instagram.com/tiffanyyoungofficial
Pada tahun 2009, Tiffany mengungkapkan fakta mengejutkan tentang keluarganya. Ternyata ibunya telah meninggal dunia saat ia berusia 12 tahun, yakni dua tahun sebelum dia pindah ke Korea Selatan untuk trainee menjadi penyanyi. Dia tinggal bersama keluarganya, termasuk kakek-neneknya, yang membuatnya besar dengan perpaduan budaya Korea dan Amerika.
Tiffany juga sangat dekat dengan bibi dan pamannya dari pihak ibunya, hingga dia menganggap mereka sebagai orang tuanya. Kehilangan ibunya membuatnya mencari tujuan untuk hidup yang akhirnya ia temukan dalam musik.
“Jika aku memikirkannya, aku merasa sangat apatis terhadap situasi tersebut, bahkan saat aku masih berusia 12 tahun. Aku ingat merasa sangat sedih untuk ayahku, karena dia baru saja kehilangan cinta sejatinya, dan bibiku baru saja kehilangan saudarinya. Seharusnya aku juga memikirkan diriku sendiri. Aku hanyalah seorang anak yang kehilangan ibunya. Akhirnya, aku menemukan kekuatan untuk berkata, ‘Baiklah, apa yang akan aku lakukan untuk melanjutkan hidup? Apa yang akan membuatku merasa lebih baik?’ Dan itu adalah musik. Musik adalah satu-satunya hal yang membuatku merasa dipahami dan membuatku merasa lebih baik. Aku menanamkan diriku dalam musik itu. Itu adalah proses untuk memahami hidup dan perasaanku, tetapi aku pikir musik menyelamatkanku dalam segala hal,” katanya dalam wawancara bersama Rolling Stone.