Perceraian memang menjadi jalan terbaik bagi kalian berdua. Seperti hatiku yang ikut hancur saat kalian memutuskannya, jatuh cinta pada pria menjadi hal yang sulit untuk kurasakan. Takut untuk percaya dan berkomitmen, tentu saja aku harus lebih berhati-hati untuk menitipkan hati. Namun tenang saja, saat sudah menemukan orang yang tepat, alasan ini bisa menjadi semangatku untuk tetap percaya cinta. Bila mereka bisa, kenapa aku tidak?
“Meski terdengar aneh, perceraian mereka justru membuatku yakin dengan pernikahan. Aku ingat bagaimana mereka menjadi pasangan yang bahagia dan saling mendukung satu sama lain sebelum berpisah. Kenangan indah itu tentu nggak akan terjadi bila mereka terus bertahan dalam hubungan yang saling menyakitkan satu sama lain. Aku hanya tidak bisa membayangkan bila masa kecil saya diisi dengan pertengkaran satu sama lain yang nggak berujung,” – Tara Eishenhard, penulis buku The D.World , Divorce through a Child’s Eyes.
“Orang tuaku telah bercerai sejak aku masih berumur 2 tahun. Ayahku menikah dan bercerai kembali hingga 7 kali, ibuku akhirnya menemukan orang yang tepat untuk mendampinginya. Aku sendiri telah bercerai 2 kali. Namun aku tetap percaya pernikahan karena setelah berkali-kali bercerai, mereka akhirnya menemukan orang yang tepat dan nggak mau meninggalkannya. Keduanya mengajarkanku untuk nggak menyerah untuk mencari cinta sejati,” - Lara Lillibridge, penulis The Forthcoming Girlish: Growing Up in a Lesbian Home.
Untuk kehidupan yang akan datang, aku berharap menemukan seseorang yang tepat dan membuat hidupku terasa lebih mudah. Nyatanya percintaan bukanlah hal yang mudah dan ketakutan perceraian akan terulang ikut membayangi hari-hariku. Namun nyatanya, selama 22 tahun aku menikah, usaha yang dilakukan kami berdua justru menjadi sebuah keberhasilan di mana kami saling bergantung satu sama lain.” Kristine Laco, Blogger Mum Revised.
