Stigma sosial bahwa seorang wanita harus menikah pada usia tertentu sudah ada sejak dahulu kala. Bahwa wanita seharusnya menikah sesegera mungkin, memiliki anak, mengurus rumah tangga dan melakukan pekerjaan rumah, tumbuh perlahan menjadi paham yang dianut masyarakat luas, baik kaum adam maupun hawa sendiri. Kewajiban artifisial untuk menikah seolah menghantui wanita yang usianya sudah beranjak dari angka 25. Mereka yang berhasil menikah sebelum usia tersebut akan dinilai ‘berhasil’, terlepas dari apa pun makna keberhasilan yang dimaksud. Sebaliknya, jika sudah melewati batas keramat tersebut, satu per satu anggota keluarga mulai memberi kode-kode pertanyaan yang toh ujung-ujungnya memiliki inti yang sama: Nikahnya kapan?
Melawan arus pemikiran masyarakat pada umumnya, berikut 5 hal yang patut jadi pertimbangan kamu untuk tidak menikah muda.
