berakhir gugur.