10 Kalimat Basa-Basi Khas Indonesia Ini Pasti Sering Kamu Temui

Kalimat yang satu ini biasanya diucapkan saat berpapasan dengan teman di jalan atau ketika chattingan. Tujuan utama jelas untuk basa-basi atau sekadar menyapa saja, tapi kadang juga ada yang memang memastikan kalau kamu tidak repot dan mengajak melakukan sesuatu bersama atau malah meminta tolong.

Mungkin maksud hati untuk mencairkan suasana dan terkesan lebih akrab. Tapi percayalah, kalimat basa-basi ini sangat berpotensi membuat lawan bicara menjadi baper atau malah sakit hati. Kalau kamu termasuk yang suka melontarkan kalimat ini pada teman yang sudah lama tidak kamu temui, itu artinya kamu suka melakukan body-shaming atau mengritik penampilan fisik seseorang. Sudah waktunya berubah dan jadi pribadi kreatif dengan memilih bahan perbincangan ya, Bela.

Kalimat ini akan kamu dapati ketika kamu berkunjung ke rumah seseorang, entah saudara atau teman. Meski begitu, bukan berarti kamu bebas jungkir balik, membuat mural, atau makan apapun yang tersedia di dapurnya ya. Sebab, arti tersirat dari kalimat "anggap saja rumah sendiri" adalah kesan ramah si pemilik rumah, dan kamu tetap harus sopan ketika berada di sana.

Basa-basi yang satu ini juga akan kamu dengar saat bertamu ke rumah orang lain. Kalau tuan rumah bingung memulai pembicaraan, maka tamunya akan disuruh makan terus-terusan. Tapi kalau makanan itu tadi habis, tua rumah akan 'ngedumel' di dalam hati. Padahal, itu juga perintah dia. Serba salah kan jadinya?

Inilah pertanyaan pertama yang biasanya muncul di acara pernikahan, reuni, kumpul keluarga besar, dan sejenisnya. Pertanyaan macam ini jelas membuat seseorang sebal, utamanya bagi para kaum jomblo atau yang belum punya pasangan. Karena pasalnya, pertanyaan ini akan berujung dengan bahasan soal pasangan. Meski niatnya bercanda, tapi malah membuat seseorang malas datang ke acara macam itu.

Kalimat ini sama sekali tidak terdengar sederhana bagi mereka yang sedang memperjuangkan kelulusannya. Alih-alih merasa didukung, mereka justru merasa dikejar-kejar dengan target. Kalau kamu termasuk yang sering mengatakannya, kamu bisa menggantinya dengan kalimat lain yang lebih menarik dan terdengar positif. Seperti sedang sibuk apa di kampus, bagaimana perkembangan proyek yang dilakukannya, dan sebagainya.

Budaya basa-basi yang seperti ini seakan sudah mengakar dalam setiap acara pernikahan. Padahal, perkara menikah bukanlah sebuah pencapaian, tapi pilihan. Bahkan, ada gara-gara terlalu sering mendapat pertanyaan seperti ini, tak sedikit seseorang yang merasa terbebani dan jadi menarik diri dari pergaulan.

Ini juga termasuk basa-basi yang tidak penting dan tidak sepatutnya dipertanyakan. Siapapun tidak akan pernah tahu seperti apa kehidupan rumah tangga orang lain. Siapa tahu mereka sedang menunda memiliki anak atau malah bisa jadi mereka sedang berusaha mati-matian untuk mendapatkan momongan tapi belum diberi. Daripada membebani, lebih baik jangan ditanyakan.

Pertanyaan ini juga sering muncul di acara kumpul keluarga, reuni, pernikahan, atau bahkan ketika bertemu teman lama di sebuah event. Kalau kamu mendapati kalimat macam ini, jangan berpikir kalau temanmu sedang rindu padamu ya. Sebab, arti sebenarnya adalah dia malas menghubungimu lebih dulu. Dan supaya tidak di-judge sombong, dia yang lebih dulu menghakimimu. Sabar ya!

Kalimat ini pun semakin terdengar basi. Kamu termasuk yang sering melontarkan atau mendapatkannya nih, Bela? Biasanya, 'titip salam' ini bertujuan supaya seseorang kelihatan asik di mata lawan bicaranya. Padahal, bukankah kamu bisa meminta kontak si X itu dan menanyakan kabar langsung tanpa menitip salam? Sebab, seringkali seseorang yang dititipi salam malah lupa atau malas menyampaikan.

Basa-basi di negeri ini sudah biasa dilakukan untuk sekadar menjaga komunikasi agar tetap baik dan selalu terhubung satu sama lain. Tapi, alangkah baiknya kalau mau berbasa-basi biasakan secukupnya alias tidak perlu berlebihan. Kamu setuju, Bela?