Memaafkan itu murni urusan antara diri kita sendiri. Entah orang lain meminta maaf atau nggak, memaafkan itu menjadi pilihan kita. Lebih tepatnya, memaafkan adalah cara kita berdamai dengan diri sendiri. Ada beberapa pertimbangan ketika seseorang berbuat salah pada kita. Apakah kesalahannya dapat dimaafkan atau nggak. Jangan sampai kita berlarut-larut oleh kekecewaan yang berakhir penyesalan.
Saat seseorang menyadari kesalahannya dan segera meminta maaf padamu. Nggak mudah lho menyadari kesalahan dan meminta maaf. Banyak yang mengagungkan egonya sehingga menganggap bahwa dirinya selalu benar dan minta maaf itu nggak perlu.
Jadi, kalau ada yang segera meminta maaf setelah melakukan kesalahan, terimalah permintaan maafnya. Hal tersebut baik untuk hubungan kalian ke depannya.
Alih-alih berbicara secara langsung, ia malah meminta maaf via facebook atau perantara orang lain. Hal tersebut nggak menunjukkan penyesalannya dan keseriusannya mengakui kesalahan.
Ketika ada yang meminta maaf secara langsung padamu, ia sudah mengumpulkan keberanian dan pernyataan bahwa permintaan maafnya sungguh-sungguh dan tulus. Ia merasa bahwa menjelaskan padamu lebih penting ketimbang menjelaskan pada seluruh dunia. Ia mementingkan kepercayaanmu. Jadi, maafkan ya, Bela.
Kesalahan bisa dilakukan oleh siapa saja. Fungsi dari kesalahan adalah pembelajaran. Orang yang cerdas tentu belajar dari kesalahannya di masa lalu, sedangkan orang yang bodoh selalu melakukan kesalahan yang sama. Seperti keledai yang selalu jatuh di lubang yang sama.
Jika seseorang meminta maaf padamu akan kesalahan yang baru pertama kali ia buat, ia memang benar-benar paham dan tulus menyatakan permintaan maafnya. Namun Bela, jika ia meminta maaf untuk kesalahan yang sama secara berulang, kamu perlu meragukan permintaan maafnya selama ini. Bisa jadi ia nggak akan pernah menyesal. Ia juga menganggap bahwa semua masalah akan selesai hanya dengan berkata maaf tanpa ada ketulusan dan penyesalan sama sekali.