#IMS2020: Alasan Andrea Gunawan Berani Bahas Seks di Media Sosial

Menjadi influencer bukan perkara mudah. Nggak cuma sekedar unggah foto dengan filter terkini atau sekedar sharing masalah hidup di snapgram. Sesuai namanya, menjadi influencer sejatinya harus bisa memberikan influence a.k.a dampak, yang positif tapi ya, terhadap yang mengonsumsi konten.
Inilah yang coba dilakukan oleh Andrea Gunawan atau lebih dikenal dengan nama Catwomanizer di Instagram. Andrea berani membahas hal yang masih dianggap tabu di Indonesia, yaitu seks dan tidak ketinggalan masalah cinta-cintaan.
Bukan ingin menggurui atau terkesan sok pintar, Andrea justru ingin mengedukasi para followers-nya lewat topik-topik yang ia angkat serta memberikan jawaban dari pertanyaan yang sering dilontarkan pengikutnya di media sosial.
Lalu, apa yang membuat Andrea begitu semangat memberi informasi tentang love and relationship? Kenapa Andrea begitu berani membahas tentang seks yang jelas-jelas masih dianggap tabu? Temukan jawabannya di sini.

Berawal dari diskusi di Twitter
Sebelum dikenal di Instagram, Twitter terlebih dahulu menjadi playground Andrea untuk membahas berbagai hal tentang hubungan. Semuanya berangkat karena Andrea menyukai bidang psikologi dan mempelajarinya secara otodidak. Ia pun memiliki ketertarikan akan human interactions. Inilah yang membuat Andrea kerap membuka diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan seks dan juga relationship di Twitter.
Lalu, setelah akhir tahun 2017 Andrea dipecat dari perusahaan tempat ia terakhir bekerja dan melewati proses mencari pekerjan yang sesuai dengan passion, Andrea merasa mantap menjadi influencer. Ia pun bertekad untuk menaikkan jumlah followers-nya dengan konsisten membahas tiga topik yang ia kuasai, love, sex, and relationship. Kini, ia pun menjalani profesi sebagai seorang Sexual Activist, Image Consultant, dan Dating Coach.
Lalu, apa itu Sexual Activist, Image Consultant, dan Dating Coach?
“Kalau diterjemahkan, Sexual Activist itu kan Aktivis Kesehatan Seksual. Jadi, tugas aku adalah mengajarkan dan memberi informasi tentang berperilaku seksual yang bertanggung jawab. Aku juga berusaha untuk raise awareness tentang berbagai penyakit seksual dan cara menghindari kehamilan yang tidak direncanakan.”
Sebelumnya, Andrea memang sudah berpengalaman menjadi Image Consultant and Dating Coach di salah satu match making agency lokal yang diakuisisi oleh perusahaan Singapura. Berbekal skill ini, ia pun memantapkan diri untuk membantu orang-orang mendapatkan hubungan yang lebih baik serta mengedukasi bagaimana cara berperilaku seksual yang bertanggung jawab.
Nggak hanya itu, Andrea juga membantu orang-orang untuk tampil lebih baik dan lebih percaya diri. Nggak jarang, Andrea juga membantu untuk membuat profil di aplikasi online dating agar terlihat lebih menarik. Tidak ketinggalan, communication skill juga jadi hal yang diajarkan Andrea.
"It's all about personal branding. How you carry yourself. Because if you look good, you will feel good. So be the best version of yourself." ujarnya.

Toxic relationship di mata Andrea
“Menurut aku, toxic relationship itu jika kita merasa tertekan, takut menjadi diri sendiri, kehilangan kebebasan, nggak dihargai, nggak berkembang, nggak menjadi pribadi yang positif, dan menurut aku ini nggak hanya di romantic relationship, tapi bisa juga di hubungan pertemanan, pekerjaan, ataupun keluarga.”
Tips Andrea hadapi haters
Jadi influencer, tentunya akan selalu ada haters yang menghantui, atau at least netizen julid yang gemar mengisi kolom komentar dengan kalimat kurang menyenangkan. Hal ini tentunya biasa dihadapi influencer, nggak terkecuali Andrea. Walaupun mengaku followers-nya rata-rata mendukung penuh hal yang ia lakukan, ada satu kelompok yang pernah mengancam dirinya dan melaporkannya ke polisi.
“Jadi waktu itu ada sekelompok orang yang mengancam mau melaporkan aku ke polisi karena aku banyak membahas seks. Tapi, respon aku waktu itu cuma ‘bring it, on!’. Konten yang aku bahas memang tabu, tapi ini tidak melewati batasan-batasan. Followers aku juga bilang, ah santai aja gitu mau laporan tapi kan basisnya nggak ada. Jadi, ya aku santai aja.”

5 hal yang harus diketahui sebelum menikah versi Andrea
“Hal yang harus diketahui dan harus diobrolin bareng dengan pasangan itu ada lima topik. Yang pertama itu tentang uang, kedua tentang ekspektasi seks pas nikah nanti gimana, dari situ berlanjut ke agama. Kepercayaan masing-masing gimana, terus ngomongin nanti apakah mau punya anak atau nggak. Kalau misalkan mau punya anak nanti dididiknya mau gimana. Dan yang paling terakhir itu adalah waktu. Soalnya ada beberapa follower aku yang bilang mereka sebenarnya adalah wanita karier, tapi setelah menikah suaminya lebih suka kalau dia di rumah saja. Nah, hal-hal yang seperti in harus dibahas. Jadi, paling nggak sama-sama tahu point of view masing-masing tentang kehidupan pernikahan.”

Cara Andrea mengajarkan sex education jika nanti memiliki anak?
“Aku kan bersahabat dengan psikolog dan aku sudah sering ngehost workshop tentang sexual education for parents. Nanti kalau nanti aku punya anak, aku dan pasangan, kami berdua harus sudah nyaman bilang itu vagina, itu penis. Jangan diganti dengan kata-kata lain dan juga diajarin itu dari sedini mungkin. Dari mereka sudah mulai bisa ngomong. Sebenarnya ada tahapan juga sih sampai nanti puber gimana. Lalu yang harus diajarkan sedini mungkin juga adalah consent dan boundaries. Ini harus diajarkan dari misalnya orang nggak boleh cium cium sembarangan, ambil foto, karena kan ini menyangkut privacy. Aku juga belajar dari psikolog-psikolog lain sebenernya ada buku gambar mewarnai yang bisa untuk aktivitas bonding antara anak dan orangtua. Contohnya, itu bahu tangan warna hijau boleh dipegang siapapun tapi kalo area private itu yang boleh pegang cuma mama ya.”
Tiga kata yang menggambarkan Andrea Gunawan
“Aku melihat diri sendiri sebagai seorang yang independent, resilient, resourceful. Kenapa aku resilient karena aku sudah pernah ditinggal pacar karena dia meninggal, aku sudah pernah dipecat, aku juga sudah pernah gagal menikah, but, I’m masih still here. Waktu aku batal nikah, aku jatuh-sejatuhnya, dan proses bangkitnya nggak mudah dan aku butuh terapi. But then again, kita mungkin nggak semua bisa sekuat ini, tapi nggak apa-apa lho meminta bantuan profesional. If you can not stand it alone, minta bantuan!"

Itu tadi cerita tentang keberanian Andrea bahas hal tabu di media sosial. Kamu bisa dengarkan cerita lengkapnya di Podcast Popbela lho!
Photo credits:
Photographer: Nurulita
Fashion Editor: Michael Richards
Stylist: Ivan Teguh Santoso
Assistant Stylist: Dewi
Makeup Artist & Hair Stylist: Ira Sumardi
Wardrobe: atasan dan celana MARCIANN
Baca Juga : Kumpulan Artikel Terbaru seputar Future is Female



















