Bagi kamu yang sedang single, pernahkah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan seperti ini?
“Sampai kapan mau single terus?”
“Jadi kapan, nih, undangannya?”
“Kamu, sih, terlalu pilih. Makanya jangan sibuk kerja terus?”
“Apa nggak kesepian jomblo terus?”
dan seterusnya.
Itu tandanya kamu sedang mengalami single shaming. Tak bisa dipungkiri, kita berada dalam masyarakat yang sepertinya beranggapan bahwa mereka yang memiliki pasangan lebih baik daripada yang masih single, bahwa pernikahan itu indah dan wajib dilakukan oleh semua orang. Namun faktanya, seseorang memilih atau menjadi single dengan alasan yang berbeda-beda, dan kita tak pantas untuk menghakimi mereka.
Mitos mengenai kehidupan bak dongeng yang “bahagia seumur hidup” setelah menemukan pasangan hidup, ditambah dengan ‘aturan’ bahwa perempuan harus sudah menikah di usia tertentu, menjadi beberapa alasan orang melakukan single shaming.
Sebelum kamu melakukan single shaming atau mungkin menjadi korban single shaming, baca, ulasan apa itu single shaming berikut ini.
