"Kurusan ya?" "Gemukan ya?" "Kapan lulus nih?" "Kapan nikah?" dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan menyebalkan lainnya yang akan mampir ke telinga dan dilontarkan oleh saudara saat momen lebaran tiba. Apa pun pilihan kata yang digunakan, kurang-kurangi untuk mengomentari atau mempertanyaan urusan pribadi seseorang ya Bela, apalagi mengomentari fisik orang, apalagi kalau tak terlalu dekat.
Perubahan fisik mereka, apa yang mereka lakukan dengan pilihan hidupnya, bukanlah urusan kita. Lalu, bagaimana kalau dalam kasus ini kamulah yang menjadi "korban" alias jadi pihak yang menerima pertanyaan-pertanyaan macam itu? Meski hatimu merasa kesal, paling tidak kamu tetap harus menjawab barang sepatah dua patah kata, kan? Kamu bisa gunakan alternatif jawaban di bawah ini!
