Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Mengenal Perbedaan Logika dan Perasaan, Si Rasional vs Emosional

Saling berkaitan meski berbeda satu sama lain

Raden Putri

Perbedaan logika dan perasaan perlu diketahui untuk bisa menemukan keseimbangan di antara keduanya. Pasalnya, banyak orang yang berpikir bahwa logika dan perasaan adalah hal yang saling bertentangan. Padahal, keduanya tetap saling berkaitan satu sama lain meski memiliki sejumlah perbedaan.

Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam menghadapi sesuatu. Beberapa orang menggunakan logikanya, sedang yang lain lebih percaya pada perasaan dan intuisinya. Meski begitu, orang yang memakai logika bukan berarti tidak berperasaan, dan orang yang mengutamakan perasaan bukan berarti tidak logis.

Pada dasarnya, ada banyak perbedaan logika dan perasaan. Logika berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan realita, kenyataan, dan dapat diukur dengan akal sehat. Sedangkan perasaan, berkaitan dengan emosional seseorang, seperti marah, sedih, dan bahagia.

Selain itu, logika juga mengutamakan pengamatan dan pengetahuan yang terverifikasi berdasarkan data dan fakta untuk menilai situasi. Adapun perasaan lebih menggambarkan penilaian berdasarkan emosional subjektif tanpa memerlukan konfirmasi objektif.

Untuk mengetahui perbedaan logika dan perasaan lebih lanjut, simak rangkuman informasi di bawah ini, yuk!

1. Pengertian logika

Pexels com/Yan Krukau:v

Sebelum mengetahui perbedaan logika dan perasaan, kamu harus lebih dulu memahami pengertian dari logika dan perasaan itu sendiri. Logika adalah sarana untuk berpikir secara sistematis, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan. Logika juga bisa diartikan sebagai jalan pikiran yang masuk akal.

Logika berasal dari bahasa Yunani, yakni logos atau logike yang berarti hasil pertimbangan akal yang dinyatakan dengan kata. Logika ini mempelajari kecakapan untuk membedakan penalaran yang salah dan benar.

Menurut John Dewey, logika adalah sebuah ilmu tentang metodologi yang didalamnya terdapat lima persoalan terkait proses logika. Mulai dari sadar masalah, penjernihan pokok masalah, survey atas berbagai kemungkinan, mendeduksi konsekuensi suatu hipotesis, dan verifikasi melalui pengalaman.

2. Pengertian perasaan

Pexels.com/Anastasia Shuraeva

Sementara itu, perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negatif terhadap sesuatu yang terjadi. Penilaian perasaan selalu bersifat subjektif karena didasarkan pada pertimbangan manusiawi daripada rasional.

Dalam psikologi, perasaan sering diartikan untuk pengalaman subjektif sadar mengenai emosi. Perasaan juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu hal yang terjadi pada benak manusia karena lingkungan dan pikirannya.

Menurut antropolog, Koentjaraningrat, dalam buku Pengantar Ilmu Antropolog, perasaan merupakan penggambaran atas keadaan dalam diri seseorang dengan penuh kesadaran sehingga berpengaruh terhadap pengetahuan atas penilaian positif dan negatif.

3. Hubungan logika dan perasaan

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Hubungan antara logika dan perasaan hadir dari perbedaan yang saling melengkapi satu sama lain. Logika bisa memahami dan memberi jalan keluar terbaik ketika perasaan sedang merasakan hal-hal yang tidak masuk akal. Tetapi, tidak semua hal yang kita rasakan dapat dipikirkan jalan keluarnya oleh logika.

Perasaan cenderung mengedepankan simpati batin dan pasrah dengan keadaan. Oleh karena itu, tak sedikit perasaan yang dipikirkan secara rasional justru memperkeruh keadaan. Pasalnya, karena rasa simpati itu kita terkadang rela terluka demi kebahagiaan orang lain.

Pada akhirnya, logika dan perasaan selalu memiliki tempatnya masing-masing. Namun, untuk menemukan keseimbangan di antaranya, cobalah untuk terbuka dengan berbagai macam kemungkinan sekitar. Jangan terlalu berfokus pada logika hingga melupakan perasaan, begitu pun sebaliknya.

4. Perbedaan logika dan perasaan

Pexels.com/Juan Pablo Serrano Arenas

Perbedaan logika dan perasaan yang paling mendasar, yakni karena logika merupakan cara berpikir yang didasarkan pada pemikiran rasional dan argumentatif. Sedangkan, perasaan adalah pengalaman subjektif yang melibatkan emosi dan intuisi. Umumnya, logika dan perasaan akan saling bertolak belakang dalam proses pengambilan keputusan.

Logika cenderung mengandalkan bukti, fakta, dan data yang objektif. Hal inilah yang membuat kita dapat berpikir secara kritis, analitis, dan sistematis. Sementara itu, perasaan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat subjektif, baik internal maupun eksternal. Perasaan jugalah yang membantu kita untuk berempati, kreatif, dan spontan.

Apabila logika memperkuat argumen dan pernyataan yang valid, maka perasaan akan memperkuat motivasi dan nilai-nilai kepercayaan yang dimiliki. Logika dapat menghasilkan keputusan yang efisien, akurat, dan konsisten. Berbeda dengan perasaan yang lebih fleksibel, adaptif, dan personal.

5. Aspek yang membedakan logika dan perasaan

Pexels.com/Anastasia Shuraeva

Terdapat lima aspek yang menimbulkan perbedaan logika dan perasaan. Kelima aspek tersebut adalah sumber pemrosesan, proses pemikiran, karakteristik, pengambilan keputusan, dan universalitas vs individualitas.

  1. Sumber pemrosesan: Logika berdasarkan pemikiran rasional, analisis, dan penalaran objektif yang berdasarkan fakta. Sedangkan perasaan berasal dari respons subjektif terhadap pengalaman yang dapat dipengaruhi berbagai faktor lain.

  2. Proses pemikiran: Logika akan melibatkan proses pemikiran yang deduktif dan induktif. Sementara perasaan melibatkan tanggapan spontan terhadap situasi yang terfokus pada ekspresi emosi, preferensi pribadi, dan pengalaman subjektif.

  3. Karakteristik: Logika sangat objektif, sistematis, dan terstruktur, karena berusaha mencapai kebenaran yang dapat diuji secara ilmiah. Perasaan lebih subjektif dan terkadang sulit dijelaskan karena mencakup pengalaman pribadi dan respons emosional yang beragam.

  4. Pengambilan keputusan: Logika menekankan pada proses pertimbangan rasional yang berdasarkan fakta, bukti, atau alasan yang jelas. Perasaan dapat memainkan peran dalam mengambil keputusan, namun dipengaruhi oleh preferensi pribadi, prinsip, dan emosi yang dirasakan pada saat tertentu.

  5. Universalitas vs individualitas: Logika cenderung memiliki prinsip atau norma-norma yang berlaku secara universal. Sedangkan perasaan lebih dipengaruhi oleh pengalaman dan perspektif individual.

Nah, itu dia rangkuman informasi mengenai perbedaan logika dan perasaan. Semoga bermanfaat!

IDN Media Channels

Latest from Single