Oleh David A. Miller
Suatu pagi hari yang indah, Sully Si katak hijau sedang duduk dan memandangi kolam. Seperti biasa, semua binatang di sekitar sedang menikmati waktunya. Seketika dia terkejut dan berkata, “Di mana daun teratai punyaku pergi?” Dia melihat sekitarnya. Namun, dia tidak bisa menemukannya.
Betty, teman Sully menghampirinya. Dia adalah seekor kupu-kupu berwarna merah. Dia pun bertanya padanya “Ada apa Sully?”
Sully menjawab, “Aku tidak bisa menemukan daun terataiku!”
“Jangan bercanda! Kamu …” Katanya.
Namun, Sully menyela perkataannya, “Aku tidak ada waktu untuk berbicara,” sambil melihat sekelilingnya. Pertama, dia mengamati ke arah padang rumput yang ada di sebelah kanan kolam. Ada bunga daisy, tulip, begonia, dan banyak rerumputan.
“Tidak, tidak ada. Ada di mana daun terataiku?” Dia menguak.
Betty melayang di atasnya dan berkata, “Sully, kamu …” Lagi-lagi Sully berkata “Aku tidak ada waktu untuk mengobrol, Betty!” Dia mulai mengamati lagi.
Kali ini dia melihat ke hutan di sebelah kiri. Di sana, ada pohon oak yang besar dan permukaan hutan yang rindang. Tiba-tiba dari arah hutan muncul seekor beruang. Dia adalah teman Sully namanya Michael. Dia menguap dan berkata, “Ada apa, Sully?”
“Aku tidak bisa menemukan daun terataiku di mana pun, Michael!”
Michael menggaruk kepalanya kebingungan dan berkata, “Tapi itu …” Namun, Sully memotong perkataannya “Maaf, aku tidak punya waktu untuk berbicara sekarang,” katanya dan dia pergi ke arah belakang untuk mencari daun teratainya.
Hanya ada satu tempat yang tersisa untuk mencari keberadaan daun teratainya, yaitu rawa yang ada di belakangnya. Rawa itu airnya berlumpur, ada bunga liar, dan pohon yang terlihat menakutkan. Namun, dia tidak melihat daun teratainya. Sully bergumam “Tidak ada harapan. Aku tidak akan bisa menemukannya.”
Betty Si kupu-kupu dan Michael Si beruang melihatnya sedang menangis dengan mata yang terbuka lebar dan berkata, “Kamu sedang duduk di atas daun terataimu!”
Mereka semua pun tertawa. Sully sangat bahagia bisa menemukan daun teratainya.