Nagita Slavina tengah jadi bahan pembicaraan netizen karena berteriak memanggil Nia Ramadhani di salah satu pusat perbelanjaan Singapura. Ia dinilai kurang sopan karena berpotensi mengganggu kenyamanan lain dengan tindakan ini. Kejadian ini terekam dalam salah satu vlog yang tayang di kanal YouTube RANS Entertainment pada 2 Desember lalu.
Agar kejadian serupa tak terulang, penting bagi wisatawan untuk mengetahui sejumlah etika dasar yang berlaku di negara ini. Pasalnya, Singapura punya aturan yang cukup ketat agar ruang publiknya ramah bagi semua kalangan. Simak daftarnya di bawah ini.
1. Hargai perbedaan budaya
Sama seperti Indonesia, penduduk Singapura juga berasal dari ras yang berbeda. Jangan kaget jika kamu bertemu dengan warga lokal yang berbicara dengan bahasa Inggris, Melayu, Mandarin Singapura, atau Tamil. Keempat bahasa tersebut sudah diakui sebagai bahasa resmi negara ini. Oleh karena itu, sebagai wisatawan kamu wajib menghargai perbedaan budaya tersebut.
Selain itu, warga Singapura juga masih menganut budaya ketimuran untuk berlaku sopan kepada orang yang lebih tua. Dengan demikian, meninggikan suara di ruang publik seperti contoh di atas dapat dikategorikan kurang sopan bagi warga lokal.
2. Wajib jaga kebersihan
Singapura punya aturan yang cukup ketat soal kebersihan. Di lingkungan rumah saja, mereka wajib melepas alas kaki sebelum masuk agar lantai tidak kotor. Saat di ruang publik, membuang sampah sembarangan menjadi hal terlarang. Pelaku yang nekat bahkan bisa didenda 1.000 dolar Singapura dan dihukum melakukan pekerjaan sukarela. Biasakan diri untuk mengantungi sampah terlebih dahulu sampai menemukan tempat pembuangan yang sesuai.
3. Dilarang merokok sembarangan
Merokok sembarangan di ruang publik bisa jadi petaka di Singapura. Kamu bisa dikenai denda yang cukup besar, yaitu 1.000 dolar Singapura. Jika kamu naik transportasi umum dan kedapatan membawa korek–yang biasanya dipakai untuk menyalakan rokok–pun akan mendatangkan denda yang lebih besar, yaitu 5.000 dolar Singapura. Sebagai alternatif, perokok aktif dapat mencari area khusus untuk merokok agar terhindar dari denda tersebut.
4. Permen karet sama ilegalnya dengan narkoba
Mengonsumsi permen karet di Indonesia mungkin tidak akan mendatangkan masalah. Akan tetapi, lain ceritanya jika hal ini dilakukan di Singapura. Tak beda jauh dengan narkoba, penjualan dan impor permen karet dianggap ilegal di negara ini karena bisa menimbulkan sampah yang lengket. Jika kamu suka mengunyah benda yang satu ini, cobalah untuk mencari alternatif lain selama berlibur di Singapura.
5. Ikut mengantre dengan tertib
Jika ingin belajar mengantre, Singapura akan jadi tempat yang cocok karena warganya sudah menanamkan kebiasaan baik ini. Sebagai wisatawan, kamu mau tak mau harus terbiasa dengan hal ini juga, terutama di area-area yang ramai seperti pujasera atau transportasi umum.
6. Mengetahui budaya warga Singapura di tempat makan
Sebagian besar wisatawan datang ke Singapura tak lain untuk menjajal berbagai kuliner khasnya. Namun, kamu perlu mengetahui beberapa hal yang sudah menjadi budaya di tempat makan negara ini.
- Selalu sedia uang tunai karena tidak semua tempat makan sudah terintegrasi dengan pembayaran elektronik.
- Memberi uang tip bukan hal yang lumrah berlaku di Singapura.
- Warga Singapura biasanya mem-booking kursi di tempat makan dengan meletakkan payung, botol minum, atau kotak tisu. Jika kamu melihat salah satunya, penting untuk memastikan apakah benda tersebut tertinggal atau menjadi tanda bahwa sudah ada yang menempati kursinya.
7. Berjalan kaki di area yang sudah disediakan
Singapura merupakan negara yang ramah dengan pejalan kaki. Namun, kamu harus tetap mematuhi aturannya, seperti berjalan di area yang sudah ditentukan. Saat naik eskalator pun, pastikan kamu berdiri di sisi kiri. Dengan demikian, semua pihak bisa merasa nyaman di ruang publik.
Di samping denda yang berlaku, etika dasar wisatawan selama di ruang publik Singapura di atas juga bisa kamu terapkan dari sekarang, lho. Melakukan kebiasaan baik tidak pernah ada ruginya. Setuju, nggak, Bela?