Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
ilustrasi orang yang mengidap BPD (Freepik.com/freepik)
ilustrasi orang yang mengidap BPD (Freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Orang dengan BPD takut ditinggalkan secara berlebihan, membuat hubungan menjadi tidak sehat.

  • Kesulitan membangun hubungan yang stabil, baik dalam hubungan romantis maupun keluarga dan pertemanan.

  • Merasa hampa, marah meledak-ledak, perilaku impulsif, dan keinginan melukai diri sendiri juga merupakan ciri-ciri BPD.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Borderline Personality Disorder atau yang disingkat sebagai BPD adalah salah satu jenis gangguan kepribadian yang ditandai dengan perubahan suasana hati ekstrem, kerap menunjukkan sikap impulsif dan berbahaya, bahkan cenderung berpikir untuk mengakhiri hidup, serta kesulitan untuk membangun hubungan yang stabil. Terdapat beberapa faktor yang disebut menjadi penyebab kondisi BPD, mulai dari pengaruh genetik, trauma masa kecil, isu kemelekatan, hingga hubungan keluarga yang tidak stabil.

Melansir laman Mayo Clinic, dikatakan bahwa meskipun orang-orang dengan BPD menginginkan hubungan yang langgeng dan tahan lama, namun rasa takut mereka akan ditinggalkan yang cukup intens seringkali memantik perubahan suasana hati, kemarahan, dan sikap impulsif, yang mana secara tidak langsung membuat orang-orang di sekitar mereka pergi menjauh, tak terkecuali pasangan.

Berikut ini, Popbela akan bahas tuntas mengenai ciri-ciri dari BPD, dilansir dari laman Help Guide. Keep scrolling!

1. Mempunyai rasa takut akan ditinggalkan

ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)

Yang pertama, orang dengan BPD kerap merasa takut ditinggalkan oleh orang lain secara berlebihan. Misalnya, saat pasangan pulang kerja lebih larut dibandingkan biasanya, dapat memantik rasa takut dan panik mereka. Oleh karenanya, mereka mungkin jadi semakin melekat dan membatasi pergerakan pasangan. Namun, sikap ini bukannya membuat pasangan semakin mendekat, justru berpotensi membuat mereka semakin menjauh.

2. Hubungan yang tidak stabil

ilustrasi bertengkar dengan toxic people di kantor (pexels.com/Timur Weber)

Orang dengan BPD juga cukup kesulitan dalam membangun hubungan yang stabil. Dalam hubungan romantis, mereka mungkin jatuh cinta dengan sangat cepat, namun cepat pula untuk merasakan kekecewaan. Alhasil, hubungan mereka pun bertahan begitu singkat.

Tak hanya di dalam hubungan romantis saja, ketidakstabilan ini juga hadir di dalam hubungan keluarga maupun pertemanan. Orang-orang di sekitar mereka mungkin mengalami gejolak emosi yang intens karena perubahan suasana hati yang mereka alami.

3. Citra diri yang tidak jelas atau berubah-ubah

gambar seorang perempuan yang insecure (unsplash.com/Omar Lopez)

Orang dengan BPD terkadang bisa merasa bahagia dengan diri sendiri, namun di lain waktu, dapat merasakan kebencian dan memandang buruk diri sendiri. Mereka juga merasa tidak benar-benar paham tentang diri mereka, serta hal apa yang mereka inginkan. Oleh karenanya, situasi ini tak jarang menyebabkan orang dengan BPD untuk terus berganti tujuan hidup, pekerjaan, hingga pasangan.

4. Perilaku impulsif dan merusak diri sendiri

ilustrasi makeup sex (freepik.com/jcomp)

Perilaku impulsif dan merusak diri juga jadi ciri lainnya dari orang dengan BPD. Apabila sedang merasa marah, mereka bisa menunjukkan perilaku yang cenderung merugikan. Sikap impulsif, seperti menghabiskan uang, makan banyak, hingga mengemudi dengan ugal-ugalan pun tak jarang mereka tunjukkan.

5. Perilaku melukai diri sendiri

ilustrasi perempuan yang sedang mengalami depresi (Pexels.com/Alex Green)

Keinginan melukai diri sendiri dan mengakhiri hidup juga kerap terlintas di dalam pikiran penderita BPD. Mereka mungkin membicarakan tentang mengakhiri hidup, maupun berusaha menemukan cara untuk melakukannya. Penyebab dari perilaku ini bisa muncul akibat rasa sakit emosional yang parah, maupun cara dalam ‘mengomunikasikan’ rasa sakit.

6. Perubahan emosi yang ekstrem

ilustrasi marah (pexels.com/Liza Summer)

Perubahan suasana hati yang tidak stabil dan cepat, atau dikenal dengan ketidakstabilan afektif pun seringkali dialami oleh orang dengan BPD. Pada suatu saat, mereka mungkin merasa senang, namun secara cepat–dalam hitungan jam atau menit–mereka tiba-tiba merasa putus asa. Bahkan, hal-hal yang terkesan biasa saja oleh banyak orang, bisa membuat orang dengan BPD merasa terpuruk.

7. Perasaan hampa yang kronis

Gambar Orang Depresi (alodokter.com)

Berikutnya, pengidap BPD juga sering merasakan kehampaan atau kekosongan di dalam diri mereka. Perasaan hampa yang kronis ini juga rentan membuat mereka melakukan hal-hal destruktif untuk mengisi kekosongan tersebut, seperti mengonsumsi obat-obatan terlarang, makan secara berlebihan, hingga melakukan hubungan intim tanpa adanya pertimbangan konsekuensi. Walaupun begitu, hal tersebut tetap tidak mampu mengisi kekosongan yang mereka rasakan, serta tidak pernah terasa memuaskan.

8. Kemarahan yang meledak-ledak

Ilustrasi rumah tangga toxic (freepik.com/reportazh)

Kemarahan yang meledak-ledak merupakan ciri lain dari penderita BPD. Mereka bisa cukup kesulitan dalam mengendalikan amarah, yang terkadang mengarah kepada perilaku melempar barang, maupun berteriak. Akan terapi, rasa marah ini tak hanya ditunjukkan ke luar diri, sebab, mereka pun kerap merasakan kemarahan terhadap diri mereka sendiri.

9. Kerap merasa curiga dan disosiasi

Ilustrasi curiga dengan pasangan (freepik.com/freepik)

Penderita BPD juga sangat berjuang untuk mengatasi rasa curiga terhadap orang lain yang berlebihan. Mereka pun tak jarang mengalami kondisi disosiasi, yakni keadaan mental di mana seseorang merasa terputus dari pikiran, perasaan, maupun identitasnya, yang biasa dipicu oleh rasa stres. Situasi ini akhirnya membuat mereka merasa linglung dan bingung.

Bagaimana seseorang dengan BPD dapat membangun hubungan yang sehat dengan orang lain?

Ilustrasi sering memberikan pelukan (pexels.com/Lauren Hogue)

Meskipun orang BPD mempunyai kesulitan dalam membangun relasi dengan orang lain, karena perilaku impulsif dan perubahan suasana hati yang cenderung menyabotase hubungan, bukan berarti mereka tidak memiliki kesempatan untuk mempunyai hubungan yang sehat. Sebab, lewat peningkatan kesadaran terkait kondisi kesehatan mental, mempraktikkan teknik relaksasi dan mindfulness, seperti halnya meditasi, hingga melakukan terapi dengan bantuan tenaga profesional yang memahami penanganan orang dengan BPD, mereka dapat membangun hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang lain.

Keberadaan sistem pendukung yang baik, seperti halnya orang tua, anggota keluarga terdekat lainnya, sahabat, hingga pasangan juga menjadi faktor terpenting dalam proses pemulihan orang dengan BPD. Menunjukkan sikap empati, memvalidasi emosi, serta mengedukasi diri terkait kondisi satu ini dapat membantu. Namun, penting bagi para caregiver atau orang-orang yang memberi dukungan agar senantiasa menetapkan batasan yang sehat, guna menjaga kesehatan mental diri sendiri.

Nah, sekarang kamu sudah paham, kan bahwa BPD adalah gangguan kesehatan mental yang dapat memengaruhi citra diri dan hubungan dengan orang lain. Semoga artikel ini semakin menambah wawasanmu ya, Bela!

Editorial Team