Pencipta istilah dan psikolog, Dan Kiley, mendefinisikan Peter Pan syndrome sebagai suatu kondisi di mana seseorang menolak untuk melakukan tanggung jawabnya sebagai sosok yang telah dewasa, mereka tidak matang secara emosional, dan bergantung kepada orang lain.
Peter Pan syndrome mengingatkan kita dengan film Disney, Peter Pan, menceritakan seorang anak laki-laki yang tidak bisa tumbuh dewasa. Dan Kiley menuangkan istilah yang ia buat tersebut dalam bukunya yang berjudul The Peter Pan Syndrome: Men Who Have Never Grown Up (1983). Ia menciptakan istilah tersebut untuk menggambarkan orang dengan pola perilaku tertentu.
World Health Organization (WHO) sendiri tidak mengategorikan Peter Pan syndrome sebagai gangguan kesehatan psikologis. Namun, kini semakin banyak orang-orang yang mengalami Peter Pan syndrome.
Mereka merindukan kesederhanaan masa kecil dan menganggap masa dewasa itu membingungkan dan sulit dihadapi. Orang dengan Peter Pan syndrome juga cenderung kesepian dan perlu dikelilingi orang yang bersedia memenuhi kebutuhan mereka.
Gangguan Kepribadian Narsistik juga terkait dengan Peter Pan syndrome melihat dari ciri-ciri seperti mengalihkan kesalahan, mementingkan diri sendiri, dan ketidakmampuan menerima kritik.
Sindrom Peter Pan lebih sering terjadi pada laki-laki. Kemungkinan karena peran gender dan harapan bahwa laki-laki harus mengambil tanggung jawab keuangan dan terkait keluarga. Namun, bukan berarti tidak bisa ditemukan pada perempuan.
Lalu, gimana cara mengenali bahwa seorang perempuan mengalami Peter Pan syndrome? Berikut tanda-tandanya.