Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, saat teman-teman mulai bertunangan, menikah dan punya anak. Sementara kamu di kamar makan pizza sambil nonton film. Bahkan salah satu sahabatmu mungkin baru saja pamer cincin pertunangannya di Facebook sehingga membuat seluruh teman-temanmu heboh. Kamu membaca ratusan postingan teman-temanmu di Facebook yang sedang dimabuk asmara dan mengajak semua temannya untuk menikah di usia muda, mengikuti jejaknya.
Kenapa harus terburu-buru menikah? Lalu aku kapan? Hey, percayalah, kita semua pernah mengalami krisis seperti ini di usia sebelum 25. Dan pertanyaan yang sebenarnya adalah kenapa kita semua terlalu khawatir dengan nasib kita yang belum bertunangan di awal usia 25an.
1. Jujur saja, sebenarnya kita belum begitu peduli ketika seseorang bertunangan atau tidak
aceshowbiz.com
Kita cuma ingin tahu saja, jadi kita bisa tahu bagaimana kehidupan mereka atau sekedar membandingkannya dengan kehidupan kita. Setelah 'berpura-pura' memberi mereka selamat karena bertunangan, kita pulang dan mampir ke kafe untuk sekedar beli kopi. Mencoba untuk pura-pura tegar dan nggak peduli tentang kehidupan kita sendiri karena sampai sekarang nggak punya pacar. Bagaimanapun itu bukan tentang mereka kok, ini tentang kita dan hidup kita sendiri.
2. Semua itu hanyalah bahan untuk penilaian kita sendiri
thedarkglobe.wordpress.com
Teman-temanmu yang berbondong-bondong menikah juga memantik dirimu untuk menilai diri sendiri. Tak selamanya berubah jadi rasa khawatir, untuk perempuan tipe "Aku bisa mandiri dan hidup sendiri", nikah muda itu hal yang konyol. Tapi untuk para hopeless romantic yang setiap malam baca buku bernuansa sendu dan puisi romantis, muda dan bertunangan adalah hal yang SANGAT mereka idamkan.
Nggak ada yang benar atau salah. Itu hanyalah sebuah opini, dan pada akhirnya keputusan yang kita ambil memanglah yang terbaik untuk kita sendiri.
3. Lagipula, kita juga punya hidup sendiri yang lebih menarik untuk dijalani
theexportedfilm.com
Let’s face it.
Itu bukanlah hubungan antar tiga orang, kamu-temanmu-dan-pasangannya. Itu urusan mereka -- sebagai pasangan. Temanmu-pasangannya, pasangannya-temanmu. Bagaimanapun keadaan mereka kamu tetap nggak bakal terlibat di dalamnya. Entah kita setuju atau tidak, itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan hidup kita. Kita punya hidup sendiri untuk dinikmati. Kita bisa memilih sisi mana yang ingin kita percayai untuk kehidupan pernikahan kita sendiri.
4. Khawatir mengenai kebahagiaan orang lain rasanya juga nggak bakal membuat kita lebih bahagia
iwonkaxoxo.blogspot.com
Teman -teman yang sudah mulai bertunangan seringkali membuat imajinasi kita mendadak berkeliaran. Tentang bagaimana nasibmu? Bagaimana kamu di masa depan? Lalu rasa khawatir muncul. Tapi tenanglah. Maafkan kenyataan ini. Menghujani perempuan atau laki-laki muda di awal usia 20nya yang sedang bahagia-bahagianya mengejar impian dengan nikmatnya menikah muda dan memiliki anak nggak bakal membuatmu menemukan jodoh secepat kilat. Jadi nikmati saja perjalanan hidupmu sendiri.
5. Dan dilema terbesar. Kita sebenarnya belum begitu mengerti apa itu cinta. Terkadang kita hanya terlalu gegabah untuk ikut-ikutan orang
celebuzz.com
Bahkan mungkin sebenarnya kita nggak ngerti konsep cinta yang sebenarnya. Jadi bagaimana kita bisa berbicara tentang kehidupan seseorang yang telah bertunangan atau bahkan menikah di usia muda sementara kita sendiri masih belum menemukan belahan jiwa.Rasanya ini seperti retoris untuk diri sendiri. Apa itu cinta?
Kita nggak punya definisi yang tepat untuk mendeskripsikan apa itu cinta. Cinta akan terjadi begitu saja jika memang sudah waktunya. Atau, mungkin cinta itu nggak akan datang ketika kita masih muda dan belum peduli tentang apa yang terjadi pada dunia.
emileedid.com
Terkadang kita terlalu peduli dengan kehidupan orang lain, ketika seharusnya kita lebih mengutamakan kenyamanan diri sendiri. Siapa yang thau jika nantinya cinta akan datang sendiri dengan cara yang tak terduga. Di akhir 20-an atau bahkan 80 tahun
Nggak ada yang tahu. Dan lebih baik kita memang tidak tahu. Because some things best left unsaid, right?