Kakak-adik Kerajaan Inggris yang Berkonflik (biography.com)
Edward dan Albert adalah anak-anak dari Raja George V. Mereka dikenal dekat dan kompak sedari kecil. Setelah Raja George V wafat, Edward naik takhta pada Januari 1936. Sebagai raja, Edward VII juga menjadi Kepala Gereja Inggris. Pada saat itu, Gereja Anglikan tidak mengizinkan orang yang bercerai untuk menikah lagi jika mantan pasangan mereka masih hidup. Namun, Edward jatuh hati pada sosialita Amerika yang telah dua kali bercerai, Wallis Simpson. Menjelang penobatannya pada musim semi 1937, ia harus memilih antara cinta dan takhta.
Edward pun memilih untuk turun takhta pada bulan Desember 1936 yang akhirnya takhta itu jatuh kepada adik laki-lakinya yang berada persis di bawahnya dalam garis suksesi. Albert mau tak mau harus menjadi raja dalam waktu dan persiapan yang singkat. Ia pun dikenal sebagai Raja George VI. George VI mengangkat kakaknya menjadi Duke of Windsor.
Setelah menikah, Edward dan Wallis tinggal di Paris, Prancis. Usai melimpahkan tanggung jawab besar mempimpin rakyat Inggris, Edward masih saja sering mengganggu George VI. Edward ingin agar istrinya diberi gelar “Yang Mulia,” tapi ditolak. Edward juga mengharapkan negara memberinya tunjangan, yang akhirnya George sendiri memberikan tunjangan tersebut dengan uang pribadinya. Hubungan kedua kakak beradik itu tak lagi harmonis
George VI meninggal pada 1952 dalam usia yang masih cukup muda, yakni 56 tahun. Sang istri, Ratu Elizabeth, dan Ibu Suri, merasa tekanan sebagai raja berkontribusi pada kematian dini suaminya. Ketika George meninggal, Edward datang ke Inggris untuk mengantarkan saudaranya ke peristirahatan terakhir. Meski hubungan kakak-adik ini kurang akur, tapi Ratu Elizabeth II sebagai keponakan Edward tetap bersikap baik dengannya. Setelah kematian Edward pada tahun 1972, Ratu Elizabeth II meminta jenazah pamannya dibawa kembali ke negara asalnya dan dimakamkan di halaman Kastil Windsor.