Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

9 Alasan Terjadinya Pendarahan Saat Berhubungan Seksual

Segera konsultasikan ke dokter!

Dina Lathifa

Ada beberapa situasi yang menyebabkan vagina mengeluarkan darah. Tentu situasi paling umum adalah saat kamu mengalami menstruasi setiap bulannya. Lalu, situasi lainnya adalah terjadinya spotting atau munculnya noda/bercak darah di tengah-tengah datang bulan atau saat sedang hamil. Jika sedang hamil, ada pendarahan implantasi ketika sel telur yang dibuah menanam dirinya sendiri di lapisan rahim. Kemudian, ada pula pendarahan selama seks, dan ini cukup mengkhawatirkan.

Melansir dari Refinery29, berdasarkan salah satu penelitian, sekitar 6% perempuan yang menstruasi mengalami pendarahan di luar datang bulannya selama atau setelah seks setiap tahunnya. 

Angka persentase yang lebih tinggi terjadi pada perempuan yang telah menopause. Jika mengalami pendarahan saat atau setelah hubungan seksual, terlebih diikuti dengan rasa sakit atau gejala lainnya, ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya.

1. Vagina tergores

Boleh jadi kamu melakukan hubungan seksual yang agak kasar atau nggak menggunakan pelumas tambahan sehingga penetrasi tersebut mengakibatkan vagina tergores dan luka. Penetrasi tersebut dilakukan dengan penis, dengan jari, maupun masturbasi. Biasanya, luka goresan ini sangat kecil dan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. 

Namun, langka sekali jika ada luka goresan di dalam vagina yang membutuhkan tindakan medis untuk menyembuhkannya dan mengurangi risiko infeksi. Untuk mencegah luka vagina ini terjadi, kamu bisa menggunakan pelumas sebelum melakukan hubungan seksual.

2. Serviks 'terkena' saat bercinta

Boleh jadi saat berhubungan seksual, pasanganmu mengenai serviks sehingga menyebabkan pendarahan. Jika serviks mengalami hal seperti ini, akan terjadi pendarahan. Kalau memasang IUD, benang dari alat kontrasepsi itu akan mengiritasi serviks selama bercinta dan menyebabkan pendarahan.

refinery29.com

3. Kamu sedang, baru selesai, atau baru mau menstruasi

Kalau kamu melakukan hubungan seksual saat sedang menstruasi, pendarahan itu terjadi karena dari periode datang bulan itu. Namun, melakukan seks dekat dengan awal periode menstruasi dapat membuat siklus tersebut mulai lebih awal 1-2 hari, terutama jika mengalami orgasme. Jika melakukan hubungan seksual segera setelah selesai menstruasi, penetrasi itu mendorong sisa darah menstruasi keluar melalui vaginamu.

4. Hamil

Spotting adalah hal yang umum terjadi selama kehamilan karena perubahan hormon. Perubahan hormon selama kehamilan ini dapat berdampakn pada serviks dan mengubah tipe sel asli yang ada pada lapisan luar serviks menjadi tipe sel yang cenderung mudah berdarah dan lebih mudah luka akibat trauma. Meski umum terjadi, sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami spotting agar memastikan kehamilanmu berjalan baik-baik saja.

yahoo.com

5. Baru saja melahirkan atau sedang menyusui

Level estrogen akan menurun setelah melahirkan dan selama menyusui. Penurunan level hormon ini juga menyebabkan kondisi vagina yang kering dan cenderung berdarah saat berhubungan seksual. Menggunakan pelumas dapat membantu mengurangi risiko pendarahan, dan juga dapat membuat seks terasa lebih nyaman.

6. Kamu akan memasukan masa menopause

Perubahan hormon yang dikaitkan dengan menopause juga dapat menyebabkan vagina berdarah, termasuk selama atau sesudah bercinta. Ini karena tubuhmu memproduksi estrogen dalam jumlah rendah, mengurangi produksi pelumas alami dan jaringan vagina menjadi lebih tipis. Untuk kondisi seperti ini, pelumas dapat membantu, dan doktermu dapat meresepkan perawatan seperti penggunakan krim estrogen.

self.com

7. Hymen yang merenggang

Pendarahan saat bercinta dapat menjadi indikasi kalau hymen atau selaput dara merenggang atau robek. Selaput dara itu berbentuk jaringan tipis yang terletak pada pembukaan vagina. Sebagian orang memiliki jaringan selaput dara lebih banyak daripada lainnya, sebagian orang bahkan nggak memilikinya. Seks dalam bentuk apapun dapat merenggangkan selaput dara, termasuk aktivitas non-seksual lainnya seperti menggunakan tampon atau berolahraga.

8. Kamu mengalami infeksi

Vagina yang mengeluarkan darah dapat menjadi indikasi terjadinya suatu infeksi, termasuk infeksi yeast, vaginosis bakteri, dan beberapa penyakit menular seksual seperti sifilis atau klamidia. Pendarahan itu dapat diiringi dengan gejala lain, seperti perubahan aroma pada organ kelamin, keluarnya cairan dari vagina (keputihan), rasa gatal dan rasa terbakar. Jika nggak segera ditangani, infeksi vagina dapat menyebabkan cervicitis, yaitu inflamasi pada serviks, atau gangguan inflamasi pelvis yang merupakan infeksi pada organ reproduksi.

refinery29.com

9. Ada kondisi kesehatan lainnya

Pendarahan saat berhubungan seksual dapat menjadi salah satu gejala dari kondisi kesehatan yang sedang menyerang tubuhmu. Mulai dari serviks, saluran rahim, atau kanker vagina; fibroid rahim; endometriosis; dan polip serviks atau ektropion serviks. Jika mengalami pendarahan secara reguler saat seks atau pendarahan tersebut disertai dengan rasa sakit maupun gejala lainnya, segera kunjungi dokter untuk menanyakan kondisi kesehatanmu.

Pendarahan saat seks tentu menimbulka kekhawatiran dan tanda tanya besar dalam diri. Meski terjadi sekali, atau jika sudah terjadi berkali-kali, segera temui doktermu dan beri tahukan masalah ini padanya. Sang ahli dapat memberikan diagnosis yang tepat serta memberikan penanganan yang sesuai dengan penyebab pendarahan seks itu terjadi.

IDN Media Channels

Latest from Health